Jumat, 16 November 2018

TRACKING DI KAMPUS LITBANG BOSBOW

Badan Litbang dan Inovasi dari Pintu Utama Jl. Gunung Batu No. 5, Pasir Jaya, Bogor Barat, Kota Bogor

Prolog
Pagi ini saya bersama teman-teman di bagian Program dan Kerjasama jalan-jalan pagi di kampus Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan atau sering disebut orang kampus Bosbow. Saya mendengar Bosbow seperti mengingatkan kembali jaman-jaman kolonial alias jaman "Baheula" alias jaman Old. Maklum, saya memang belum lama di kampus Litbang sehingga perlu banyak menggali informasi dan mengenali kampus ini baik dari orangnya hingga berbagai fasilitas yang ada didalamnya.

Kampus Bosbow ini merupakan kantor Badan Litbang dan Inovasi dibawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, yang memiliki tugas menyelenggarakan penelitian, pengembangan, dan inovasi di bidang lingkungan hidup dan kehutanan termasuk penyebarluasan hasil-hasil penelitian, pengembangan, dan inovasi kepada pengguna baik internal maupun eksternal KLHK. Saya cukup senang bekerja disini, karena situasi lingkungannya yang nyaman dan kondusif untuk bekerja dan juga para karyawan BLI sangat ramah. Selain itu, saya sangat senang bisa banyak bertukar ide gagasan bersama para peneliti-peneliti yang ada di kampus Bosbow ini.


Tracking Pagi Bikin Pikiran Segar
Banyak sekali urusan kantor yang perlu diselesaikan dalam waktu yang cepat, namun jangan sampai membuat badan kita jadi letih dan jangan sampai menjadikan fikiran kita stres. Maka di kampus Bosbow ini menurut saya sangat mendukung untuk merilekskan fikiran dan membuat segar tubuh kita, karena  kita dapat melakukan aktifitas outdoor seperti senam, jalan santai, lari-lari, bersepeda. Tentu yang paling asyik yaitu jalan santai sambil peregangan otot melewati track Arboretum yang telah disediakan oleh pengelola. Arboretum itu sendiri dalam pengertian umum yaitu koleksi botani yang tersusun hanya dari pepohonan, atau dalam istilah yang lebih modern yaitu taman botani yang berisi koleksi tanaman berkayu hidup dan dimaksukdan setidaknya sebagian untuk studi ilmiah.

Perjalanan kami dimulai dari Penangkaran Rusa Timorensis di Kantor BLI yang saat ini sudah mulai beranak pinak. Penangkaran tersebut dikelola oleh Puslitbang Hutan yang tujuannya untuk konservasi Eksitu Rusa jenis Timorensis. Selain mudah untuk dikembangbiakkan, rusa tersebut dapat menjadi sarana pendidikan bagi warga masyarakat, sehingga semakin tumbuh rasa kepedulian untuk melestarikan hewan-hewan dilindungi. Di kampus Bosbow ini juga sering ada kunjungan dari anak-anak sekolah, selain dikenalkan berbagai laboratorium, tumbuhan, juga dikenalkan dengan penangkaran rusa. Hal inilah yang dijadikan sarana untuk edukasi kepada generasi muda untuk dapat menularkan "virus" cinta alam dan lingkungan.
Papan Informasi Sebelum Memasuki Arboretum Kampus Bosbow Gunung Batu

Sambil bercengkerama, kami saling berbagi informasi berbagai jenis tanaman dan tumbuhan yang ada disekeliling kami. Maklum, kami tidak hafal semua nama-nama tanaman yang ada, sehingga masih banyak informasi yang perlu digali. Dikampus ini juga banyak ditemu jenis-jenis anggrek yang sengaja dikoleksi untuk menambah nilai estetika. Perjalanan kami lanjutkan ke arah mata air yang dikelola untuk menyalurkan air ke warga sekitar dan juga untuk produksi air mineral siap minum. Sumber mata air yang muncul dari wilayah kampus Bosbow dahulu ada beberapa titik. 

Dari perjalanan yang kami lakukan, ada kurang lebih 5 bak penampungan mata air, namun saat ini hanya ada 2 mata air dan 1 mata air yang memiliki mata air yang besar. Mata air tersebut digunakan oleh warga sekitar kampus Bosbow, dan juga digunakan untuk air mineral siap minum yang ada di kampus. Saat kami coba untuk meminum air mineral tersebut, kondisinya tidak ada air yang mengalir karena salirannya putus. 

Dari pengamatan dilapangan dapat disimpulkan bahwa keberadaan tegakan hutan dan masyarakat tetumbuhan yang ada dapat menghasilkan berbagai jasa yang tidak ternilai, seperti air, oksigen, dan sumber plasma nutfah untuk keseimbangan lingkungan. Selain itu itu fikiran yang segar pun bisa didapatkan dengan kondisi lingkungan yang nyaman, sejuk, karena adanya pepohonan.
Sumber Mata Air yang Digunakan oleh Masyarakat Sekitar Kampus, dan Juga untuk Air Mineral Siap Minum

Banyak PR yang Harus Dibantu Diselesaikan

Selasa, 10 April 2018

ANALISA PRODUK SAWIT INDONESIA DALAM PASAR EROPA

 


(Sumber Gambar: http://www.agrowindo.com/)

 A.     Latar Belakang

Indonesia telah lama membudidayakan tanaman sawit yaitu sejak era kolonial Belanda tahun 1984 ditanam di Kebun Raya Bogor dan mulai dibudidayakan di Deli Sumatera Utara tahun 1904. Hingga tahun1980-an sudah tercatat produksi sawit Indonesia mencapi 720 ribu ton karena sawit didukung oleh kebijakan pemerintah melalui berbagai program. Saat ini Indonesia menjadi dominator produksi minyak sawit dunia bersama dengan Malaysia, dimana Indonesia dan Malaysia menguasai hingga 85% market share minyak nabati dunia (Gapki, 2017).

Sawit (Elaeis gunieensis) merupakan salah satu tanaman yang dapat menghasilkan berbagai produk seperti minyak goreng, cokelat dan selai cokelat, lipstik, margarin dan selai mentega, sabun, kue kering, sampo, mie instan, biodisel dan berbagai produk turunan lainnya. Saat ini tanaman sawit menjadi produk unggulan perkebunan yang semakin banyak diminati oleh perusahaan maupun masyarakat yang menanam secara swadaya, oleh karena itu jenis usaha perkebunan yang saat ini ada sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 21/Permentan/KB.410/6/2017 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan terdiri atas: (1) Usaha budidaya perkebunan tanaman perkebunan; (2) Usaha industri pengolahan hasil perkebunan; (3) Usaha perkebunan yang terintegrasi antara budidaya dengan industri pengolahan hasil perkebunan.

Saat ini Indonesia memiliki luas perkebunan sawit seluas ± 13 juta ha baik perkebunan sawit rakyat, swasta, dan Badan Usaha Milik Negara (Kementan, 2017). Jika dibandingkan dengan luas dataran Indonesia yang luasnya ± 189 juta ha, maka luas perkebunan sawit Indonesia saat ini ± 13% dari luas daratan. Dengan luasan tersebut produksi Sawit Indonesia pada tahun 2016 mencapai 25,7 juta ton CPO dan 5,2 juta ton bungkil dan cangkang, dengan nilai ekspor setara USD 17,8 miliar (12,3% dari total ekspor Indonesia). Ekspor terbesar Indonesia yaitu ke benua Eropa bersaing dengan India dan China yang juga menjadi perngekspor terbesar ke Eropa.

 

B.     Pola Konsumsi Minyak Nabati Uni Eropa

Konsumsi minyak nabati Uni Eropa adalah rapeseed oil (RSO) dari tahun 2009 hingga tahun 2016 cenderung menurun sebesar 0,03%per tahun dari konsumsi RSO yang awalnya cenderung naik sebesar 599  ribu ton per tahun. Konsumsi minyak sawit (CPO) yaitu 27%, dan Soybean oil (SBO) sebesar 21%, dan SFO sebesar 18%.

Kebijakan impor oleh Eropa karena kebutuhan domestik yang cukup besar yaitu 2,8 persen per tahun sedangkan laju konsumsi jauh lebih besar yaitu 4,8 persen per tahun. Eropa sendiri pada tahun 2016 mengimpor CPO sebesar 7,2 juta ton, SFO 1,3 juta ton, RSO 300 ribu ton dan SBO 250 ribu ton. Maka pesan yang dapat diambil bahwa CPO memiliki kontribusi sangat tinggi dalam memenuhi konsumsi nabati Uni Eropa, dimana CPO Indonesia mampu mencapai 80% dari total impor nabati, SFO sebesar 14%, SBO sebesar 3%, dan RSO sebesar 3%. Maka peran penting Indonesia dalam memenuhinkonsumsi nabati Uni Eropa sangat tinggi.

 

C.     Isu Sensitif Perdagangan Minyak Sawit Indonesia dan Eropa

Sejak tahun 2015 hingga tahun 2017 Indonesia mendapatkan tekanan dan kendala yang cukup kuat dari Uni Eropa tentang ekspor CPO. Kendala yang paling berat yang dirasakan oleh pemerintah Indonesia adalah adanya kampanye hitam tentang minyak kelapa sawit Indonesia oleh negara – negara Eropa. Berbagai kebijakan Uni Eropa dikeluarkan untuk menahan impor ke Uni Eropa seperti dengan isu korupsi, tenurial, HAM, dll. Selain itu parlemen Uni Eropa akan menghapus penggunaan biodisel dari minyak nabati pada tahun 2030 dan dari minyak kelapa sawit termasuk Indonesia pada tahun 2021. Sehingga pada puncakanya parlemen Eropa di Starssbourg mengeluarkan resolusi minyak kelapa sawit Report on Palm Oil and Deforestation of Rainforests pada tanggal 4 April 2017.

Laporan tersebut secara khusus menyebutkan bahwa persoalan sawit di Indonesia adalah persoalan besar dan disis lain studi sawit akan dirilis pada pertengahan tahun ini. Komisi Eropa akan mengadakan konferensi terkait sawit dengan sasaran bahwa perlunya alih investasi dari sawit ke sunflower oil dan rapeseed oil, serta kritisi terhadap perbankan, yang dianggap ikut mendukung dalam permasalahan besar tersebut. Upaya tersebut diwujudkan dalam pemungutan suara rancangan proposal energi bertajuk “Report on the proposal for a Directive of the European Parliament and of the Council on the Promotion of the use of Energy from Renewable Sources” pada rabu 17 Januari 2018 di kantor parlemen Eropa Starssbourg.

Disisi lain bahwa banyak kalangan memandang bahwa sebenarnya banyak faktor yang menyebabkan parlemen Uni Eropa melakukan resolusi terhadap CPO Sawit Indonesia, antara lain (Gapki, 2018) yaitu: (1) Permintaan impor CPO Uni Eropa dari Indonesia bersifat elastis dan jangka pendek; (2)     Excess demand  dimana produksi nabati domestik Uni Eropa hanya mampu memenuhin 2/3 dari konsumsi domestik dan 1/3 adalah impor; (3) Suplai CPO yang relatif tersedia dibandingkan dengan rapeseed oil; (4) Dukungan dan kebijakan pemerintah Indonesia dalam lobby unternasional terutama dukungan pemerintah dalam isu sustainability

Dua hal yang menjadi catatan bahwa persaingan antar negara pengeksor CPO terbesar seperti India, China, Indonesia, Malaysia terjadi persaingan yang sangat ketat di Internasional. Disisi lain bahwa Uni Eropa menyadari bahwa konsumsi domestiknya sangat tinggi sehingga mereka memiliki bergaining yang kuat di pasar global terutama pasar CPO, oleh karena itu Uni Eropa menerapkan upaya proteksionisme dalam rangka melindungi perekonomian domestik dari dominasi produk-produk asing. Sehingga memerlukan kekuatan yang berbeda dari pemerintahan yang mempengaruhi pola perdagangan dan lokasi aktivitas ekonomi global.

 

D.    Usaha Indonesia

Berbagai upaya dilakukan Indonesia melalui serangkaian penelitian dan penyelarasan kebijakan terkait sawit antara lain:

1.     Indonesia telah mengadvokasi pentingnya kelapa sawit sebagai salah satu elemen utama dari kepentingan nasional Indonesia karena menyangkut kesejahteraan 17 juta warga Indonesia termasuk petani kecil yang bergantung secara langsung maupun tidak langsung dari industri kelapa sawit.

2.     Dalam ASEAN-EU Summit di Manila bulan November 2017, Presiden Joko Widodo menegaskan agar praktek diskriminasi dan kampanye hitam terhadap kelapa sawit Indonesia dihentikan, terutama di Eropa.

3.     Menteri Luar Negeri Ibu Retno LP Marsudi juga menekankan adanya keterkaitan erat antara kelapa sawit dan upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia, sesuai dengan aspirasi dalam komitmen SDGs 2030 dimana Indonesia tidak akan diam menghadapi kampanye negatif dan diskriminasi di Eropa dan Amerika Serikat terhadap kelapa sawit. Indonesia akan terus mengintensifkan langkah melawan kampanye hitam serta terus mempromosikan sustainable palm oil dan pencapaian SDGs

4.     Menteri Perdagangan Bapak Enggartiasto Lukita juga menegaskan bahwa langkah menolak produk kelapa sawit bisa mengganggu hubungan kerja sama ekonomi Indonesia–UE. Terutama di tengah guliran perundingan Indonesia-EU Comprehensive Economic Partnership Agreement (I – EU CEPA).   

5.     KBRI Brussel juga lakukan penggalangan aliansi dengan kedubes negara-negara produsen sawit di Brussel seperti Brazil, Ekuador, Guatemala, Honduras, Kolombia, dan Malaysia sebagai langkah “protes” bersama dan akan disusun sebuah joint letter kepala perwakilan negara-negara produsen sawit kepada Parlemen Eropa.

6.     Indonesia menegaskan kesiapan kerjasama membangun pengertian yang lebih baik mengenai sustainability kelapa sawit Indonesia termasuk mengenai penguatan sertifikasi ISPO. Indonesia juga menggaris bawahi pentingnya free trade dan mematuhi terhadap prinsip-prinsip WTO. Indonesia juga mendesak agar Uni Eropa menghentikan tindakan-tindakan diskriminasi yang mendiskreditkan kelapa sawit. Indonesia menegaskan bahwa dari segi produktivitas, kelapa sawit jauh lebih efektif daripada minyak nabati lainnya seperti lobak dan minyak kedelai karena menggunakan areal lahan yang lebih sedikit.

7.     Menteri LHK Siti Nurbaya menerangkan bahwa Indonesia bisa mengatasi persoalan sawit dan justeru peran penting sawit di Indonesia karena sawit merupakan hal yang sensitif dan dalam kaitan lingkungan dan kehutanan, maka industri sawit di Indonesia merupakan industri besar yang menyangkut hajat hidup petani yang meliputi areal tanam sawit seluas 11,6 juta ha. Dimana sebanyak 41% di antaranya merupakan tanaman petani atau small holders dengan tenaga kerja dari usaha hulu hingga hilir tidak kurang dari 16 juta orang petani dan tenaga kerja. Tunduhan bahwa sawit adalah korupsi, eksploitasi pekerja anak, langgar HAM adalah tuduhan keji dan tidak relevan saat ini karena Indonesia terus menerapkan praktek-praktek sustainable management dalam pengelolaan sawit dan industri-industri land based.

8.     Guru Besar Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor (IPB) Yanto Santosa mengatakan bahwa sawit bukan merupakan penyebab deforestasi di Indonesia.  Menurutnya, lahan perkebunan kelapa sawit yang ada di Indonesia tidak berasal dari kawasan hutan. hasil penelitian yang dilakukan pada 8 kebun sawit milik perusahaan sawit besar (PSB) dan 16 kebun sawit rakyat. Kebun-kebun tersebut berada di Kabupaten Kampar,  Kuantan Singingi, Pelelawan, dan Kabupaten Siak di Provinsi Riau. Penelitian tersebut diketahui bahwa lahan yang dijadikan kebun  sawit tersebut, sudah tidak berstatus sebagai kawasan hutan dan jika dilihat berdasarkan luasan seluruh areal PSB yang diamati sebesar 46.372,38 hektar, sebanyak 68,02 persen status lahan yang dialih fungsikan berasal dari hutan produksi konversi atau areal penggunaan lain (APL). Selain itu, 30,01 persen berasal dari hutan produksi terbatas, dan 1,97 persen berasal dari hutan produksi.  Adapun status lahan pada kebun sawit rakyat yang diamati 47,5 hektar, sebanyak 91,76 persen status lahannya sudah bukan kawasan hutan saat areal  tersebut dijadikan kebun kelapa sawit. Hanya 8,24 persen yang masih berstatus kawasan hutan atau areal peruntukan kehutanan (APK). Hal ini tidak lain karena adanya perbedaan cara pandang dalam mengartikan deforestasi yang selama ini terjadi.

