Selasa, 10 Juni 2025

MEMPELAJARI NU CIPARIGI DARI RIHLAH KEUMMATAN



Setidaknya ada beberapa pekerjaan rumah (PR) dari para pengurus ataupun kader NU di kelurahan Ciparigi yang saat ini harus segera berlari. Beberapa hal terulang dalam organisasi sepertinya akan menjadi penyakit menahun yang kronis kemudian hilang karena memang NU dianggap sebagai beban bagi sebagian pengurus. 

Umumnya permasalahan NU dimana-mana itu begini:

Pertama, menyelesaikan masalah pribadi agar tidak dibawa pada ranah organisasi. Ini sering terjadi karena konflik kepentingan dimana tidak bisa membedakan kepentingan pribadi dan kepentingan organisasi, seperti masalah jejaring (pengaruh), masalah kelola uang yang tidak transparan, masalah keterbukaan informasi organisasi, masalah salah komunikasi, dan masalah lain yang memicunya.

Kedua, masalah tidak adanya Visi, Misi, dan Tujuan yang jelas. Padahal secara aturan, NU memiliki AD/ART yang harus sama-sama dijadikan bahan bacaan dan harus di "tadaburi" bersama yaitu seluruh jajaran pengurus  agar dalam satu frekuensi yang sama. 

Ketiga, masalah program yang tidak laku dijual. Kenapa program harus laku dijual? ini bukan soal jualan proposal, tetapi program-program tingkat ranting NU harus strategis, anggota dan masyarakat antusias dengan program yang dibuat pengurus. Mengapa begitu? program kerja akan menjawab soal-soal keseharian ummat/jamaah NU baik soal agama hingga soal sepele seperti bab-bab tematik (pergaulan, hobi, dll).

Keempat, masalah keuangan. Sering kita temui NU tidak berdaya dalam hal pembiayaan. Namun ini bukan soal mampu atau tidak mampu, tapi soal bagaimana rancangan organisasi itu dapat menggerakkan ekonomi untuk dapat membiayai program-program yang disusun pengurus. Ini hal ideal, namun kenyataannya itu sulit dan pahit sebab tenaga-fikiran yang dicurahkan benar-benar harus mampu menembus kotak dan sekat-sekat kemapanan pengurus/jamaah NU.

Kembali lagi soal desain rihlah para kader NU yang selama ini memperoleh PR 9 perintah kader saat pendidikan. Hasilnya apa? sudah sampai mana? adakah wujudnya dokumen atau laporan para kader itu? Kembali mengingatkan, sebab mengingatkan itu adalah tugas bersama. Sembilan perintah kader NU:

1. Susun database potensi kepengurusan cabang hingga ranting.

2. Konsolidasikan kegiatan keagamaan Ahlus Sunnah Wal Jama’ah didalam organisasi NU maupun masyarakat.

3. Kunjungi dan datangi para Ulama, Kyai, maupun tokoh Agama.

4. Petakan orang-orang dan simpul gerakan yang berindikasi menyebarkan paham wahabi, radikal islam, paham liberal, dan neo-komunis dalam segala bentuk dan manifestasinya.

5. Petakan problem, kelemahan serta ancaman tantangan dan hambatan terhadap NU di semua tingkatan.

6. Gerakkan potensi ekonomi warga NU serta sumber-sumber pendanaan NU.

7. Lakukan observasi dan identifikasi perkembangan jumlah warga NU.

8. Lakukan pendataan dan identifikasi lembaga-lembaga strategis NU mulai dari pesantren, masjid, madrasah, hingga perguruan Islam.

9. Lakukan pengembangan jaringan strategis di dalam maupun di luar NU.

Laporan perintah 1 hingga perintah 9, sudah akan menjadi sebuah dokumen besar dan berbobot. Semua bisa menjadi rujukan untuk menyusun program kerja dan kegiatan. Tinggal bagaimana mengatur 9 perintah tersebut dalam kolom-kolom waktu yang telah dibagi habis kepada pengurus baru ranting NU Kelurahan Ciparigi. Bahkan tegak lurus dengan NU sudah pasti, yang jelas ketika habitat, ekosistem ke NU an dibangun bersama di wilayah ranting Ciparigi pasti NU Ciparigi akan menjadi Bom Atom yang mampu menggetarkan dan memukul kekuatan lawan. 

Bahkan KH. Wahab Casbullah sendiri mengatakan bahwa NU itu bagaikan meriam apabila NU tidak mudah diperdaya/dipecah belah oleh lawan yang sebenarnya hanya mengaku-ngaku menjadi orang NU, tapi tindakannya justeru merobohkan NU.

Ini terbukti, terkecohnya pengurus dan kader NU terkadang hanya soal remes, contoh penampilan dari sarung sampai jubah dan sorban sudah dianggap makom tinggi, pendidikan tinggi dianggap pintar dan pasti bisa memimpin NU, kesuksesan materi pasti bisa membiayai NU, banyaknya jamaah pasti dihormati, banyaknya sekolah dan lembaga-lembaga yang dibangun pasti orangnya baik, bahkan sampai terkecohnya di tataran politik praktis itu seperti saat punya kepentingan kekuasaan lalu mendekati tokoh-tokoh yang kemudian di orbitkan agar supaya jamaah memilihnya. 

It's okay. Itulah yang terjadi, tetapi membangun kecerdasan spiritual itu penting, agar tumbuh akal sehat yang berdikari (berdiri diatas kaki sendiri) yaitu NU yang mampu berdiri kokoh dengan hasil keringatnya secara berjamaah.

Mampukah begitu NU Ciparigi? Pasti mampu, dibarengi dengan Tirakat yang kuat, dzikir-wirid yang kuat, berfikir kritis dan ilmu padi, dan jangan lelah untuk beramal sholeh-kebaikan di lingkungan Ciparigi, insya Allah akan menjadi ladang luas dan lapang yang dimudahkan oleh Allah SWT untuk babat alas di leuweung Ciparigi. 

Ya Allah jadikan para Ulama, Ajenngan, Kiai, Bu Nyai, kader muda Ahlussunnah Wal Jamaah di Ciparigi bersatu dalam jamiiyah yang Engkau ridhai yaitu Jami'iyyah Nahdlatil Ulama'. Semoga Engkau bukakan pintu kemudahan kepada mereka yang hatinya masih tertutup untuk melingkar bersama kami, bergerak bersama kami, peduli bersama kami dalam wadah yang Engkau ridhai ini. Amiin.


Selasa, 10 Juni 2025; 16.54 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar