Barangkali kita lupa, bahwa NU di Ciparigi sebenarnya ada. Terbukti saat masyarakat mengatakan cinta Nabi Muhammad SAW, mereka merayakan maulid dengan caranya masing-masing. Namun dalam sebuah ikatan sosial masyarakat, maulid dibungkus dengan berbagai media-media dakwah, seperti pembacaan sejarah/riwayat Nabi yang sering kita baca yaitu maulid Al Barjanji. Ada pula yang hanya bersedekah kepada fakir miskin dan tetangga/kerabat, ada juga yang melalui tradisi-tradisi budaya setempat yang semuanya ingin diakui sebagai umat kanjeng Nabi Muhammad.
NU telah menjadi jiwa masyarakat muslim di Ciparigi. Terkadang saat sudah menjiwai, mereka lupa bahwa baju yang dipakai membungkus raganya adalah juga jahitan para ajengan/kiai yang selama ini membimbing agar dalam koridor sunnah nabi. Hal tersebut wajar, sebab pengaruh syiar Islam oleh para ajengan tidak perlu seperti "pemuka agama baru yang mengklaim dirinya sebagai ustadz sunnah" karena ajengan telah mengamalkan ajaran Nabi melalui fikih-fikih kontemporer yang terus dinamis untuk menjawab masalah-masalah keseharian di masyarakat. Maka tidak perlu banyak dalil untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang bagaimana sunnah Nabi harus dijalankan di kehidupan sehari-harinya.
Lalu, saat ini baru terasa. Gempuran ajaran kembali ke Qur'an dan Sunnah oleh kelompok wahabi, salafi, dllnya itu menelanjangi ajaran masyarakat yang mayoritas sebagai jamaah NU. Walaupun tidak banyak yang terbawa namun, gerakan itu cukup masif hingga banyak terjadi gesekan arus bawah. Maka sudah saatnya NU kembali hadir di Ciparigi melalui kader militannya baik golongan ajengan/kiai, ustad/ustadzah, pedagang, profesional, dll nya itu menerangkan satu-persatu dalil-dalil Qur'an dan Sunnah yang melatar belakangi cara pengamalan Islam oleh masyarakat setempat itu. Bagaimana Caranya?
Membangun jiwa dan dakwah Islam Ahlussunnah waljamaah annahdliyyah melalui 2 tempat yaitu masjid dan komunitas masyarakat tingkat RT/RW. NU Ciparigi sudah melihat sendiri, bagaimana masjid sebagai pusat dakwah. Segera disuntik dan dirangkul untuk menerangkan visi dan misi besar NU sebagai penjaga agama, budaya, sekaligus menjaga kestabilan bangsa. Struktur organisasi NU Ciparigi tetap ada, masjid sebagai basis dakwah baik untuk pengurus NU Anak Ranting, dan men tasbih kan diri di dalamnya jamaah-jamaah untuk masuk dalam anggota NU dan aktif menggerakkan lembaga/banom-banom NU. Dengan demikian, NU akan berlari dengan kecapatan tinggi, dakwah Ahlussunnah akan terus bergerak mengajak takmir-takmir masjid menjadi NU sebagai jati dirinya. Jika ekstrimnya lagi, perlu plangisasi masjid dengan plang masjid NU agar paham keislamannya tidak ada yang tersusupi.
Kemudian komunitas masyarakat, hal ini terkait dengan keaktifan pengurus./anggota NU di masyarakat baik pengurus RT/RW, karang taruna, koperasi dll. Ini akan menjadi pertanda baik, bahwa dengan adanya NU akan tumbuh rasa malu jika akan melakukan kecurangan, ketidak jujuran, tidak memiliki inovasi di masyarakat, sehingga kader-kader NU terkenal dengan akhlak yang mulia, sebagaimana yang Rasulullah SAW contohkan.
Hari ini 21 September 2025 peristiwa bersejarah di kediaman H. Zaini (Mantan Ketua PCNU Kota Bogor), Villa Bogor Indah 2 Blok HH Ciparigi Bogor Utara. Secara terang-terangan MWCNU Bogor Utara dan PRNU Ciparigi mengundang jamaah, masyarakat, pengurus masjid perumahan skala besar sehingga dapat dikatakan "ruang kosong/hampa" itu menjadi terisi secara nyata dengan gamblang bahwa NU secara organisasi ada di tengah-tengah mereka. Sejumlah fasilitas disiapkan tuan rumah, untuk memanjakan hadirin peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang tertera dengan jelas NU Bogor Utara.
Bukan soal materialismenya yang kita nilai, tetapi soal nilai-nilai dakwah Nusantara malam ini terasa sekali, bahasa modernnya "Aura Framing"nya terasa NUsantara sekali, tanpa embel-embel cerita-cerita kehebatan nenek moyang kelompok yang mengaku-ngaku turunan nabi itu. Karena kejanggalan disetiap maulid atau kajian mereka selalu ada cerita hebatnya nenek moyangnya sehingga kita diwajibkan menghormati dia, melayaninya, hingga taklid buta-jika tidak diancam tidak dapat syafaat Nabi Muhammad.
Kembali lagi soal kenusantaraan dakwah malam ini tadi, bahwa tugas pokok ajengan/kiai menyampaikan sirah nabawiyah, sejarah nabi yang mulia, dalam porsi yang simpel. Masyarakat mengenal dirinya, mengenal gurunya, mengenal nabinya, dan mengenal Tuhannya.
Pada bagian mengenal gurunya, ajengan tidak melebih-lebihkan tentang siapa dirinya, nasabnya, sumber ilmunya namun terlihat dari kapasitas dan akhlaknya yang luar biasa. Semoga dakwah NU di Ciparigi lebih progresif serta mampu menerobos sekat-sekat moderenisasi dan kemajuan kota Bogor yang makin menggila ini, terutama untuk menyambut Indonesia emas tahun 2045.
Tabik...
Cilebut, 21 September 2025; 23.03 WIB
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar