Jumat, 24 Oktober 2025

SULAWESI TENGAH SELALU KURINDU



Para tetua berkata: "bahwa jika engkau menaruh cinta pada tanah pertiwi, maka cintai dalam niatan yang suci"
Cintaku pada tanah pertiwi sudah bukan soal keindahan mata
Cintaku sudah pada rasa yang ingin merangkulnya disetiap waktu-waktunya, sudah bukan soal warna kulitnya, bahasanya dan suku-sukunya yang berbeda
Petuah itu kupegang sebagai janji suciku pada pertiwi

Lini masa itu kembali dalam dekapan waktu dan nafasku yang sudah tidak akan kembali kemasa itu
Sahabat-sahabatku menjadi teman setia dalam bincang-bincang dalam ruang yang berbeda 
Memang Sylva Indonesia menjadi kurasakan sebagai perekat persatuan kita yang tidak akan lekang oleh waktu
Saat ini atau saat itu semua akan bertemu dalam memori yang indah tentang kita

Disaat itu 2009 api semangat kita membara
Kuinjakkan kakiku pertama kalinya di bumi Sulawesi Tengah, kita bersama menaklukkan cita-cita yang seolah-olah mudah bagi kita
Kuingat jasa-jasamu kawan, kutahu dirimu sangat sayang padaku sebab kita sudah meminum air dari dalam bumi pertiwi
Hingga kita mendaki dan memuncak di puncak gunung Gawalise yang dinanti

Sulawesi Tengah memang selalu kurindu
Disaat gunung-gunung menjulang tinggi dengan keindahannya serasa aku ingin menaklukkannya kembali
Lautan yang indah diteluk yang menjadi saksi bisu kedahsyatan alam semesta kita melepas rindu
Kita berkata semoga dalam hari-hari esok ada pertemuan dalam satu daratan untuk mengabdi pada negeri

Kita lanjutan cerita esok kawan, besama bocah-bocah yang kita ajari mendaki gunung yang terjal agar mereka kuat dalam menatap masa depan bangsa kita

Salam cintaku pada bumi Sulawesi Tengah



Kota Palu, 24 Oktober 2025 / 04.34 WIB

Kamis, 16 Oktober 2025

Kembang

 "Kembang-kembang yg engkau anggap tak berguna itu, mereka menikmati prasangkamu dg senyum & wajah yg berseri-seri. Itulah nasehat nabi "senyummu adalah sedekahmu". Maka ikutilah syukurmu jgn kufurmu yg semakin tinggi itu"

--Ki Sodrun menasehati dirinya yg sdg di mabuk cinta--

Kamis, 09 Oktober 2025

Fenomena Makam Palsu, Agar Menusantara

Ada pendatang yg dijadikan mufti bahkan hampir di deportasi, namun karena bijaksananya pemimpin negeri ini mereka tidak jadi dideportasi. Sekarang mengaku keturunan raja dan pejuang nusantara, dg membangun makam-makam palsu agar klan mereka menusantara. Padahal haram hukumnya bagi mereka menikah diluar klan mereka, alias tdk sekufu. Bagaiamana Ki? Aku khawatir anak negeriku cuek dan tak mau mengerti!! Ki Sodrun ikut sedih saat itu jg.

--Ki Sodrun menerima curhat bocah kecil yang sedang jajan es doger--

Selasa, 07 Oktober 2025

Kulihat pohon-pohon kehidupan di tengah pusaran badai pembangunan yang meraung-raung menakutkan. Aku dengar suaranya lirih "Kakiku menancap bumi, tubuhku tinggi, tanganku menjuntai, rambutku lebat, membuat para tukang-tukang pembangunan hidup rukun, damai, sejuk, dan sehat. Saat aku rapuh aku dicampakkan, saat aku sakit lalu aku dibunuh. Kemana aku mengadu Ki?"

