Selasa, 07 Juni 2011

HUTAN, KEKUATAN BANGSA INDONESIA


Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, khususnya hutan, telah terbukti memberikan hasil kepada negara Indonesia. Baik berupa materiil maupun immaterial. Berapa pun besarnya nilai dari hutan tidak dapat dihitung dengan angka-angka, walau kini banyak upaya untuk penghitungan besaran dari hutan atau high conservation value forest (HCVF).
    SEBAB, hutan bagian dari alam semesta ciptaan Tuhan Yang Maha Esa perlu disyukuri dengan memanfaatkannya secara bijak dan arif agar sumber daya hutan dapat menghasilkan manfaat lebih besar di kemudian hari. Jangan sampai kita menjadi bangsa yang kufur akan nikmat dari Tuhan YME karena melimpahnya kekayaan hutan yang bagaikan emas hijau terdampar dari Sabang sampai Merauke. Sehingga, kita sebagai rakyat yang berdaulat atas Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) ini tidak dapat lagi menikmati hasil dari hutan dan tinggal cerita belaka.
    Kerusakan hutan yang meliputi ekosistem, hidrologi, ekologi, dan tatanan sosial budaya masyarakat lokal merupakan salah satu dampak dari ketidakbenaran kita dalam mengelola hutan. Jika kita mengelola secara benar adakah kerusakan akan terjadi? Tentu saja ada tetapi dapat diminimalisasi secara objektif dan transparatif sesuai sistem pengelolaannya. Maka, dampak kerusakan tersebut berakibat pada sebuah sistem tatanan negara Indonesia yaitu tidak sehatnya bangsa ini baik secara mental, spiritual, jasmani, maupun rohani. Sakit secara mental dapat diartikan sebagai dampak dari kerakusan manusia dalam mengambil sumber daya hutan berlebihan sehingga tidak puas akan hasil yang telah ia dapat. Manusia-manusia seperti ini jika dibiarkan, akan menimbulkan manusia-manusia baru lagi. Baik yang sama maupun berbeda. Manusia-manusia tersebut hidup di NKRI dan akan berinteraksi dengan manusia lain. Sudah barang tentu menjadi candu bagi manusia lainnya yang ketika mentalitas dari manusia tersebut tidak segera ditangani. Sebab, mental bangsa kita ditentukan oleh mental-mental penduduknya.
    Secara spiritual, dampak dari rusaknya hutan yaitu kedekatan dari batiniah kepada Sang Pencipta, sesama manusia, dengan alam akan berpengaruh. Kita lihat bagaimana negara-negara maju yang kondisi alamnya sudah tidak bagus lagi. Mereka sangat sedikit memiliki lahan lagi untuk tempat tumbuh pohon, seperti di Jepang, Cina, Korea. Mereka tidak sadar bahwa sebenarnya batiniah mereka terhadap Tuhan telah terputus. Bagaimana batiniah dengan Tuhan dapat terputus? Kita mengikuti sebuah pola logika yang memang hutan sebagai salah satu penyambung batiniah dengan Tuhan. Ketika kita di dalam hutan, dipinggir hutan dan di luar hutan kita rasakan hal yang berbeda. Ketika didalam hutan kita mengetahui banyak hal yang ada disekitar kita. Ketika kita di pinggir hutan kita mengetahui hutan hanya dari pinggirnya saja, apa yang kita ketuahui selain hanya pemandangan dari luar? Berbeda dengan suasana di luar hutan, kita tidak tahu sama sekali apa itu hutan dan isinya. Dari logika tersebut Tuhan memberikan kita aqlu atau akal kita untuk kembali berfikir sebenarnya apa yang terjadi dengan diri kita dan alam kita. Maka hutan merupakan salah satu pemicu kita untuk melihat kebesaran ciptaan-Nya dan kita wajib mensyukurinya.
    Hubungan batin manusia dengan alam, bagaimana manusia dapat menyatukan batinnya dengan alam ketika kita melihat hutan telah rusak. Dampaknya yaitu pembentukan karakter yang tidak sehat. Alam menjadi pertanyaan besar, sejauh mana kita menjadikan alam sebagai tempat kita untuk berinteraksi dan mengelolanya? Apakah kita tidak menyadari bahwa alam memberikan banyak manfaat secara langsung maupun tidak langsung, baik manfaat ekonomi, ekologi, sosial, budaya dan lain-lain tetapi yang kita perbuat justru merusaknya dan menghabisinya sebagai salah satu pemuas hasrat kita. Pernahkah kita berpikir untuk merawatnya, menjaganya secara sungguh-sungguh. Karena kita tahu bahwa hutan sebagai penyehat dalam batin kita maka sudah seharusnya kita berbondong-bondong untuk menyelamatkannya dari kepunahan yang saat ini terjadi.
    Mengapa hutan dapat menyehatkan Negara kita? Kita ketahui salah satu sumbangan terbesar hutan adalah oksigen (O2). Oksigen dihasilkan dari pohon dan tumbuhan yang mampu mereduksi gas polutan. Mampukah manusia mereduksinya? Karena resep yang paling manjur untuk menguras polutan-polutan adalah dengan memperbanyak pohon. Yaitu dengan mengadakan hutan, baik dalam skala kecil maupun besar di berbagai tempat seperti pedalaman maupun perkotaan. Jika negara penuh dengan polutan, akhirnya banyak peluang yang hilang, baik peluang bisnis, maju, mandiri, cerdas, maupun sukses satu per satu.
    Sebagai contoh kecil, jika negara kita memiliki hutan yang rusak dan akhirnya negara tidak sehat, apakah akan ada orang yang memikirkan untuk mandiri, maju, pesat bisnisnya, cerdas, dan sukses. Rakyat akan sibuk sendiri guna mendapatkan peluang bagi dirinya dengan cara tanpa memikirkan orang lain, orang akan pergi dari bisnis karena tidak sehat udaranya, orang akan bodoh karena terganggu dengan kondisi negara tidak sehat udaranya. Banyak gangguan yang  muncul ketika negara kita tidak sehat, maka saat ini harus mengurangi penyebab tidak sehatnya Negara dengan melestarikan hutan Indonesia.
    Maka, mari kita selamatkan hutan Indonesia yang masih tersisa ini demi keberlangsungan hidup anak cucu kita nanti agar bangsa Indonesia ke depan menjadi macan dunia yang menyejukkan kehidupan di muka bumi ini. (*)
- Koordinator Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Lampung 2010-2014
- Direktur Lembaga Garuda Sylva (Garsy) Lampung for Conservation, Environment, and Community Development 2010-2012
- Wakil Sekretaris DPD KNPI Provinsi Lampung 2010-2013
- Sekretaris Jenderal Ikatan Mahasiswa Kehutanan Indonesia (Sylva Indonesia) 2008-2010



Tulisan ini dimuat di Koran Harian Radar Lampung : http://www.radarlampung.co.id/read/opini/35124-hutan-kekuatan-bangsa-indonesia