 

E.     Catatan Penting dan Telaah

Catatan penting dan telaah terhadap produk sawit dan turunannya yang diekspor ke Uni Eropa ini dikompilasi dari berbagai data serta tulisan untuk memperjelas bagaimana upaya dan strategi yang harus dilakukan untuk menghadapi kebijakan Uni Eropa.

Terdapat dua sudut pandang yang berbeda antara Indonesia dan Eropa yaitu:

a)     Berdasarkan data statistik Kementerian Perindustrian tahun 2017, trend nilai ekspor minyak kelapa sawit Indonesia dan turunannya dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016 mengalami trend penurunan. Pada tahun 2013 nilai ekspor CPO dan turunannya sebesar USD 3,4 miliar sedangkan pada tahun 2016 menurun menjadi hanya sebesar USD 2,3 miliar.

b)     Volume dan nilai impor CPO Indonesia meningkat dalam 8 bulan terakhir di tahun 2017 menurut EU, akan tetapi gambaran ini tidak secara otomatis menggambarkan tidak adanya diskriminasi dalam perdagangan produk palm oil Indonesia di EU. Hal ini dapat terlihat dari trend penurunan ekspor CPOdan produk turunannya ke EU dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2016. Kinerja ekspor CPO Indonesia ke EU semakin berkurang.

Terkait dengan pelarangan ekspor biodisel berbahan baku sawit dari Indonesia, bahwa impor biodiesel berbasis sawit dari Indonesia oleh Uni Eropa Berdasarkan data Palm Oil Agribusiness Strategic Policy Institute (PASPI) bahwa volume ekspor biodiesel Indonesia terus meningkat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 dari sebesar 204.000 kilo liter menjadi 1,8 juta kilo liter. Akan tetapi sejak tahun 2013 Uni Eropa menetapkan kebijakan Bea Masuk Anti Dumping (BMAD) yang cukup besar berupa pajak impor sebesar 8,8% sampai dengan 23,3% (76,94 euro s/d 178,85 euro). Uni Eropa menerapkan BAMD untuk melindungi produsen domestik biodieselnya akibat pesatnya perkembangan volume impor biodiesel dari Indonesia. Dengan demikian EU menciptakan hambatan perdagangan yaitu dengan pengenaan pajak impor yang tinggi atas impor biodiesel dari Indonesia dengan tudingan adanya dumping atas impor biodiesel dari Indonesia (dan juga Argentina).

Strategi yang dilakukan pemerintah saat ini untuk memperbaiki tata kelola sawit diupayakan dengan berbagai cara, seperti:

1.   1. Memperkuat regulasi ISPO

Hal ini dilakukan dengan merevisi Peraturan Menteri Pertanian menjadi peraturan presiden mengenai ISPO yang menitikberatkan pada aspek legalitas usaha perkebunan, manajemen perkebunan, pelindungan terhadap pemanfaatan hutan alam primer dan lahan gambut, pengelolaan dan pemantauan lingkungan, tanggung jawab terhadap pekerja, tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, dan peningkatan usaha secara berkelanjutan.

2.  2. Perbaikan regulasi pelepasan kawasan hutan untuk kelapa sawit

Seperti Permenhut No 51/2016 yaitu dengan menekankan bahwa pelepasan kawasan hutan hanya dapat dilakukan pada areal Hutan Produksi Konversi (HPK) yang tidak produktif yaitu areal dengan penutupan lahannya didominasi lahan tidak berhutan antara lain semak belukar, lahan kosong dan kebun campur.

3.   3. Pelaksanaan kebijakan reforma agraria

Redistribusi tanah dan legalisasi aset untuk mengatasi konflik tenurial hutan dan perkebunan sawit. Berdasarkan Peraturan Menteri LHK No. P.84 tahun 2015 bahwa kebijakan reforma agraria untuk mengatasi konflik tenurial ini ditunjang dengan skema Perhutanan Sosial melalui beberapa jenis ijin kelola yaitu: Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Desa (HD), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Kemitraan dan Hutan Adat. Pola yang dikembangakan melalui intercroping sawit setengah daur dan tanaman hutan.

4.  4. Penguatan regulasi pemanfaatan gambut

Melalui PP No 57 tahun 2016 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Ekosistem Gambut dalam pasal 44 secara tegas mengatur pengenaan sangsi bagi para penanggungjawab usaha atau kegiatan pemanfaatan ekosistem gambut.

5. 5. Tata Kelola Sawit Berkelanjutan

Hal ini dilakukan seiring menguatnya komitmen pihak swasta dan pemerintah dalam upaya pengelolaan sawit dan hutan yang lestari tanpa membakar lahan, tidak melakukan pengusahaan di lahan gambut, tidak mendeforestasi, dan mengurangi konflik sosial.


Rabu, 07 Maret 2018

MENGASAH, MENGASIHI, DAN MENGASUH


Judul ini bukanlah suatu kebetulan untuk menjadi corat-coretanku saat ini. Judul tersebut memang menginspirasiku tatkala aku harus bertemu dengan sahabat-sahabat alumni Sylva Indonesia secara tidak sengaja di Universitas Nusa Bangsa Bogor. Hari Rabu kemarin tepatnya tanggal 6 Maret 2018 aku diberi kesempatan untuk memberikan materi tentang organisasi dan kesylvaan. Materi yang sering saya sampaikan dalam kagiatan pengkaderan Sylva Indonesia (SI). Memang hampir tiap tahun, aku menjadi pemateri di acara pengkaderan SI Universitas Nusa Bangsa namun kali ini ada yang berbeda. Aku bertemu dengan sahabat-sahabat alumni yang dahulu menggerakkan Sylva Indonesia seperti Sahabat Ahmad Nurdianto (Ketua Dewan Perwakilan SI periode 2010-2-12), Nuramdhani (Koordinator Forum Regional SI III periode 2012-2014), Arief Hilman (Sekretaris Jenderal SI periode 2012-2014). Secara tidak sengaja kami bertemu di acara tersebut, hingga saya selesai memberikan materi kami bercengkerama hingga malam hari.
Ada beberapa hal yang menjadi bahan diskusi kami dari kondisi SI hingga kondisi bangsa ini. Obrolan ringan yang banyak diselingi canda tawa membuat kami lupa bahwa kami punya kewajiban dirumah sebagai seorang ayah, maklum kami sudah berkeluarga dan kebetulan kami bertemu setelah kami pulang dari kantor masing-masing.
Kondisi SI saat ini kami sungguh membanggakan dimana semakin banyak perguruan tinggi-perguruan tinggi yang membuka jurusan atau fakultas kehutanan. Hal ini bagi kami menjadi pertanda bahwa semakin menariknya minat dan keinginan masyarakat untuk menyekolahkan anaknya kejenjang yang lebih tinggi dengan mimilih jurusan atau fakultas kehutanan baik swasta maupun negeri. Dari informasi yang saya dengar dari diskusi kemarin saat ini sudah 42 cabang SI diseluruh Indonesia, namun dari jumlah tersebut yang paling banyak berkembang yaitu di wilayah Indonesia bagian timur. Secara otomatis, hal tersebut dapat mempengaruhi jumlah regional yang ada di SI dengan pertimbangan untuk mempermudah komunikasi dan penguatan kelembagaan SI diantara wilayah region terdekat.
Sylva Indonesia yang berdiri dari 30 Januari 1959 hingga 30 Januari 2018 telah berumur 59 tahun merupakan umur yang sudah setengah abad lebih menjadi satu-satunya organisasi yang mewadahi mahasiswa kehutanan seluruh Indonesia. Hal ini patur diapresiasi sebab para fouding father sylva mendirikan SI adalah untuk mempererat korps rimbawan antar rimbawan-rimbawan lainnya. Selain itu juga menjadi wadah untuk saling berbagi ilmu pengetahuan dan mengarahkan gerakan mahasiswa kehutanan sebagai salah satu cara untuk menjadi agent of control bagi pelaksana kebijakan khususnya dibidang kehutanan.
Kondisi yang saat ini ada bahwa SI dibawah kepemipinan Sekjen SI periode 2017-2019 harus dapat menjadi penggerak untuk gerakan bagi mahasiwa kehutanan untuk terus mengawal berbagai kebijakan maupun program pemerintah tetap dalam rel yang benar. Tentu tidak mudah, disatu sisi pemerintah sebagai mitra, namun disatu SI harus tetap kritis terhadap pemerintah. Disisi lain masih banyak pekerjaan rumah SI yang hingga saat ini menjadi buah bibir dan pembicaraan bahkan perdebatan diforum-forum nasional seperti pengkaderan SI yang belum setara antara cabang yang satu dengan cabang yang lainnya, transfer knowladge dan berbagai hasil rekomendasi yang telah disepakati kepada pengurus dan anggota di cabang, program kerja yang belum terstruktur dengan baik, tidak ada pendanaan yang tetap, pola komunikasi yang masih belum terstruktur antara pengurus pusat, dewan perwakilan, mapun cabang-cabang, dan masih banyak kendala yang dihadapi ditubuh SI. Maka hal ini harus menjadi tantangan bagi setiap kepengurusan di jamannya dan harus terus berusaha untuk memecahkan masalah tersebut.
Diskusi kami berhentkan dan kami tunda untuk shalat Maghrib berjamaah di masjid UNB. Kebetulan aku menjadi imamnya, dan memimpin doa setelah shalat. Kami berharap silaturahim ini dapat terus berlanjut hingga nanti, tidak terputus karena jarak dan waktu. Setelah itu kami teruskan di ruang kerja sahabat kami Nudianto, kami berdiskusi mengenai berbagai permasalah bangsa yang akhir-akhir ini menggelitik. Sebab melihat perkembangan tehnologi yang semakin maju, maka banyak berita dan media yang banyak mendeskriditkan kelompok tertentu untuk memecah belah persatuan dan kesatuan bangsa. Kami berharap bahwa kami generasi yang masih beruntung untuk tetap menjaga kemoderatan kami, memposisikan ditengah-tengah, dan terus berusaha tidak menjurus kekanan maupun kekiri.
Kami akhiri diskusi kami dengan makanan sajian sahabat Nurdin, walaupun sedikit menggilitik karena makanan tersebut adalah makanan cepat saji dari benua tetangga. Hehehe. Tapi tidaklah mengurungkan niat kami untuk makan, sebab perut sudah terasa lapar. Berharap penerus-penerus SI tetap berusaha sekuat tenaga untuk berkomitmen dalam menjalankan tugasnya sebaik mungkin.
Salam Rimbawan....!!!!