🌳🌳🌳
--Ki Sodrun menangis di bawah pohon kehidupan--

Jumat, 03 Oktober 2025

Urip Iku Utang

Urip Mung Sedhelo

Mampir Ngombe
Mbayar Utang
Utang Roso

Utang roso nyang bopo ibune
Utang roso nyang liyane

Ora kebayar
😭
Jancuk tenan

Kamis, 02 Oktober 2025

Selamat

Setelah memperingati kesaktian Pamcasila, kemudian memperingati hari batik nasional.

Bangsaku ragam budaya dan kaya akan warisan leluhur yang hebat.


Selamat hari batik nasional 2 Okt 2025

Senin, 29 September 2025

JEJAK LANGKAH LELAKI


Kuasa Tuhan Yang Maha Pencipta, menjalan seluruh makhluknya dalam genggamanNya

Roda-roda kehidupan tiada berhenti, sebab waktu yang penuh misteri

Manusia-manusia terlelap dalam tidurnya, ada pula yang berjalan dalam kuasaNya

Segala puji milikNya, penguasa langit dan bumi 


Bagaikan rembulan yang menyinari malam, bintang menghiasi langit, matahari menyinari bumi

Sepanjang masa, abadi kekal abadi sebab Allah Azzawajala mengehendaki

Termasuk kehancurannya, Dia Maha Mengetahui

Dia Maha dari segala-galanya


Duhai Allah, Engkau berikan kami segudang nikmat 

Diantara nikmat terindah yaitu nikmat iman dan islam

Sebagaimana Nabi mencontohkan tetap berusaha menjadi seorang hamba, walaupun maksum, dijamin masuk surga namun dia tetap menampakkan kehambaannya bahkan sebelum wafat dia memikirkan umat

Lelaki gagah nan berani itu, melangkah dalam kesempurnaan iman dan islam


Duhai Nabi, berilah kami syafaatmu

Beri kami dan obati kehausan rindu kami karenamu

Berjumpa denganmu bahkan berkumpul bersamamu adalah dambaanku

Sebab aku bukan siapa-siapa walaupun sesungguhnya kami teramat sangat merindukanmu


Disepertiga malam aku ingin Engkau dan engkau bersamaku, peluklah aku dan keluarga sehingga kami tenang sebab kami hanyalah hamba yang hina

La ilaha illallah muhammadur rasulullah shalallahu alaihi wassalam

Minggu, 21 September 2025

Ranting NU Ciparigi Mensyiarkan Sunnah Nabi Muhammad


Barangkali kita lupa, bahwa NU di Ciparigi sebenarnya ada. Terbukti saat masyarakat mengatakan cinta Nabi Muhammad SAW, mereka merayakan maulid dengan caranya masing-masing. Namun dalam sebuah ikatan sosial masyarakat, maulid dibungkus dengan berbagai media-media dakwah, seperti pembacaan sejarah/riwayat Nabi yang sering kita baca yaitu maulid Al Barjanji. Ada pula yang hanya bersedekah kepada fakir miskin dan tetangga/kerabat, ada juga yang melalui tradisi-tradisi budaya setempat yang semuanya ingin diakui sebagai umat kanjeng Nabi Muhammad.

NU telah menjadi jiwa masyarakat muslim di Ciparigi. Terkadang saat sudah menjiwai, mereka lupa bahwa baju yang dipakai membungkus raganya adalah juga jahitan para ajengan/kiai yang selama ini membimbing agar dalam koridor sunnah nabi. Hal tersebut wajar, sebab pengaruh syiar Islam oleh para ajengan tidak perlu seperti "pemuka agama baru yang mengklaim dirinya sebagai ustadz sunnah" karena ajengan telah mengamalkan ajaran Nabi melalui fikih-fikih kontemporer yang terus dinamis untuk menjawab masalah-masalah keseharian di masyarakat. Maka tidak perlu banyak dalil untuk menjelaskan kepada masyarakat tentang bagaimana sunnah Nabi harus dijalankan di kehidupan sehari-harinya. 

Lalu, saat ini baru terasa. Gempuran ajaran kembali ke Qur'an dan Sunnah oleh kelompok wahabi, salafi, dllnya itu menelanjangi ajaran masyarakat yang mayoritas sebagai jamaah NU. Walaupun tidak banyak yang terbawa namun, gerakan itu cukup masif hingga banyak terjadi gesekan arus bawah. Maka sudah saatnya NU kembali hadir di Ciparigi melalui kader militannya baik golongan ajengan/kiai, ustad/ustadzah, pedagang, profesional, dll nya itu menerangkan satu-persatu dalil-dalil Qur'an dan Sunnah yang melatar belakangi cara pengamalan Islam oleh masyarakat setempat itu. Bagaimana Caranya?

Membangun jiwa dan dakwah Islam Ahlussunnah waljamaah annahdliyyah melalui 2 tempat yaitu masjid dan komunitas masyarakat tingkat RT/RW. NU Ciparigi sudah melihat sendiri, bagaimana masjid sebagai pusat dakwah. Segera disuntik dan dirangkul untuk menerangkan visi dan misi besar NU sebagai penjaga agama, budaya, sekaligus menjaga kestabilan bangsa. Struktur organisasi NU Ciparigi tetap ada, masjid sebagai basis dakwah baik untuk pengurus NU Anak Ranting, dan men tasbih kan diri di dalamnya jamaah-jamaah untuk masuk dalam anggota NU dan aktif menggerakkan lembaga/banom-banom NU. Dengan demikian, NU akan berlari dengan kecapatan tinggi, dakwah Ahlussunnah akan terus bergerak mengajak takmir-takmir masjid menjadi NU sebagai jati dirinya. Jika ekstrimnya lagi, perlu plangisasi masjid dengan plang masjid NU agar paham keislamannya tidak ada yang tersusupi. 

Kemudian komunitas masyarakat, hal ini terkait dengan keaktifan pengurus./anggota NU di masyarakat baik pengurus RT/RW, karang taruna, koperasi dll. Ini akan menjadi pertanda baik, bahwa dengan adanya NU akan tumbuh rasa malu jika akan melakukan kecurangan, ketidak jujuran, tidak memiliki inovasi di masyarakat, sehingga kader-kader NU terkenal dengan akhlak yang mulia, sebagaimana yang Rasulullah SAW contohkan.

Hari ini 21 September 2025 peristiwa bersejarah di kediaman H. Zaini (Mantan Ketua PCNU Kota Bogor), Villa Bogor Indah 2 Blok HH Ciparigi Bogor Utara. Secara terang-terangan MWCNU Bogor Utara dan PRNU Ciparigi mengundang jamaah, masyarakat, pengurus masjid perumahan skala besar sehingga dapat dikatakan "ruang kosong/hampa" itu menjadi terisi secara nyata dengan gamblang bahwa NU secara organisasi ada di tengah-tengah mereka. Sejumlah fasilitas disiapkan tuan rumah, untuk memanjakan hadirin peringatan maulid Nabi Muhammad SAW yang tertera dengan jelas NU Bogor Utara. 

Bukan soal materialismenya yang kita nilai, tetapi soal nilai-nilai dakwah Nusantara malam ini terasa sekali, bahasa modernnya "Aura Framing"nya terasa NUsantara sekali, tanpa embel-embel cerita-cerita kehebatan nenek moyang kelompok yang mengaku-ngaku turunan nabi itu. Karena kejanggalan disetiap maulid atau kajian mereka selalu ada cerita hebatnya nenek moyangnya sehingga kita diwajibkan menghormati dia, melayaninya, hingga taklid buta-jika tidak diancam tidak dapat syafaat Nabi Muhammad. 

Kembali lagi soal kenusantaraan dakwah malam ini tadi, bahwa tugas pokok ajengan/kiai menyampaikan sirah nabawiyah, sejarah nabi yang mulia, dalam porsi yang simpel. Masyarakat mengenal dirinya, mengenal gurunya, mengenal nabinya, dan mengenal Tuhannya. 

Pada bagian mengenal gurunya, ajengan tidak melebih-lebihkan tentang siapa dirinya, nasabnya, sumber ilmunya namun terlihat dari kapasitas dan akhlaknya yang luar biasa. Semoga dakwah NU di Ciparigi lebih progresif serta mampu menerobos sekat-sekat moderenisasi dan kemajuan kota Bogor yang makin menggila ini, terutama untuk menyambut Indonesia emas tahun 2045.

Tabik...

Cilebut, 21 September 2025; 23.03 WIB

Salam

Senin, 15 September 2025

PINTAKU PADAMU (Untaian Doa dan Harapan di September 2025)

Segala puji dan syukur kupanjatkan kehadiratMu, duhai Allahku Sang Maha Raja

Sebanyak bilangan ciptaanMu bahkan lebih dari itu shalawat teriring salam tercurah kepada baginda Sayyidina Wamaulana Wannabiyyina Muhammad Ibn Abdillah beserta keluarga dan dzuriahnya, sahabat dan juga pengikutnya hingga akhir zaman

Salam terbaik juga kepada para mereka makhluk yang selalu mendekatkan diri kepadaMu, manusia-manusia yang sholih yang selalu meniatkan jihad setiap nafasnya karenaMu yang menggenggam ubun-ubunnya

Rangkaian kehidupan tiada berhenti hingga takdirMu, qadha dan qadarMu telah Engkau pastikan


Jasadku dan ruhku berada digenggamanMu, sedangkan umurku bertambah seiring waktu

Sebab itu, di 39 tahun tepat 2025 masehi aku sebantar lagi akan menemui 40 tahunku

Wahai Allah Yang Maha Pengasih, kasihilah aku, peluk erat aku, jangan lepaskan aku dalam ketakutan yang menggila ini, sebab saat Engkau takdirkan aku menjadi manusia dengan akal sempurna namun neraka dan surga sebagaimana janjiMu itu menghantuiku

Saat Engkau katakan neraka, jiwa dan ragaku meronta seakan tak berdaya lemah lunglai dan aku tidak memiliki bekal apa-apa. Shalatku? puasaku? zakatku? atau amal-amal lainku? aku hanya tertunduk malu, sebab akan sia-sia dihadapanMu dan semua tak akan cukup lalu pasti aku masuk dalam nerakaMu


Jikapun Engkau janjikan Surga, apalah daya tangan dan niatkupun tak sampai

Malu rasa diri ini untuk mengaku amal dan ibadahku seumur hidupku ini 

Ya Allah, dosaku banyak sekali

Ya Allah, amalku sedikit sekali


Pintaku padaMu, aku meminta rahmatMu, ridhaMu, kasih sayangMu, maaf dan ampunanMu

Baik di dunia maupun di akhiratku

Tiada lain dan tiada bukan sebab pasrahku ini bagaikan manusia yang sudah putus urat malu

Apapun kulakukan karenaMu


Pengharapanku hanya padaMu dan nabi penutup yang Engkau sandingkan dalam kunci surgaMu dalam kalimat tauhid "Laailaha illallah Muhammadur Rosulullahi SAW" semoga kunci itu engkau berikan kepadaku



Cilebut, 15 September 2025 [01.52 WIB]



Minggu, 31 Agustus 2025

Damailah Jiwa Damailah Bangsa

Kemarahan menjadi api, sedangkan ingat diri ini siapa tentu akan menjadi air yang memadamkan.

Kehausan jiwa yang membara akan siraman air, harus dijawab oleh setiap jiwa yang diberikan oleh Tuhan dengan mengamalkan makna "Wahai jiwa yang tenang! Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. ".

