Reminder waktu tiba di alat komunikasi era 4.0 ini-HP. Reminder otak juga tiba bahwa ada undangan Ngobras (Ngopi Bareng Bari Ngopi Santai Soal Nahdlatul Ulama) di lokasi yang dahulu menjadi perjuangan MWCNU Bogor Utara yaitu Majelis Miftahul Khoir Nahdliyatussalam pimpinan Alm. KH. Abdul Basit Rahman, salah satu Rois Syuriah MWCNU Tahun 2016-2021. Reminder hati mucnul "ah besok kerja berangkat pagi, jauh, nanti capek, nanti pasti pulang malam, inilah itulah", namun lubuk hati terdalam "berangkat, sebab siapa yang akan mendoakanmu saat mati nanti?kalo bukan NU". Tercengang dan merasa terintimidasi hati nurani oleh sebab itu, namun semangat/ghirah kader harus menyala sebab umur semakin tua, harus makin bermanfaat.
Tiba di lokasi, disambut oleh Sahabat lama sekaligus santri Alm Rois Syuriah yaitu kang Asep, kang Syahrul, dan pak Kamal. Alhamdulillah pertemuan hangat bincang-bincang sekilas, lalu berziaroh di makam Alm Rois Syuriah yang hanya beberapa langkah, semoga kiriman doa disampaikan kepada beliau dan menjadi pelajaran bagi saya pribadi bahwa umur itu hanya sebantar dan sejarah itu akan selamanya dikenang, apabila kita mengukirnya. Sempat terbesit sejak lama bahkan sore tadi, ingin memberikan plangisasi NU dimakam-makam para rois (syuriah dan katib) yang banyak berjasa membentengi masyarakat itu sekaligus agar menjadi pelajaran dan juga tidak "kepaten obor" bahwa NU dan pengurusnya itu ada di Kota Bogor, di Kecamatan Bogor Utara, bahkan di Ranting Ciparigi. Ini Pekerjaan Rumah pengurus, hemat saya. Bahwa data warga NU itu ternyata tidak yang hidup saja, namun yang sudah meninggal.
Tidak lama datang ust Rais, Ust Akbar, dan Ust Jalal selaku ketua MWCNU NU Bogor Utara. Pertemuan santai dimulai. Menarik saat dibacakan tim tempur NU Kelurahan Ciparigi. Luar biasa konsolidasi formal dan non formal dilakukan agar maksud dan tujuan NU di Ciparigi sukses. Tidak mudah. Namun apa yang disampaikan pak Kamal selaku Tanfidz adalah benar dan tepat. Sebab benar karena NU harus bangkit, menjalin kekuatan baik dari Ponpes, Majelis Taklim, Pengurus pemerintahan, hingga dari sisi lain yang ada di Ciparigi. Sebab tepat karena kekuatan itu tidak akan bisa terhimpun apabila tidak beragam latar belakang. Walaupun ini pekerjaan sulit, tapi beliau enjoy dan menikmatinya. Ini pengalaman dan penting untuk menjadi titik point bahwa NU di Ciparigi harus semarak dunia hingga akhir jaman.
Ust Rais, sebagai Rois juga tepat, bahwa ber NU itu hukumnya menjadi wajib untuk memberikan kemaslahatan bagi ummat. Salah satunya harus dengan bersatu, dalam wadah yaitu jamiiyyah NU. Ust Akbar mencoba menggerakkan diri untuk suport atas berjalannya organisasi. Kang Asep, Kang Syahrul juga sama. Ini menandakan bahwa saatnya kembali bersama-sama untuk mengabdi dalam NU sebagaimana tinggalan para ulama-ulama yang telah meletakkanya di bumi Ciparigi. Jika bukan kita siapa lagi? tentu ini tugas dan PR pengurus, yang harus mengurus siapa yang akan urus dimasa yang akan datang jika bukan dari orang-orang dekat yang melingkar dalam tali jagat, yang paham sejarah, jalan, dan juga arah dari NU, khususnya di Ciparigi.
Belanja Masalah
Apa yang perlu dipermasalahan, pasti akan ada masalah. NU Ciparigi sudah saat nya belanja masalah, mulai dari belanja masalah personal yang dapat aktif berkontribusi menggerakkan roda organisasi hingga masalah soal keilmuan dan eksistensi dari nilai-nilai keislaman itu sendiri bahkan masalah ummat lebih luas.
Sebagai contoh, masalah tim yang belum solid, tentu harus diatasi dengan membangun komitmen bersama soal tata kerja dan cara main NU di Ciparigi agar solid. Ada lagi masalah sepele soal pembagian wewenang, wilayah, dan juga pendelegasian yang tepat untuk para pengurus. Ini semua perlu ditata, sebab aturan main di AD/ART perkumpulan NU sudah saklek dan sudah dibagi siapa berbuat apa. Wajib kita penuhi.
Soal NU di Ciparigi, perlu kembali memetakan wilayah dan potensi yang perlu kehadiran NU sebagai pengayom masyarakat dan ummat. Tentu Ciparigi yang luasnya hanya luasnya 1,61 km² dengan jumlah penduduk 27.619 jiwa, jumlah RT sebanyak 72, dan jumlah RW sebanyak 13 (Sumber: https://kelciparigi.kotabogor.go.id) harus dapat bergeliat mengisi relung-relung kekosongan masyarakat, apalagi selama ini mereka hanya mendapatkan kabar sepotong terkait hebatnya NU dan perannya, namun ditingkat tapak kurang dirasakan. NU Ciparigi perlu mendapatkan porsi untuk berkembang, ditengah apatisnya warga, hedonnya perkotaan, minimnya kader muda, masjid dikuasi minhum, pemahaman masyarakat perkotaan yang ingin maunya simpel dan praktis, maka tantangan semacam itu bukan halangan tetapi menjadi amal bakti warga NU untuk merawat bangsa dan negara melalui berbagai upaya salah satunya upaya plangisasi dan pelayanan terhadap warga yang lebih baik.
Cerita yang memusuhi NU tentu banyak, namun ini bukan soal kalah menang, namun soal keistiqomahan dan memegang erat NU hingga akhir hayat. Sebab ada-ada aja jika ada yang ingin di NU itu dapat uang, dapat jabatan, dapat nama terkenal, dapat foto sana-sini, dapat jatah "ingin dianggep dan dihormati". Hal-hal semacam ini adalah kesalahan "tafsir" yang bahkan kesalahan menterjemahkan bahwa kemuliaan yang Allah berikan itu hanya soal materi, ternyata bukan materi saja tetapi juga sebab ilmu dan akhlak apakah sudah siap untuk merima yang Allah berikan untuk kemudian diangkat derajatnya. Belanja masalah harus banyak yang dipermasalahkan, kemudian kita jawab dengan program-program nyata dan tepat sasaran.
Semoga Allah SWT memberikan kesehatan dan kemampuan untuk para pengurus PRNU Ciparigi dan tim kerja lainnya yang berjasa mendorong agar NU di Ciparigi syiarnya lebih dirasakan masyarakat. Allahumma shalli ala sayyidina muhammad wa ala aali sayyidina Muhammad.
10 Juni 2025; 00.52 WIB
----DOKUMENTASI----
Tidak ada komentar:
Posting Komentar