Selasa, 22 April 2025

HARI BUMI SEDUNIA MOMENTUM KONSOLIDASI PELESTARIAN ALAM

Sudah banyak peringatan hari-hari yang berkaitan dengan upaya untuk melestarikan bumi, menjaga alam, hutan, dan lingkungan. Jika diikuti dari awal tahun mulai dari Januari sampai dengan Desember tidak akan berhenti rangkaian hari-hari penting untuk melestarikan alam.

Bumi yang kita tempati ini hanya ada ada satu, tidak ada planet lain yang menyamainya. Oleh sebab itu, kesadaran kita akan keberadaan dan jasa-jasanya haruslah kita balas dengan cara-cara yang baik. 

Coba kita renungkan, bumi yang sudah berumur tua ini sudah berapa banyak menjadi tampungan untuk kotoran-kotoran tubuh kita dari mulai lahir hingga sekarang, dari bangun tidur sampai akan tidur. Ia ibarat saksi bisu yang melihat tingkah laku kita setiap detik dan hembusan nafas. Dia tidak protes atas perlakuan kita padanya, hanya saja kita berfikir apabila terjadi sesuai pada bumi seperti gempa, gunung muletus, badai angin, petir menyambar, banjir, longsor, dan bencana lainnya itu barulah kita memiliki hati dan pikiran yang sadar bahwa manusia terlanjur bersalah. 

Rasa bersalah itu menghinggapi benak disaat terjadi bencana, sebab karena ia melakukan kesalahan mulai dari mencemari lingkungan, membuang sampah dan limbah sembarangan, menggunduli hutan, mengeruk perut bumi yang berlebihan, membangun proyek yang tidak sesuai dengan kajian lingkungan, dan tindakan serakah lainnya.

Memang bukan salah dari satu atau dua orang saja, atau salah rejim si A, si B, dan Si C. Ini adalah hasil tindakan kolektif/berjamaah manusia dari belahan bumi lainnya dengan pemikiran yang berbeda dan tindakan berbeda itu. Sehingga perlu ada konsesus bagaimana bumi sebagai satu kesatuan ekosistem harus dijaga dan dilestarikan bersama agar tetap layak huni bagi makhluk hidup diatasnya.

Pelestarian Alam: Upaya yang Tidak Berimbang dengan Kenyataan

Pelestarian alam yang dilakukan oleh seluruh negara bagaiman dua sisi mata uang yang saling berkaitan. Satu sisi laju kebutuhan manusia yang terus meningkat baik kebutuhan primer, sekunder, maupun tersier. Bahkan kebutuhan tersebut bergeser dari sekunder menjadi premier, dari tersier menjadi sekunder walaupun tergantung juga dengan kemampuan masing-masing. Akan tetapi ini menjadi penting, sebab alam yang menjadi produsen semakin terbatas. Contoh kebutuhan papan. Dahulu orang mudah untuk mendapatkan lahan untuk membangun rumah, bahan-bahannya pun mudah dicari dan mudah. Dengan perkembangan penduduk, lahan makin terbatas, kebutuhan papan meningkat, bahan-bahan yang digunakan untuk membangun juga bergeser dengan menggunakan bahan yang cepat pakai. 

Misalnya kebutuhan pangan. Masyarakat dengan pola konsumsi rata-rata banyak menggunakan beras sebagai pangan pokok harus dimanajemen dengan baik, sebab lahan pertanian semakin terbatas produksi yang dihasilkan belum sebanding dengan permintaan/kebutuhan yang ada. Maka tidak heran jika ada kata "impor" untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Disisi lain beras bukan hanya untuk makan pokok saja, namun digunakan untuk bahan pembuatan makanan lain seperti kue, dll.

Contoh kecil diatas menjadi perenungan, bagaimana manusia harus beradaptasi dengan situasi yang ada. Rantai produksi yang bersumber dari alam saat ini masih menjadi objek untuk memenuhinya, seperti pemanfaatan tambang batubara, emas, nikel, bauksit, semen, pasir, dll., Pemanfaatan kayu dari hutan, pemanfaatan lahan-lahan untuk produk perkebunan, pertanian, perikanan, peternakan yang semakin menjadi incaran banyak pengusaha.