Kamis, 22 Februari 2018

MARI BERNYANYI BERSAMAKU

Hasil gambar untuk sugih tanpo bondo digdoyo tanpo aji lirik

Dalam kondisi pikiran dan perasaan yang terguncang, terkadang alam bawah sadar kita terbawa dalam suatu kekhawatiran yang terkadang menghilangkan akal sehat. Inilah panah-panah nafsu yang terkadang merajai pikiran kita untuk menjadikan diri kita budak. Tetapi relung-relung hati yang paling dalam, Tuhan memberikan batin-batin yang disinari pancaran RahmatNya untuk kembali menyegarkan pikiran bawah sadar kita agar kembali mengenali jati diri siapakah kita yang sebenar.

Terkadang banyak ayat-ayat Tuhan yang ada di alam semesta kita sia-siakan. Ia menciptakan nada, suara, rasa, yang dibalut dengan sumber daya alam yang saling bersinergi memberikan energi positif kepada pikiran dan jiwa kita. Inilah ayat-ayatNya yang tekadang tidak harus berupa ayat tertulis sebagaimana dalam kitab Al Qur'an, namun dalam Al Quran sendiri menyebutkan bahwa Allah SWT Maha dari segala yang maha. Maka apapun yang ada disekitar kita harus kita sinergikan dengan energi dalam tubuh kita agar seimbang dan sejajar dengan energi sekitar kita.

Syair dalam bahasa jawa Sosro Kartono ini merupakan wasilah untuk mendalami makna hidup kita, bahwa tiada sesuatu yang harus kita kejar bahkan apa yang kita kejar terkadang mengejar kita sendiri. Maka nikmat Tuhan yang mana lagi yang akan kita dustakan? Mari bernyanyilah bersamaku dengan syair Sosro Kartono yang merupakan sosok sederhana namun memiliki kedudukan yang luar biasa. Ia adalah kakak dari RA. Kartini, dengan segudang petuah-petuahnya yang sangat mengena didalam nilai-nilai filosofi hidup kita. Seindah apapun itu lagu, tanpa diresapi maka akan hampa. Mari hidupkan kehampaan dengan bernyanyi, merenungi ciptaanNya yang sangat Maha itu.

SUGIH TANPO BONDO, DIGDOYO TANPO AJI
TRIMAH MAWI PASRAH, SEPI PAMRIH TEBIH AJRIH

LANGGENG TANPO SUSAH, TANPO SENENG
ANTHENG MANTHENG, SUGENG JENENG

Suatu ketika, saat menyanyikan lagu ini terkadang menjadi tenang tanpa ingin ambisi apa-apa dalam hidup kecuali hanya pendirian yang kuat menghamba kepada Sang Pencipta. Maka saya menambah syair lagu itu diselingi dengan kalimat shalawat dan kalimat tauhid agar kita semakin menuju kepada Allah SWT dan NabiNya.

SHALALLAHU RABBUNA ANTA NURIL MUBIN, AHMADAL MUSTOFA SAYYIDIL MURSALIN

LAILAHA ILALLAH, MUHAMMADUR RASULULLAH

Mari bernyanyi bersama, memasukkannya dalam hati bersamaan dengan asma Allah dan asma Kanjeng Nabi Muhammad SAW agar hati kita tumbuh mahabbah kepadaNya. Semoga Allah SWT mencintai kita, menyanyangi kita dimanapun kita berada dan dalam kondisi apapun itu. Begitu juga kita berharap, berjumpa kepada sang Nabi yang kita cintai yaitu Nabi Muhammad SAW.
Secuil lagu ini dari Mbah Sujiwo Tejo sang presiden Jancuker's. Namun saya sendiri jikalau menyanyi ini selalu mengawali dengan kalimat Tauhid dan Shalawat seperti diatas. Semoga kita berkumpul bersama orang-orang yang dicintai Allah dan Nabinya.



Senin, 19 Februari 2018

MENYERAHKAN DIRI PADA SANG PENCIPTA

Hasil gambar untuk menyerahkan diri pada sang pencipta

Manusia adalah makhluk yang penuh dengan ketidak pastian. Karena ketidak pastian itulah yang membuat manusia mencari suatu kepastian yang "ghaib" untuk dapat memastikan dirinya dapat lebih pasti. Ketidak pastian itu dapat berupa pekerjaan, pendidikan, jabatan, kesehatan, keuangan, bahkan nasib dan takdir itulah menjadikan manusia untuk kembali merenungkan makna pasti dan tidak pasti yang sifatnya "ghaib" tersebut.

Tatkala manusia diberikan kendali oleh Sang Pencipta yang kemudian disebut sebagai khalifatul fil ardl, maka manusia banyak terlena dengan sifat yang dimiliki oleh iblis yaitu sombong. Kesombongan yang ada dalam diri manusia menjadikannya lupa diri akan siapa yang menentukan masa depannya sebagai khalifah tadi. Iblis yang tidak patuh kepada Tuhan karena ia tidak ingin tunduk dan sujud kepada manusiapun dikarenakan sifat sombong karena dirinya dahulu satu-satunya makhluk yang ada disyurga. Setelah menikmati nikmatnya surga yang begitu lama dengan segala sajian dan fasilitasnya, maka ia lupa bahwa ia harus tunduk kepada manusia yang diciptakan oleh Sang Pencipta yang diciptakan dari sesuatu yang hina dan bahkan beda sifat dengan iblis dan maliatan. Akhirnya perintah dari Tuhan ia abaikan bahkan ia bersumpah untuk mengganggu manusia hingga hari kiamat. Dan sungguh menyesalnya iblis dikemudian hari, karena kelak akan menjadi penghuni neraka jahanam.