Tidak ada jabatan di dunia ini yang perlu dibela mati-matian, sebab jabatan hanyalah titipan yang akan dimintai pertanggung jawaban.

DAMAILAH JIWA, DAMAILAH BANGSA.

Sabtu, 16 Agustus 2025

Jangan Lelah Mencinatai dan Berjuang untuk Negeri


Senyum untuk Indonesiaku adalah harapan untuk masa depan Indonesia Maju

Selamat memperingati hari kemerdekaan Republik Indonesia sahabat² dan saudara²ku sebangsa dan setanah air

Jangan lelah mencintai dan berjuang untuk negeri, apapun yang terjadi Merah Putih harus tetap di hati

NKRI HARGA MATI
PANCASILA JAYA
NUSANTARA MILIK KITA

Selasa, 12 Agustus 2025

MERAIH RIDHA ILAHI BERSAMA NU CIPARIGI

 

Peran Kader

Kader-kader penggerak menjadi ruh dalam situasi apapun di tubuh organisasi Nahdlatul Ulama (NU). Sebab kader tidak mengenal situasi organisasi yang mandeg, vakum, ataupun sangat aktif sekalipun. Sebab kader merupakan jiwa-jiwa yang terpanggil untuk NU agar tetap menjadi pengayom dan pemberi pencerahan di tengah ummat dan masyarakat.

NU Ciparigi contohnya, perjalanan waktu yang penulis amati ثُمَّ لَا يَمُوتُ فِيهَا وَلَا يَحْيَىٰ / dikatan antara ada dan tiada atau mati tidak hidup-pun enggan seperti itu. Sejak tahun 2017-2021 pengurus ada namun tidak ada yang bergerak, ada juga yang mengaku-ngaku NU tahun harokah minhum seperti condong ke HTI, FPI, PKS, atau spektrum lebih luas pengikut 212. Sehingga NU hanya dijadikan kendaraan saat membutuhkan legitimasi kebesaran sebagai "tokoh/kiai/ajengan" di dalam mengumpulkan masa, kemudian digunakan untuk mendorong kepentingan politik kaum minhum. NU akhirnya terseret. Wajar di periode ini berat karena perang ideologis. Penulis juga pernah menjadi tameng organisasi yang saat itu NU sedang memposisikan diri sebagai tameng/benteng NKRI dalam hal mempertahankan NKRI dari ideologi kaum sumbu pendek yang menginginkan NKRI bersyariah atau Khilafah atau boleh dikatakan kaum formalisasi agama dalam kehidupan negara. 

Jika diamati lebih dalam, bukankah Ciparigi banyak gudang majelis-majelis dzikir dam maulid, banyak kiai dan santri yang hemat saya kemana mereka semua yang dalam kajian-kajian yang disampaikan untuk menggerakkan umat islam agar lebih mapan, mandiri, kerja keras, menjadi benteng pertahanan akhlak ditengah gempuran arus globalisasi ini? organisasi NU tenggelam, tidak disyiarkan sebagai media dan sarana untuk bersatunya umat Islam di Ciparigi agar lebih kokoh dalam menghadapi arus dunia global saat ini. Entah lupa, atau masih ada trauma dalam berdinamika di organisasi NU sehingga NU sebatas memori yang dihadirkan saat-saat tertentu.

Kemudian sejak tahun 2021-2025, NU Ciparigi mulai bergeliat walaupun hanya sebatas satu-dua orang saja. Jika dikatakan banyak, sebenarnya sangat banyak, namun ketika diajak untuk bergabung dalam NU seribu satu alasan sehingga mereka pasti tidak akan efektif/aktif untuk menggerakkan NU di Ciparigi. Ekspektasi tinggi, sebab beliau-beliau sangat berkelas dan memiliki latar belakang, seperti ilmu diperoleh dari pesantren sehingga dengan kitab gundulnya/tafsirnya/pengamalan ilmunya pasti sudah dimiliki. Begitu pula secara budaya banyak diterima masyarakat setempat. Intinya ilmu agama dan perannya di tengah masyarakat sangat dibutuhkan.