Kesemuanya harus mempertimbangkan daya dukung dan daya tampungnya. Sebagaimana kita lihat sekarang, pembukaan lahan besar-besaran dari hutan atau lahan tidur/semak belukar/kebun campuran dijadikan kebun sawit, tambang. Dampaknya nyata didepan mata berbagai bencana bajir, longsor, sedimentasi, serta penyakit tidak wajar banyak menjangkit. Bukan berarti tidak boleh melakukan aktivitas tersebut, namun perlu dilakukan secara hati-hati dan terstandar untuk melakukannya.

Kemudian masuk dalam ranah sosial dan ekonomi masyarakat. Dampak sosial dari aktivitas yang tidak terukur dan termanajemen dengan baik seperti muncul penyakit masyarakat (prositusi, perdagangan manusia, eksploitasi anak, premanisme, dll), muncul juga kasus-kasus korupsi yang merugikan negara hingga trilyunan rupiah yang secara tersistem dari pusat sampai daerah dan swasta, muncul ketimpangan sosial, dan muncul polemik dan sengketa lain yang sudah tidak asing lagi kita ketahui lagi dimana-mana sebagaimana kita lihat di media masa dan sosial media saat ini.

Lalu gerakan konservatif yang terus akan beriringan dengan kegiatan eksploitasi sumber daya alam bermunculan. Seolah-olah itu malaikat penolong yang jitu dan mujarab. Tidak peduli asal-usulnya, track recordnya, sumber dan motifnya. Namun bolehlah kita ambil baiknya saja, walaupun tidak seluruhnya cocok dengan gagasan dan ide-idenya. Tapi memang masih ada juga gerakan pelestarian alam yang benar-benar murni. Itu yang seharusnya kita dukung, sebagai agent of control untuk para pembuat kebijakan dan pelaksana dilapangan yang sering kali kebablasan dengan ijin dan usaha yang diberikan kepadanya.

Seimbang kah antara tindakan pelestarian dan pemanfaatan sumber daya alam saat ini? para pakar-pakar dibidang sumber daya alam juga pasti akan melihat dari kacamata kebutuhan negara untuk memenuhi hajat hidup orang banyak dengan daya dukung pemulihan alam yang ada saat ini. Sudah banyak referensi mengatakan, bahwa kemampuan alam untuk pulih itu sulit. Kecuali ada era baru, dimana manusia dan kehidupannya lenyap kemudian dalam ratusan tahun alam baru akan pulih. Ini mustahil kecuali ada momentum kiamat kecil maupun besar. Kiamat kecil misal ada bencana saja, aktivitas manusia dalam wilayah tertentu saja masih belum mampu mendorong pemulihan tersebut. 

Anggap saja, saat ini upaya pemulihan itu hanya 10 persen dari kondisi saat ini. Artinya lambatnya pemulihan akan membuat/mendorong ide inovasi dalam memenuhi keseimbangan tingkat mikro. Contoh menahan laju sampah, manusia melakukan pemilahan dan mengembalikan sampah organik kedalam tanah baik skala rumah tangga maupun skala wilayah yang lebih besar. Contoh lagi menahan laju polusi kendaraan bermotor, manusia menggunakan kendaraan listrik/sepeda untuk aktivitas, dan contoh lain yang dikatan "ramah lingkungan" alias ecofriendly.


Bagaimana Menkonsolidasikan Pelestarian Alam?

Konsolidasi hemat saya harus mengenai jantung konsolidator dan target yaitu kebijakan dan teknis lapangan. Pertama, kebijakan. Momentum penting dalam konsolidasi yaitu jika telah terjadi kerusakan alam yang berkategori berat, atau kategori sedang namun terjadi di berbagai wilayah. Sebab jika sudah terjadi kerusakan, pengambil kebijakan akan cepat mengambil keputusan. 

Keputusan itu memang dihasilkan dari sikap politik. Kita lihat saat ini bahwa sikap politik pengambil kebijakan yang pro terhadap lingkungan dan pelestarian sumber daya alam seolah-olah sudah banyak, namun sejatinya belum banyak dihasilkan. Kebijakan yang telah diputuskan menjadi landasan dalam melakukan aksi-aksi dilapangan yang dapat menjadi efek kejut bagi masyarakat dan entitas usaha agar serisu dalam menjaga alam. Hal ini mengingatkan saya pada tulisan lama tahun 2012 yang dimuat di koran Radar Lampung http://www.radarlampung.co.id/read/opini/52077-mempertahankan-lingkungan-hidup-dengan-green-constitution.

Kedua, teknis lapangan. Banyak pelaku perusakan, pencemaran baik skala individu maupun usaha merasa aman-aman saja. Beberapa aksi nyata berupa teguran dan juga hukuman sudah dilakukan. Jika dilakukan aksi nyata/tindakan nyata berupa hukuman jera, bisa jadi dari sekian juta masyarakat dan entitas usaha pasti akan terkena sanksi. Sebab kesadaran untuk mencegah agar limbah dan dampak usaha yang ditimbulkan oleh aktivitasnya masih belum sesuai dengan yang diinginkan. 

Contoh, masyarakat bantaran sungai atau masyarakat lainnya yang belum sadar tentang bahaya sampah membuang sampah ke sungai, mereka dengan mudahnya tangannya melakukannya tanpa ada rasa bersalah. Disisi lain, ada masyarakat di perumahan/sekelompok masyarakat disuatu wilayah yang membayar iuran untuk pengangkutan sampahnya dengan semangat agar sampah terkelola dengan baik dan lingkungan bersih. Hal ini menimbulkan kecemburuan. Tidak herak banyak pemimpin/pejabat gagal dalam mendidik dan memberi contoh warganya hanya karena masalah ketidak adilan terkait hal ini.

Pemandangan timpang ini selama ini masih terjadi. Bahkan kejadian bencana yang melanda tidak menjadi muhasabah/koreksi diri tentang apa tindak yang telah dilakukannya. Tidak habis pikir, seandainya masyarakat tersebut ditempatkan di luar negeri seperti Singapura, Jepang, dan negara maju lainnya lalu membuang sampahnya disembarang tempat. Tidak terbayang apa dan bagiaimana hukuman yang akan diberikan. Atau bahkan malah malu sendiri dan berhenti membuang sampah sembarangan.

Pertanyaannya, kenapa mereka lebih menghargai/sadar di tempat/di negeri orang lain dibanding di negeri sendiri kita ini? Ini Indonesia yang harus kita jaga. Walaupun memang belum dapat seindah penataan kotanya/wilayahnya seperti di luar negeri itu. 

Cobalah kita hargai lingkungan kita dengan budaya-budaya yang telah diwariskan oleh leluhur dan nenek moyang kita. Budaya malu jika sampah dan kotoran yang kita punya dibuang sembarangan. Lebih baik dimusyawarahkan untuk menemukan jalan terbaik, ditaati aturannya, dijalankan dengan ikhlas maka akan terjadi aksi kolektif dalam aksi nyata di lapangan untuk melestarikan lingkungan.

Begitu juga dengan sumber daya alam. Jujur dalam pengelolaan, pelaporan aset dan pajak yang menjadi bebannya, mengolah sumberdaya alam sesuai dengan rencana kerjanya, tidak korupsi dalam pelaksanaannya, memperbaiki dampak yang ditimbulkannya. Maka kesadaran ini akan tumbuh secara bersama-sama untuk memperbaiki sumber daya alam yang ada.

Aksi lapangan karena kebijakan yang tepat, akan menghasilkan pola ekosistem yang berimbang untuk dapat terus menjaga kelestarian sumber daya alam. Selamat hari bumi sedunia 22 April 2025, mari merawat bumi dengan cinta.



Bogor, 22 April 2025/22 Syawal 1446 H

  



Senin, 21 April 2025

Kartini 2025

Kata-kata indah ini keluar dari sosok perempuan hebat. Kartini menjadi simbol pergerakan, perjuangan, inspirasi bagi para kaum wanita Indonesia dalam memerdekakan, mencerdaskan kaum perempuan untuk tetap menjadi fitrahnya yaitu manusia yang seutuhnya, memiliki harkat dan martabat serta harga diri dihadapan lelaki.

Kartini bukan soal sosoknya, sosok wanita-wanita heba di Nusantara sangat banyak, mereka menjadi garda dalam meningkatkan peran perempuan dalam konstestasi sosial. Saya ucapkan selamat, semoga bermuculan kartini-kartini hebat di Indonesia dimasa kini dan yang akan datang.

Bogor, 21 April 2025

Sabtu, 19 April 2025

65 TAHUN PMII ADALAH INVESTASI BESAR BANGSA INDONESIA

Sumber Gambar: https://www.sketsanusantara.id

Memang sedikit bombastis judul opini/gagasan ini. Tetapi setelah melalui perenungan yang matang, memang tidak salah lagi dan tepat jika Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) merupakan aset besar dan investasi besar bangsa Indonesia setelah 15 tahun Indonesia merdeka. 

Bermula dari para pelajar-pelajar Nahdlatul Ulama (NU) yang kritis dan juga progresif yang tercatat kurang lebih 13 orang pendiri PMII yang merupakan keputusan Konbes Kaliurang yaitu Sahabat Cholid Mawardi (Jakarta), Said Budairy (Jakarta), M Sobich Ubaid (Jakarta), M Makmun Syukri BA (Bandung), Hilman (Bandung), H Ismail Makky (Yogyakarta), Munsif Nahrawi (Yogyakarta), Nuril Huda Suady  HA (Surakarta), Laily Mansur (Surakarta), Abd Wahad Jailani (Semarang), Hisbullah Huda (Surabaya), M Cholid Narbuko (Malang),  Ahmad Husain (Makassar) (Sumber: https://nu.or.id/fragmen/sejarah-lahirnya-pmii-q8TLb) mereka semua bergerak dalam tataran konsep dan gagasan tentang organisasi mahasiswa yang merupakan wadah bagi pelajar dan mahasiswa berlatar belakang NU. Maka musyawarah di Surabaya 14-16 April 1960 yang memutuskan pemberian nama Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan penyusunan Peraturan Dasar PMII, yang dinyatakan mulai berlaku pada 17 April. Tanggal inilah yang digunakan sebagai peringatan hari lahir PMII.

Sejarah PMII tidaklah lekang oleh waktu, dan terus banyak produksi tulisan dan gagasan dari para kader-kadernya. Maka sisi lain yang masih terus kita nikmati yaitu gagasan-gagasan pembacaan PMII dalam situasi sosial akan terus tepat. Mereka dapat memotret situasi geopolitik dan menterjemahkan kedalam pembacaan nasional dan lokal dengan tetap mengedepankan "local knowladge"nya yaitu sebagai kader yang bernafaskan islam aswaja (ahlussunnah wal jamaahannahdliyyah . Tidak heran apabila PMII akan terus menggagas perubahan besar, mendobrak sekat-sekat hegemoni kekuasaan yang saat ini terus menggenggam erat suara-suara sumbang yang seharusnya menjadi khasanah demokrasi Indonesia.


PMII Dulu, Sekarang, dan yang Akan Datang
PMII yang kita kenal sekarang tentulah berbeda dengan PMII yang dulu. Benar dan bukan hal yang aneh, sebab PMII yang dulu akan terus menjadi patron atas semangat pergerakannya. Semangat yang tiada padam, sebagaimana api obor yang ditularkan dari generasi ke generasi. Disisi lain gagasan dan pemikiran yang progresif, menjadi ladang semangat para kader untuk mempelajari dan meneliti pemikiran tersebut sehingga dapat bermetaforsa untuk menjadi energi baru/bekal bagi generasi sekarang.

Sudah pernah membaca buku Fragmen Sejarah NU: Menyambung Akar Budaya Nusantara yang ditulis oleh KH. Abdul Mun'im DZ cetakan pertama tahun 2017? Dikorasan dua gerak organisasi: khidmah bukan perayaan halaman 83, Abdul Munim ingin menyatakan bahwa sejarah PMII juga mengalami pemaksanaan independensi oleh orde baru. Sebab saat itu PMII itu lahir dari barisan intelektual muda yang sangat berarti, menurut KH. IDham Chalid bahwa kalau NU itu ibadat badan, maka PMII adalah kepalanya. Maka PMII bagi NU merupakan kekuatan intelektual sebagai penggerak pemikiran. Keren bukan sahabat.

Selanjutnya, catatan yang didokumentasikan Abdul Munim orde baru setelah memretheli atau membersihkan NU secara sosial dan politik termasuk ekonominya, lanjut mengurung Anshor, Fatayat, IPNU dengan mainan politik diluar, baru kemudian PMII sebagai target operasi khusus dengan memisahkan PMII dari NU karena PMII dan NU ada dua sisi mata uang. 

Kenapa dipisah dari NU? Pertama, disebarkan bahwa PMII adalah kelompok intelektual bebas dan kreatif, jika dibawah naungan NU maka tidak akan berkembang karena dibawah organisasi konservatif dan tradisional. Kedua, NU akan menghambat pembangunan nasional sebab bersifat tradisional dan tidak berkompeten dalam menjalankan pembangunan sehingga PMII didorong keluar dari NU agar bisa menjadi organisasi yang modern, dinamis, dan kritits sejajar dengna gerakan mahasiswa lain . 

Namun saya memberikan catatan bahwa tidak semua kader setuju dengan catatan Abdul Munim tersebut dengan dalih bahwa selama ini PMII tetap maju meskipun tidak dibawah naungan NU. Walaupun benar juga, bahwa orde baru berhasil memenggal kepala NU sehingga NU kehilangan pemikir yang selama ini dibanggakan. Dengan tidak lagi menjadi bagian NU, maka posisi PMII juga menjadi lemah, tidak ada kekuatan besar yuang melindunginya lalu dimasukkan dalam wadah Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) oleh orde baru. Ngeri-ngeri sedap dijamannya bukan? 

Obor perjuangan dan pergerakan para pendahulu PMII juga pasti ada campur tangan teknologi. Bumbu-bumbu teknologi memang tidak dipungkiri dijamannya, sebagaimana PMII selalu berdampingan dengan teknologi. Mulai dari teknologi komputer, laptop, alat komunikasi, media masa baik cetak dan elektronik, transportasi, dan media teknologi yang lain yang terus berubah hingga kini dan kita anggap lebih canggih untuk mengawal proses perubahan sosial politik bangsa Indonesia. 

Kemudian PMII sekarang sudah beradaptasi dengan teknologi itu semua. Hanya saja perlu ada perenungan kembali, bahwa teknologi itu tidak memiliki "hati nurani". Munculnya gerakan-gerakan mahasiswa itu karena hati nurani yang tidak bisa melihat ketimpangan, ketidak adilan yang terjadi di masyarakat karena manajemen maupun matinya akal sehat para pemimpin yang tidak memahami situasi dan kondisi masyarakatnya. Berikut dengan akumulasinya.

Disitulah PMII hadir. Satu orang, dua orang, ataupun sejuta orang yang melihat realita itu pasti kader-kader terbaik akan berjuang melawan arus untuk mendapatkan hasil yang diperjuangkan. Sebagaimana kita lihat sekarang, ketimpangan pembangunan, kapitalisme, oligarki, korupsi merajalela. Negara tak berdaya melawan mereka para perusak bangsa. Politik belah bambu digunakan secara tersistem dan mengakar, dimana antara yang Haq dan Bathil sulit dibedakan. Kader PMII sekarang harus jeli dan lebih teliti. 