Ada beberapa sifat manusia sebagai khalifah yang terkadang tekecoh dengan kesombongan karena "jubah-jubah" kebesaran yang ia miliki seperti, sifat baik, sifat buruk. Sifat baik yang dipakai oleh manusia memang tidak lepas dari bimbingan Sang Pencipta melalui para malaikat-malaikatNya, namun bukan hanya itu saja, jubah baik yang dipakainya itu menjadi boomerang bagi dirinya untuk menjadi sombong karena banyaknya kebaikan-kebaikan yang telah ia lakukan namun sering ditampakkan agar orang lain lain tau akan kebaikan yang telah ia perbuat. Maka terjerumuslah ia menjadi pengikut Iblis karena ia lalai akan kebaikan yang ia lakukan seharusnya bukan untuk mencari imbalan lain baik status sosial, jabatan, uang ataupun dalam bentuk lain.

Sedangkan sifat buruk yang dimiliki manusia memiliki sisi yang memang harus ia masuk kedalam jurang keburukan bahkan bisa jadi ia akan masuk kedalam istana kebaikan karena ia menjadi penyesal keburukan yang kemudian membuatnya bertekad menjadi lebih baik dan lebih baik lagi dibandingkan masa lalu yang telah ia lalui. Manusia seperti inilah sebagaimana yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Alquran bahwa hamba-hambaNya yang ingin menjadi lebih baik daripada ia di juurang keburukan, maka Allah akan menerima taubatnya dan akan mengangkat derajat orang tersebut yang lebih tinggi. Bahkan derajatnya dapat lebih tinggi dari orang-orang telah baik tadi, sebab tidak menutup kemungkinan bahwa kebaikan yang yang dilakukannya itu suci dari sifat takabur dan sifat-sifat buruk lainnya

Disinilah kita sebagai makhluk diciptakan oleh Yang Maha Ada dari tidak ada menjadi ada perlu merenungkan kembali bagaimana Tuhan Yang Maha Mengasihi semua ciptaannya tatkala dapat menjadi lebih baik, maka jangan sombong dengan kebaikan yang diperbuatnya. Begitu juga tatkala berbuat keburukanpun jangan kemudian lalai dari Tuhan dan ketika petunjuk sudah diberikan harus segera disambutnya dengna senang hati.

Pasrah kalau boleh dikataran adalah kata yang sepadan dengan kata tawakal. Agar lebih bernuansa agamis dan lebih memberikan penekanan yang lebih berarti maka tawakal adalah kata yang digunakan sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Akan tetapi tawakal bukanlah hanya sekedar jargon atau kata yang mudah diucapkan, setidaknya ada beberapa syarat untuk orang yang bertawakal. Seperti, ia telah berusaha susai prosedur yang diberikan sang Pencipta dan juga berusaha membuat gebrakan agar Allah yakin dirinya telah berbuat yang terbaik dan bukan karena dilihat oleh manusia atau makhluk lain melainkan karena ia dilihat oleh Allah yang menciptakannya.

Sebagaimana Nabi Ibrahim AS yang telah 3 kali berturut-turut diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengorbankan anaknya sebagai rasa cinta kepada Tuhannya yaitu Allah SWT. Namun nabi Ibrahim belum begitu yakin karena dalam mimpinya tersebut terjadi kejanggalan yaitu perintah untuk menyembelih anaknya. Akan tetapi, karena Nabi Ibrahim AS adalah kekasih Allah maka iapun meyakini bahwa mimpinya tersebut benar dari Tuhannya. Bergegas ia melaksanakan perintahNya dan saat akan dilakukan penyembelihan ia dengan penuh keyakinan dan support dari sang putera yang akan disembelih yaitu Nabi Ismail AS rela ia menjadi korban karena diperintah oleh Allah. Akhirnya Nabi Ibrahimpun menjadi yakin.

Berkat Tawakal yang ia lakukan itulah berbuah peristiwa yang sangat sakral untuk umatnya dan umat Kanjeng Nabi Muhammad SAW agar melakukan Idul Adha (Idul Qurban) yang ditujukan untuk berkorban karena perintah Allah SWT. Hingga sekarang buah dari ketawakalan para nabi Allah seperti Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan Nabi Muhammad SAW kita dapat merasakan betapa kasih sayang Allah itu sangat dekat walaupun kasih sayang dalam bentuknya terkadang tidak nikmat, tidak wajar, bahkan tidak seperti yang kita inginkan.

Kita dapat menggunakan rumus ketidakpastian ini menjadi rumus pasti, atau jika dari yang pasti menjadi tidak pasti juga dapat digunakan untuk mengatasi berbagai problema hidup kita. Terkadang sikap Tawasuth (Moderat) atau tengah-tengah adalah sikap yang sangat menginginkan adanya harmoni antara sifat manusia yang ingin menghamba kepada Sang Kaliq. Seperti doa Abu Nawas yang sering kita dengan didalam puji-pujian surau-surau dekat rumah kita atau langgar-langgar dekat perkampungan kita yang berbunyi "Ilahilastulil firdausi ahla...." dan seterusnya yang maknanya bahwa Abu Nawas sebagai hamba yang tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan apa-apa merasa bahwa dirinya merasa tidak layak masuk kedalam syurga Allah SWT karena amal yang ia miliki pasti tidak cukup untuk tiket masuk syurga, begitu pula jika ia dimasukkan Allah SWT kedalam neraka pastilah ia tidak kuat menahan siksa api neraka. Maka Abu Nawas meminta untuk diterima taubatnya dan memohon ampunanNya setiap waktu.

Perihal pasrah, seperti pekerjaan yang sekarang kita lalui tentulah tidak ada yang dapat memastikan masa depan kita, manusia hanyalah berusaha dan berdoa agar selamat hidupnya. Sebab Tuhan YME mentakdirkan dirinya untuk bekerja sebagaimana aturan yang diberlakukan dilingkungan kerjanya. Namun disisi lain dengan segala kekurannya, manusia terkadang tidak memiliki upaya yang baik untuk mensyukurinya sebab ia selalu ingin mendapatkan yang terbaik untuk dirinya sendiri ataupun keluarga. Maka manusia harus memilihnya, memilih untuk tidak memilih kemewahan-kemewahan dunia dan menggantinya dengan berbuat lebih baik sebagai bekal di hari akhir nanti. Akan tetapi ada tipe manusia yang memanfaatkan pekerjaannya untuk menumuk harta kekayaan sebagai media untuk meningkatkan status sosial atau status lainnya. Maka pasrah adalah bukti untuk mendapatkan ridha Ilahi yang menciptakan langit dan bumi untuk kemakmuran seluruh makhluknya.

Semoga kita semua menjadi hamba yang terus dapat berbuat baik secara terus menerus, dan jadikan diri kita sebagai hamba yang benar-benar menghamba hanya kepada Sang Pencipta.

Bogor, 19 Februari 2018

Senin, 12 Februari 2018

LAPAK OMAH HAHA


Memang kami sekeluarga tidak memiliki jiwa wirausaha, sebab kami fokus dengan pendidikan. Akan tetapi terkadang dalam benak kami selalu terbesit sabda Kanjeng Nabi Muhammad SAW yang mengajak kami sebagai umatnya untuk berniaga atau bedagang, sebab dengan berniaga atau berdagang dapat membuka pintu rizki Allah untuk mencukupi kebutuhan manusia. Memang sebelum kami memutuskan untuk membuka lapak sederhana dimedia online, pernah kami berdiskusi dan saling berbagi cerita tentang perjuangan saya saat kuliah. Saya kuliah sambil berdagang manisan jambu yang saya antar dengan menggunakan sepeda. Saya menitipkan barang dagangan ke kantin-kantin kampus Universitas Lampung saat itu, dan alhamdulillah laku laris manis. Keuntungan dari penjualan bisa dibuat tambahan untuk "jajan".

Ketika saya berkeluarga yang saat itu juga masih kuliah pascasarjana IPB, saya memberanikan diri saat momentum puasa Ramadhan untuk membuka lapak dagangan di depan kelurahan Dramaga. Saya berjualan bubur jagung, cenil, tahu kupat (makanan khas solo). Alhamdulillah dagangan laku dan hasil cukup untuk menambah kebutuhan keluarga. Saat itu memang masa-masa yang sangat genting, sebab dengan kuliah Pascasarjana IPB yang biaya SPP nya cukup mahal ditambah lagi saya tidak dengan program beasiswa sungguh sangat menjadi tantangan untuk mengimbangkan kebutuhan pendidikan dan kebutuhan keluarga. 

Saat ini kami membuka lapak secara online, yaitu Omah HaHa. Kami memakai nama Omah karena kami berjualan dari rumah tanpa menggelar barang dagangan. Artinya lebih banyak reseller dan beberapa produk seperti kopi saja yang selalu ready stock di rumah. Nama HaHa kami ambil dari keuda buah hati kami yaitu Habib dan Haddad, sehingga dua kata depan kami ambil untuk mencoba membangun brand tersendiri dalam usaha berniaga kami. 

Beberapa media resmi kami seperti di akun instagram @omah.haha adalah utuk berjualan buku-buku islami dan barang-barang bertema NU, sedangkan instagram @haha.chocolate untuk berjualan coklat dan kukis. Selain itu kami juga membuka lapak online di Lazada dengan website: www.lazada.co.id/haha-shop. Kami juga mengiklankan di Facebook melalui posting produk-produk. 

Setidaknya dengan upaya kami untuk belajar berniaga merupakan pengalaman hidup yang menantang, tentunya tidak lain dan tidak bukan karena banyak pembeli kami yang mensupport usaha kami. Kami juga menerima masukan untuk memperbaiki usaha kami dimasa yang akan datang. Berikut ini adalah contoh produk Omah HaHa: 

Produk Kopi AkuNU, kopi robusta asli Lampung


Produk HaHa Coffee, kopi robusta asli Bengkulu

TAMAN DAN PRODUKSI SEL SEMANGAT DI KOTA HUJAN



Keberadaan taman menjadi sangat penting ditengah-tengah kehidupan perkotaan yang semakin padat. Berbagai tekanan hidup diperkotaan yang semakin banyak, mulai dari tekanan kebutuhan ekonomi, sandang, pangan, papan, hingga tekanan sosial yang semakin bertambah, maka keberadaan ruang terbuka hijau sangat dibutuhkan. Alam menyediakan berbagai kebutuhan manusia, namun terkadang terlupakan karena keserakahan manusia dalam mengeksploitasi alam untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Inilah yang kemudian sering menimbulkan bencana alam yang berdampak pada semakin banyaknya biaya yang dikeluarkan untuk menangani permasalahan yang ditimbulkan karena ulah dan manajemen manusia yang serakah.

Kota Bogor yang dijuluki kota hujan memiliki luas 11.850 ha yang terbagi menjadi enam kecamatan yaitu kecamatan Bogor Utara, Bogor Selatan, Bogor Barat, Bogor Timur, Bogor Tengah, dan Tanah Sareal, serta terbagi lagi menjadi 68 kelurahan. Jumlah penduduk kota Bogor yaitu 1.064.687 orang, dengna perbandingan laki-laki berjumlah 540.288 orang dan perempuan berjumlah 524.399 orang, sehingga kepadatan penduduknya dapat diperkirakan sekitar 8.985 orang/km persegi (BPS Kota Bogor 2017). Potensi kota Bogor yang tercatat di Badan Pusat Statistik kota Bogor juga beragam seperti potensi pertanian dan perkebunan skala kecil, perindustrian, perdagangan, pariwisata, serta potensi lainnya seperti transportasi dan jasa komunikasi lainnya.

Permasalahan Kota
Gambaran singkat profil diatas dijadikan wacana bahwa potensi dan ancaman serta tantangan dan kekuatan kota Bogor dapat dilihat secara sekilas dengan melihat kenyataan yang ada dilapangan terutama dalam hal lingkungan hidup dan kehidupan sosial masyarakat. Kepadatan penduduk tentu akan berpengaruh pada kebutuhan lahan sebagai salah satu identitas sebagai masyarakat perkotaan. Lahan dapat digunakan untuk membangun rumah sebagai upaya menuju kehidupan yang lebih nyaman. Lahan juga dapat digunakan sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti untuk tempat usaha dan berkreatifitas sesuai dengan keinginan masing-masing.

Disisi lain yang terkadang terlupakan yaitu semakin menurunnya kualitas lingkungan hidup yang dikarenakan berbagai faktor, seperti faktor berkurangnya lahan terbuka hijau, meningkatnya polusi udara, meningkatnya betonisasi karena semakin banyak gedung-gedung perkantoran atau pencakar langit dan perumahan, semakin banyaknya penggunaan gas freon karena pemasangan air conditioner (AC). Selain itu, menumpuknya masalah sampah-sampah dan pembuangan limbah-limbah yang kurang tertata, sehingga menimbulkan permasalahan baru dilingkungan perkotaan.
Gambar ini memperlihatkan bahwa pembangunan "trotoar" tidak mempertimbangkan kebutuhan tempat hidup tanaman penghijauan

Pembangunan pedestrian dan sarana publik sering mengindahkan pentingnya konservasi wilayah sepadan sungai yang seharunya untuk perlindungan sungai dan serapan air kedalam tanah.

Mengurangi Masalah Kota
Permasalahan kota yang sering kali berulang dari waktu-kewaktu terkadang menimbulkan terkanan psikologis bagi penduduk, sehingga berdampak pada kualitas hidup yang semakin berkurang. Beban permasalahan individu menumpuk menjadi satu dengan beban kualitas lingkungan hidup yang semakin meningkat akan menyebabkan permasalahan sosial yang semakin meningkat. Maka tidak heran jika semakin banyak penduduk yang tingkat stresnya tinggi sehingga menjadi pribadi yang kurang elok, banyak warga menghalalkan segala cara untuk mencukupi kehidupan, produksi pengetahuan-pengetahuan dan transfer pengetahuan antar generasi semakin terputus karena kualitas budaya dan pergaulan sosial yang semakin memburuk. Hal tersebut harus menjadi perhatian pemerintah dan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran kolektif akan pentingnya kebutuhan individu dan publik yang harus seiring dan selaras dengan perubahan lingkungan.

Taman sebagai contoh kecilnya, bahwa pentingnya ruang terbuka hijau dengan berbagai bentuk seperti taman kota, jalur hijau, hutan kota, dan sarana rekreasi, sarana olahraga, dan berbagai sarana publik penunjang lainnya menjadi penting untuk diadakan agar masyarakat dapat hidup dengan nyaman, tentram, dan bahagia karena masih adanya suasana alam yang mendukung kehidupan sehari-harinya.

Sarana publik di Kota Bogor jauh dari perhatian. Sebagai contoh dilingkungan sekita ibu kota Bogor seperti di Balaikota dan sekitarnya memang perlu disyukuri bahwa para pendahulu kota Bogor ini telah menanamkan tonggak sejarah yaitu diadakannyanya jalur hijau yang eksotik karena tanaman-tanaman pengisi jalur sangat unik dan sudah sangat tua. Daya tarik dan fungsinyapun sudah banyak dinikmati seperti udara segar, pemandangan yang sejuk dan indah, dan menjadi tempat pelindung ketika hujan dan panas tiba. Itupun saat ini pemerintah hanya menambahkan perawatan dengan penambahan taman-taman disela-sela pohon dan lampu-lampu dimalam hari. Terkadang juga sangat menyedihkan karena pohon yang ada dipotong akar karena untuk kepentingan saluran pipa, parit, dan lain sebagainya sehingga pohon-pohon tua tersebut akan mudah roboh. Terobosan lainnya diwilayah sekitar balai kota dan sekitarnya masih belum terlihat, apalagi diwilayah kecamatan-kecamatan lainnya yang masih terabaikan.

Lahan terbuka hijau di tingkat kecamatan dan kelurahan masih dapat dikatakan belum mencapai 30% dari total luasan masing-masing wilayah. Pengambilan angka 30% sebenarnya masih sangat kecil karena kualitas lingkungan hidup dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan karena pertambahan kebutuhan penduduk yang semakin meningkat. Seiring dengan pentambahan, lingkungan pasti akan diabaikan, sebab masih banyak yang menganggap sebagai penghalang dari proses pembangunan yang dilakukan oleh masyarakat. Maka perlunya meningkatkan kesadaran masyarakat kota Bogor tentang pentingnya menyeimbangkan antara alam yang menyediakan kualitas lingkungan yang baik dan pembangunan yang dilakukan oleh manusia.

Kesadaran dibangun dari kebutuhan masing-masing jiwa lebih efektif dibandingkan kesadaran yang dibangun dari program yang hadir karena suatu proyek. Maka pemerintah dan masyarakat harus sama-sama menjadi agent of change untuk perubahan kota Bogor yang harmoni antara alam dan pembangunan. Praktik-praktik dari kearifan lokal masayarakat dalam membangun lingkungan harus diakomodir sebagai ungkapan rasa syukur sebagai masyarakat yang bersuku sunda. Para penduhulu orang sunda tentu telah memberikan banyak sekali pengetahuan untuk mensinergikan alam dan pembangunan, hal ini harus menjadi point penting agar budaya tidak hilang karena dimakan jaman. Selain itu pengetahuan lain dari pendidikan formal mengenai teknik mensinergikan alam dan pembangunan haris diselaraskan dengan kearifan lokal, sehingga menghasilkan karya yang mempertahankan jati diri sebagai masyarakat berbudaya dan perkembangan jaman now.

Dengan demikian, akan tebangun sel-sel dalam tubuh masyarakat kota Bogor untuk hidup lebih baik yang serasi dengan alam sebab dari diri sendiri sudah terbangun semangat sadar kebutuhan untuk diri sendiri, orang lain maupun untuk alam semesta yang diwujudkan dalam perbaiki kualitas lingkungan hidup dengan mengurangi kerusakan-kerusakan yang ditimbulkan akibat ulah manusia. Semoga kota Bogor terus berbenah dan menambah ruang terbuka hijaunya, semoga tata kota dapat lebih ramah lingkungan, semoga kerusakan lingkungannya dapat dicegah, semoga dan semoga kota Bogor menjadi kota yang lebih baik. Mari kita sama-sama membangun dengan saling asah, asih, dan asih sebagaimana pepatah para penduhulu kita "DI NU KIWARI NGANCIK NU BIHARI SEJA AYEUNA SAMPEREUN JAGA". Selalu berdoa agar negara kita menjadi negara Baldatun Thayyyibatun Warrabun Ghafur. Aamiin.












Kamis, 01 Februari 2018

HATI-HATI...!!! SUHU BUMI MAKIN PANAS

Status ”lumrah
Suhu udara dalam beberapa dekade terakhir ini mengalami peningkatan, saat siang hari sangat terasa panas yang menyengat dan pada waktu malam hari suhu udara sangat dingin. Hal tersebut menjadi pandangan yang ”lumrah” bagi masyarakat karena kita sendiri adalah menjadi agen-agen pendukung kondisi tersebut. Kondisi masyarakat yang semakin kurang peduli terhadap lingkungan seperti yang bersedia menanam pepohonan persentasenya sangat sedikit dibandingkan dengan yang menanam, disisi lain polusi udara semakin meningkat, betonisasi tanah-tanah yang semakin bertambah, serta semakin menipisnya lapisan ozon, adalah fakta yang ada di depan mata. Kita sama-sama mengerti bahwa tindakan ringan seperti dengan menanam pohon, maka paling tidak dapat memberikan kenyamanan bagi lingkungan seperti tersedianya oksigen dan mengurasi panas yang menyengat saat ini.
Pemandangan yang ”lumrah” lainnya yaitu banyak kita temui sungai-sungai yang tercemar limbah dan sampah, bahkan air sumur galianpun menjadi tak sejernih dahulu lagi hingga banyak yang mengalami kekeringan. Bulan Mei – September seharusnya mulai musim kering, akan tetapi akibat dari perubahan iklim ”climate change” prediksi waktu musim hujan dan musim kering menjadi tidak berarti lagi. Semua orang terfokus pada permasalahan ekonomi masing-masing, namun lupa tentang permasalahan yang secara tidak langsung akibat dari tindakan kita yang kurang perduli terhadap kondisi lingkungan hidup.
Di dalam salah satu ayat Alquran telah dijelaskan bahwa manusia adalah penyebab kerusakan di darat maupun di laut akibat keserakahan kita dalam berfikir dan bertindak untuk mengekspoitasi sumberdaya alam yang diberikan kepada kita. Status ”lumrah” adalah keadaan dimana manusia adalah sumber dari kesalahan-kesalahan dalam berfikir dan bertindak, namun manusia juga dapat menjadi pusat untuk memperbaikinya. Akan tetapi jika status tersebut dibiarkan terus-menerus maka kemungkinan besar bangsa Indonesia akan dikepung bencana ekologi yang lebih dahsyat daripada yang kita prediksi sekarang.

Makhluk Pelupa
Tanpa disadari manusia adalah makhluk pelupa. Pelupa akan kewajiban kita dalam 3 hal yaitu: Pertama, kewajiban manusia sebagai hamba Tuhan YME untuk mengabdikan diri dengan selalu mengingat-Nya disetiap waktu. Kedua, kewajiban manusia kepada sesama manusia, yaitu untuk saling ”memanusiakan manusia” dan menjaga harmoni kehidupan antar sesama. Ketiga, kewajiban manusia dengan alam semesta baik di darat, laut, maupun di udara. Ketiga hal diatas merupakan bahan intropeksi bagi masyarakat bahwa sering kita tidak melaksanakan kewajiban, akan tetapi selalu menuntut hak-hak yang dilekatkan dan diletakkan dalam fikiran dan tindakan kita. Wajar jika kondisi alam semesta khususnya lingkungan hidup semakin terancam akibat kesalahan dalam menerjemahkan diri sebagai ”khalifah” yang mengelola sumberdaya alam.
Masalah kekeringan sekarang ini menjadi perhatian bagi banyak warga, baik didesa dan dikota. Karena air adalah sumber kehidupan maka air sangat penting bagi kehidupan, tanpa air mustahil dibumi terdapat kehidupan. Untuk mengatasi masalah kekeringan tersebut banyak hal yang dapat dilakukan masyarakat, mulai dari membeli air bersih, menunggu bantuan air bersih dari pemerintah bahkan sampai cara yang lebih ekstrim yaitu dengan membuat sumur bor. 
Jika dilihat dari segi ekonomi maka sumur bor lebih menguntungkan walapun mengeluarkan banyak biaya untuk pengeborannya tersebut. Pengeboran adalah pengambilan air bawah tanah dengan kedalam tertentu sehingga ketika musim kering tidak terjadi kekurangan air. Jika tindakan ini dilakukan oleh beribu-ribu masyarakat, maka akan membahayakan masyarakat itu sendiri kelak dikemudian hari. Bisa kita bayangkan, bumi kita yang bulat ini sekarang sudah banyak dipenuhi oleh bangunan-bangunan dan bermilyar-milyar manusia yang hidup diatasnya mengambil air dari bawah tanah secara besar-besaran. 
Perlu kita ketahui bahwa bukan hanya air saja yang diambil dari bawah tanah, melainkan sumber daya alam lainnya yang secara terus diambil dan dikeruk disetiap detiknya, baik sumberdaya alam yang berupa air, minyak bumi, galian-galian bumi sampai pada tataran penggundulan hutan secara besar-besaran. Apakah suatu saat daratan ini tetap pada posisi ketinggiannya atau justru akan turun ketinggiannya dari permukaan tanah. Tentu hal tersebut perlu dipertanyakan. Sebagai informasi, Jakarta saat ini telah mengalami penurunan ketinggian tanah daratan tiap tahunnya, apakah ada masalah serupa di tempat atau daerah lain.
Jika hutan sudah banyak yang hilang karena aktivitas penebangan, pertambangan dalam sekala besar, maka kita harus bersiap-siap untuk menghadapi bencana alam seperti saat ini banyak terjadi kekeringan dimusim kering dan kebanjiran saat musim hujan. Perlu diketahui, lantai hutan yang terbuka akan meningkatkan intensitas cahaya matahari yang mengenai permukaan tanah sehingga menyebabkan kelembapan berkurang. Dengan berkurangnya kelembapan tanah, maka simpanan air didalam tanah juga akan berkurang. Jika banyak hutan yang dibabat maka laju terbukanya permukaan tanah akan meningkat sehingga kadar air dalam tanah juga akan berkurang akhirnya akan terjadi kekeringan. Jika pada waktu musim hujan banyak terjadi bencana banjir dimana-mana. Banjir terjadi karena banyak hal, antara lain hutan yang mulai habis karena dibabat sehingga resapan air kedalam tanah berkurang, sehingga air akan mengalir dengan deras dilantai hutan atau bisa disebut dengan run off. Selain itu banjir juga bisa diakibatkan karena rusaknya sungai, rusaknya sungai karena pendangkalan, saluran air yang mampat karena sampah,kemudian  lebar dan dalamnya sungai tidak sesuai dengan debit air yang ada.

Pemanasan Global (Global Warming)
Istilah pemanasan global mungkin saat ini sudah tidak asing lagi di telinga kita. Karena kita bisa merasakan setiap harinya bahkan kita juga melakukan tindakan yang dapat memicu pemanasan global. Global warm atau pemanasan global adalah naiknya suhu udara bumi karena meningkatnya efek Gas Rumah Kaca (GRK). Gas Rumah Kaca (GRK) bukanlah karena kita banyak yang menggunakan rumah dari kaca, tetapi GRK adalah bahan atau zat yang berupa gas yang dapat merusak lapisan ozon seperti CFC, CO2, gas metan, N2O dan lain-lain. CFC di banyak dikeluarkan oleh tehnologi seperti penggunaan AC (Air Conditioner) dalam skala besar seperti kulkas, AC rumah, mobil dan lain-lain. Sumbangan untuk CFC terbesar dihasilkan di negara maju dan Eropa Timur yaitu lebih dari 80 % konsumsi sedunia dan di udara dalam pemanasan global CFC menumbangkan gas berkisar 30 %. Carbon dioksida (CO2) dihasilkan oleh tehnologi seperti pabrik-pabrik industri, asap kendaraan bermotor atau transpor.  Sumbangan CO2 di udara sebesar 50 %. Metan dan N2O biasa pada industri serat sintetik, industri ini terbanyak di negara-negara maju dan masing-masing gas pencemar tersebut masing-masing menyumbangkan kadar pencemaran di atmosfer kurang dari 10 %. Walaupun sebenarnya saat ini kita belum bisa terlepas dari kemajuan jaman dan tehnologi, karena dari tahun-ketahun manusia memberikan sumbangan yang besar terhadap perkembangan dan kemajuan suatu negara. Tetapi seharusnya kita sudah ada upaya untuk mengubah jaman dan tehnologi tanpa mengesampingkan dampak yang akan terjadi dilingkungan kita.

Dampak Pemanasan Global (Global Warm Effect)
Dengan adanya penambahan gas pencemar di udara dari waktu ke waktu maka sudah barang tentu akan terjadi dampak terhadap makhluk hidup dan kondisi bumi. Dampak tersebut dapat dirasakan secara langsung maupun tidak langsung. Dampak secara langsung dapat dirasakan dalam waktu yang cepat, sedangkan dampak tidak langsung dapat dirasakan dalam waktu yang lama yaitu jangka waktu bertahun-tahun bahkan berabad-abad kemudian. Dampak dibumi terjadi di daratan, di lautan maupun di udara. Dampak yang terjadi terhadap makhluk hidup antara lain dengan menyesuaikan diri terhadap lingkungannya atau mati karena tidak bisa beradaptasi dengan perubahan lingkungan yang terjadi.
Sekarang ini kita bisa merasakan melalui tanda-tanda yang pemanasan  globlal. Pada skala geologik perubahan meningkatnya suhu udara sangat drastis yaitu bertambahnya kondisi panas yang cukup tinggi. Saat ini kita bisa merasakan bagaimana suhu udara di siang hari terasa menyengat walaupun kita sudah berada di dalam rumah atau di suatu gedung. Radiasi panas matahari juga terasa sampai pada lingkungan kita yang kemudian berdampak pada banyak tumbuh-tumbuhan yang mati karena saking panasnya suhu udara. Selain itu kadar O2 diudarajuga akan berkurang drastis, sehingga banyak makhluk hidp yang sukar untuk bernafas bahkan seandainya masih dapat bernafas maka yang dihirup adalah udara tercemar.
Bisa ditambahkan bahwa dampak lain yaitu akan banyak makhluk hidup yang bermigrasi atau berpindah ketempat lain yang dirasa cocok. Tetapi migrasi juga mengalami banyak halangan, seperti Indonesia terdiri dari beberapa pulau yang dipisahkan oleh lautan, maka lautan juga merupakan penghalang untuk bermigrasi. Bagi makhluk hidup yang bisa dan berhasil bermigrasipun juga mengalami masalah karena mereka keluar dari daerah tempat biasa hidup kemudian beradaptasi dengan lingkungan baru, isa terjadi kalau bisa beradaptasi berarti bisa hidup dan bila tidal beradaptasi maka akan mati.
Dampak pemanasan global yang lain yaitu naiknya permukaan laut. Dengan naiknya permukaan air laut juga akan menyebabkan kepunahan jenis makhlk hidup di daerah pantai dan sekitarnya. Dan bisa diperkirakan daratan akan bisa ditenggelamkan oleh lautan sehingga luas daratan akan berkurang. Untuk saat ini kita hidup dinegara Indonesia yang terletak didaerah tropik, maka seyogyanya harus berupaya keras untuk mengurangi kerusakan hutan dan pembangunan yang tidak menunjang kelestarian lingkungan. Karena kita selama ini dituding oleh negara-negara Eropa dan Asia tentang kerusakan lingkungan dan kerusakan hutan yang luarbiasa cepatnya. Padahal mereka juga memberikan sumbangan gas CO2 bahkan gas CFC yang begitu besar. Maka kita hanya terkena dampaknya dan mereka juga tidak mengurangi sumbangan gas yang telah dihasilkan tiap harinya.
Maka saat ini yang sudah kita rasakan begitu dasyatnya suhu udara yang begitu panas, maka kita harus memperbaiki lingkungan kita dan hutan kita serta mengurangi tehnologi merusak lingkungan. Kita tidak perlu menunggu sampai rusaknya lingkungan kita, bisa saja nanti akan menjadi gersang bak gurun pasir. Perlunya kesadaran akan lingkungan harus ditunjang dengan kemauan dari diri sendiri untuk menciptakan suasana lingkungan yang sehat dan lestari. Salah satunya yaitu dengan menanam pohon “lebih baik kita merawat, menjaga pohon yang sudah ada dan menanam pohon kembali daripada kita menebangnya”. 

Senin, 22 Januari 2018

Pemandangan Alam

Jauh aku melangkah di bumi Borneo
Elok nan indah tatkala melihat hutan-hutan berdiri degan gagahnya
Suara burung bernyanyi dan gemercik air yang menggoda
Menambah syahdu kakiku untuk melangkahkan di bumi Borneo

Oh...Borneo
Cerita itu bukanlah isapan jempol belaka
Memang engkau cantik dan molek seperti sang permaisuri raja-raja
Diperebutkan oleh siapa saja yang ingin menjamah Borneo

Tatkala senja tiba, kakiku bergetar
Melihat bumi Borneo yang berserakan
Seakan-akan menangis di era jaman yang semakin edan
Dulangan emas merajalela, tak penudi akibar yang ditimbulkan

Wahai Borneo,
Aku mengerti jeritan hatimu
Akupun bersedih melihatmu
Aku berharap engkau kuat dan tabah di tengah kerakusan manusia serakah di bumi Borneo

Cukup wahai orang-orang yang rakus
Keberingasanmu mematikan hati nuranimu
Engkau obrak-abrik tanah airmu
Dan engkau tertawa di tengah-tengah rakyat yang terhunus


Palangkaraya, 22 Januari 2018
Pukul 04.11 WIT

Senin, 15 Januari 2018

Palangkaraya Kota Nyaman

Hadirku disini menjadi saksi bisu waktu
Tatkala negeriku yang luas dan kaya ini kujelajahi
Terus bertambah usianya dan terus semakin maju
Aku bukanlah siapa-siapa, hanya menjadi petualang yang mencoba mengejar waktu

Palangkaraya kota yang elok nan damai
Ditengah-tengah beragamnya warna warni ciptaan Ilahi
Generasi demi generasi mencoba merawat dengan penuh cinta
Sebab pendahulu telah menanamkan benih-benih perdamaian dan kasih sayang antar sesama

Palangkaraya kota kenangan
Bertahan dan lambat laun menjadi kota yang kucintai
Sebab bukan karena duniawi, tetapi karena rasa cintaku pada masyarakatnya yang begitu luhurnya
Sahabat-sahabatku disana menyambut dengan riang gembira, bersama dengan kenagan-kenangan yang tak terlupakan

Oh.... Palangkaraya
Kota yang damai
Serasa aku ingin menggapai
Namun cukup kutinggalkan cinta kepada Palangkaraya



Palangkaraya, 15 Januari 2018
Pukul 09.15