Harapan yang Tumbuh

Walhasil, tahun 2024-2025 ini kita dipertemukan dalam berbagai forum silturahim baik formal maupun non formal. Bahasa jawanya "gethok tular" alias dari mulut kemulut/rekomendasi seseorang untuk dipertemukan dan diajak berkomunikasi untuk bersama-sama menjadi bagian dari penggerak NU. Puji syukur kehadirat Allah SWT, kehadiran para penggerak NU itu datangnya misteri, ada dari kalangan biasa-biasa saja, ada dari kalangan ustadz yang ingin aktif di NU, ada yang dari anak kiai/ajengan, ada yang dari lulusan pondok pesantren, ada yang dari kalangan guru/karyawan, dll. Do'a para Ulama dikabulkan Allah, sebagaimana invetasi doa KH. Muhammad Hasyim Asy'ari yang mendoakan agar para ulama tergerak hatinya bersama-sama bergabung dalam jamiiyyah yang diridhai Allah SWT yaitu NU.

Harapan tumbuh, NU Ciparigi kini terlihat bergeliat kembali, dari situasi yang ada di wilayahnya saat ini menjadi tantangan bagi para "muharik" untuk mengembangkan sayapnya dan berdiri kokoh untuk mengatakan dengan lantang "aku orang NU". Artinya siap dzahiran wa batinan mensyiarkan Islam Ahlussunnah Waljamaah Annahdliyyah  ditengah masyarakat Ciparigi yang haus akan ilmu agama Islam sebagaimana yang telah diajarkan para Ulama Nusantara.

Pelan tapi pasti, program dan kajian yang di adakan NU Ciparigi pasti akan menjadi magnet. Kibar bendera dan plangisasi hingga rumah-rumah kader pasti akan tercapai. Lambat laut penggerak dan jamaah NU Ciparigi dapat mengatakan bahwa sebagai warga NU setidaknya ada empat ciri khasnya (Sumber: www.nu.or.id) yaitu: Pertama, terkait Amaliah (cara beribadah). Bahwa NU merupakan organisasi Islam yang mengusung ideologi Aswaja serta menjaga kemurnian islam dengan berpegang pada Al-Qur'an, sunah Nabi, dan para sahabat dengan sanad keilmuan yang jelas. Dalam persoalan fiqih bermadzhab pada salah satu madzhab empat, yaitu Imam Hanafi, Imam Maliki, Imam Syafi'i dan Imam Hanbali. Dalam beraqidah sesuai dengan aqidah Islam yang diajarkan Rasulullah yang sudah dikemas rapih dalam manhaj Imam Abu Hasan al-Asy'ari dan Imam Abu Manshur al-Maturidi. Dalam bertasawuf mengikuti pendapat-pendapat yang sudah dirumuskan oleh Imam Junaidi al-Baghdadi dan Imam Al-Ghazali,

Kedua, adalah Fikrah (pemikiran). Dalam cara pandang atau berfikir, NU senantiasa mengusung nilai-nilai yang berhaluan pada konsep tasammuh (toleran), tawassuth (moderat), tawazzun (seimbang) dan ‘adalah (adil). Artinya, NU tidak condong pada pemikiran-pemikiran liberal ataupun pemikiran-pemikiran radikal. Kedepan anggota NU itu bukanlah orang yang kagetan dengan mendengar beraneka ragam pendapat dan pemikiran. Karena orang NU adalah orang yang bijak dalam merespon segala bentuk pendapat dan pemikiran. Yang butuh ditindak sekarang ya ditindak sekarang. Yang hanya berupa bualan-bualan panggung ya tidak usah diterima agar bualan-bualan itu kembali lagi kepada pembualnya itu sendiri.