Dimasa yang akan datang, PMII terus akan subur dengan kader-kader terbaik. Mereka menguasai semua lini. Bukan omong kosong, sebab peluru-peluru hasil analisis sosial itu telah mengenai mereka kader-kader yang siap didistribusikan dalam lini-lini tersebut. Jangan heran jika PMII yang akan datang bermetamorfosis menjadi gerakan perlawanan yang elegan dan menjadi garda terdepan bangsa Indonesia. Sebab Indonesia adalah nafasnya.

Harlah Ke-65 Tahun di 17 April 2025
Bermunculan rasa yang sama, saat melihat para kader dan alumni mengucapkan selamat ulang tahun (harlah) untuk PMII. Rasa cinta, bangga, namun menitipkan sejuta harapan dan cita-cita untuk para kader. Tidak terasa sudah 65 tahun umurnya, umur yang sudah tua dan terus dipacu dengan waktu dan situasi yang terkadang hanya berputar-putar (itu lagi-itu lagi). Padahal segala daya upaya pikiran, tenaga dan bahwa harta dicurahkan untuk menjawab soal-soal itu juga, politik, ekonomi, budaya, sosial, hingga tematik-tematik lainnya. 

Pernah membaca buku teologi pembebasannya Michael Lowy? buku sejak kuliah ini masih tersimpan. Dalam bukunya salah satu poin penting yaitu banyak tokoh dan masyarakat yang beragama acuh atas situasi ditengah arus gelombang yang menyeret masyarakat pada ketimpangan, sehingga seolah peran agama hanya sebatas peran rohani individu-individu bukan pada peran untuk menggerakkan revolusi dari penjajahan semua lini. Terkait bacaan itu, abaikan isi buku terkait gerakan gereja dengan semua ordo yang ada dalam pergulatan revolusi dunia.

Saya ingin mengatakan bahwa kader-kader PMII dan alumni yang jumlahnya sangat banyak ini perlu kembali mengartikulasikan diri/mencari kembali jalan kebenaran dari sebuah arti pergerakan berasaskan Islam Ahlussunnah Wal Jamaah. Teori-teori pembebasan itu hanya sebagai letupan dalam mengambil nilai-nilai positif dari sebuah pemikiran dan gerakan orang-orang bergelut dalam medan sosial masyarakat bahkan negara. 

Peran-peran penting yang dikuasi kader PMII dan alumni harus diambil dan direbut dengan tetap menggunakan kaidah dan akhlak yang benar. Tidak butuh berfikir panjang untuk menguasainya, hanya butuh strategi mundur selangkah, maju selangkah, dan lari dengan langkah pasti. Seperti prinsip memenangkan perang dari Sun Tsu yaitu Attack is the secret of defense, defense is the planning of an attack (Serangan adalah rahasia pertahanan, pertahanan adalah perencanaan serangan) maka kader PMII di usia 65 tahun ini setidaknya secara teroganisir dapat mengeluarkan serangan-serangan yang telah direncanakan.

Serangan yang direncanakan ini harus kembali membuka litelatur-litelatur yang sudah disusun, diterapkan dan digunakan para kader (sebenarnya). Namun hanya belum mengetahui bagaimana menggunakannya secara teroganisir. Ini bukan hanya di organisasi PMII saja, namun organisasi gerakan lain juga memiliki masalah yang sama. Sehingga tidak heran seolah-olah stagnan.

Harapan diusia cukup matang atau lebih dari setengah abad ini, PMII perlu menarik benang birunya memberikan lampu kuning untuk kader-kader potensialnya agar:
1) Menorehkan tinta emas disemua lini dan sektor 
2) Membukukan gerakan-gerakan perubahan yang dilaluinya 
3) Mencangkok gerakan perubahan kedalam sistem pemerintahan agar dapat diarusutamakan menjadi role model
4) Mendidik kader tidak dalam satu sektor dan gerbong seperti politik saja, tapi diseluruh sektor

Dengan demikian, PMII akan menjadi kawah candradimuka bangsa Indonesia, investasinya tidak sia-sia. Menuju Indonesia emas bukan hanya isapan jempol belaka. Tentu dibarengi dengan nilai-nilai hasil dzikir, fikir, dan amal sholeh yang harus digaungkan agar tidak tersesat dijalan para kadernya.

Selamat harlah PMII ke 65 tahun (17 April 1960 s.d 17 April 2025) semoga tetap tumbuh subur kader PMII dengan inovasi-inovasi perubahannya. Sesuai dengan tema yang diusung "Generasi Hebat, Penggerak Perubahan". Tangan terkepal dan maju kemuka. Hidup Mahasiswa....!!!


Bogor, 17 April 2025/17 Syawal 1446 H.

Alfaqir: Faridh Almuhayat Uhib H., S.Hut., M.Si [Ketua PMII Komisariat Universitas Lampung/Bojonegoro Masa Khidmat 2007-2008]



Tulisan di publish di NU Online Lampung: 
https://lampung.nu.or.id/opini/65-tahun-pmii-investasi-besar-bangsa-indonesia-V2CQx 



Kamis, 17 April 2025

Harlah 65 Tahun PMII


Proses pergulatan pemikiran tidak sebatas wacana dalam kampus, tetapi melihat realita ditengah hiruk pikuk sosial yang terus bekemul dengan ketimpangan.

Mulailah bergerak.....

Selamat Harlah Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia ke 65. Terus berjuang dan tumbuh subur

Selasa, 15 April 2025

RENUNGAN MARAKNYA POLISI TIDUR


Beberapa hal tentang kebiasaan negeri kita yang membuat POLISI TIDUR dijalanan:

  1. Polisi tidur diniatkan untuk membuat pengendara dapat menurunkan laju kecepatan. Dengan laju kendaraan yang menurun diharapkan secara otomatis angka kecelakaan menurun.
  2. Fakta kebenaran sebagai hiburan dan juga kritik yaitu bahwa polisi tidur adalah polisi paling jujur sedunia.
  3. Polisi tidur di tempat yang tepat maka akan nyenyak dan nyaman baik polisi tidurnya maupun pengendaranya.
  4. Namun, pengendara selama ini ada yang sadar ada yang tidak sadar bahwa: a)Mereka melewati polisi tidur sudah beratus jumlahnya atau beribu jumlahnya; b) Kendaraan akan lebih cepat rusak seperti velg, sock, mesin, dan juga kendornya baut-baut pengencang kendaraan; c) Tidak ada standar pembuatan polisi tidur dan kepada siapa yang berwenang menentukan titik-titik diperbolehkannya polisi tidur; d) Setelah sekian lama masyarakat terbiasa dengan kondisi tersebut, apakah kemudian secara sadar bahwa kemudian perlu berhati-hati, pelan-pelan disetiap jalan yang dilewati, menaati dan mengerti kondisi jalanan yang dilewati agar tidak terjadi kecelakaan?
  5. Polisi tidur yang jumlahnya tidak terhingga itu, akhirnya hemat saya belum memberikan efek kesaradaran bagi masyarakat agar lebih hati-hati dalam berkendara.
  6. Maka, dengan melihat fakta lebih baik membangun kesadaran kolektif dalam berkendara daripada membangun polisi tidur yang belum terstandar dan jumlahnya sudah tidak karuan lagi itu.
BCR, 15 April 2025

Sabtu, 12 April 2025

Beberapa Hal Unik Tentang Gempa

Sumber foto: www.cncbindonesia.com

1. Bumi berbicara pesan yang ingin disampaikan kepada makhluk hidup
2. Menjadi sarana muhasabah bagi manusia dan jin, bahwa mereka makhluk tidak berdaya
3. Jika makhluk Allah SWT saat bencana dalam kondisi berbuat baik dan meninggal maka dia mati syahid/baik, jika berbuat buruh maka dia merugi
4. Sarana salang bahu membahu untuk peduli
5. Sebagai catatan para ilmuwan, ahli, dan juga para penulis histori tentang kejadian-kejadian alam sehingga dapat memberikan edukasi dan mitigasi bagi manusia
Semoga bermanfaat

BCR, 12 April 2025