Ketiga, adalah Harakah (gerakan). Menjadi NU menurutnya harus bergerak sesuai dengan cara NU. Gerakan NU yang baik adalah gerakan yang selaras dan satu koordinasi dengan keorganisasian NU. Siapapun bisa bergerak untuk NU. Bisa berjuang bersama struktural maupun hanya sebagai kultural. Maka tidak dibenarkan jika ada orang mengaku NU namun malah masuk dalam gerakan atau organisasi yang justru bertentangan dengan gerakan NU. Terlebih masuk dalam gerakan yang ingin menghancurkan NU. Maka orang yang demikian itu adalah penghianat besar.

Keempat, adalah Ghirah (semangat). Semangat ini adalah semangat juang yang menggelora dalam berkhidmat kepada NU. NU adalah rumah besar para kiai, ulama, santri dan hampir seluruh masyarakat muslim di Indonesia. Berkhidmat kepada NU berarti berkhidmat kepada kiai, ulama, serta berjuang untuk bangsa dan negara Indonesia.

Keempat kriteria tersebut jika terus disyiarkan kepada masyarakat Ciparigi, khususnya umat Islam maka NU di Ciparigi akan melekat dan menjadi mudah untuk menjadi benteng dari berbagai persoalan yang ada. Contoh, saat ada plang/papan nama NU hingga tingkat anak ranting (RT/RW), kaum minhum alias paham wahabi akan memperhitungkan cara mereka mensyiarkan ideologinya di Ciparigi. Atau saat syiar NU diterima dengan plangisasi masjid-masjid/mushola-mushola NU dimana-mana, maka tidak akan masuk paham wahabi di tempat tersebut. Sebab masifnya ajaran Aswaja ala NU akan menjadi benteng pertahanan. Tidak akan repot-repot kita menggibah soal cara dakwah mereka, tapi kita tunjukkan dengan aksi nyata.

Selamat berjuang muharik-muharik NU Ciparigi, semoga Allah meridhai dan malaikat membantu dalam perjuangan "urang sadayana". Wallahulmuwafiq ila aqwamith tharieq.


Bogor, 12 Agustus 2025 /18 Safar 1447 H

Alfaqir Faridh Almuhayat Uhib H.

Senin, 28 Juli 2025

LAILATUL IJTIMA': JALAN SUNYI PENGUATAN ORGANISASI


Mukadimah

Alhamdulillah, pujian bagi Allah SWT yang telah membimbing kita dalam jalan dinnul Islam. Sebab dengan rahmat dan hidayahNya alam semesta begerak dalam porosnya, makhluk-makhluk bergerak dalam jalannya, dan itulah kedigdayaan Maha Digdaya, Raja para raja, Penguasa para penguasa, Dia Maha Segala.

Allah SWT berfirman dalam surat Al-Waqi’ah ayat 4-6 yang artinya: "Apabila bumi digoncangkan sedahsyat-dahsyatnya. Dan gunung-gunung dihancur luluhkan seluluh-luluhnya. Maka jadilah ia debu yang beterbangan. ”. Dalam surat Al-Hujarat ayat 15 Allah SWT berfirman: "Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-orang yang benar ". Kutipan dua firman Allah dalam Alquran tersebut ingin penulis gambarkan bahwa kita semua akan menemui sebuah peristiwa dahsyat yang semua akan dialami oleh ciptaan Allah. Kita bukanlah siapa-siapa, tidak ada artinya dihadapan Allah SWT, bahkan hanya penyesalan yang ada dalam peristiwa tersebut. Maka kita diingatkan dalam firman kedua diatas, saat kita berpegang teguh dengan iman yang kuat dan berjuang dalam jalanNya, maka kita termasuk dalam golongan yang beruntung sebab jalan tersebut adalah benar. Benar sebagaimana yang Allah kehendaki, Rasulullah contohkan, dan pewaris-pewarisnya yang mengajarkan bertindak benar dalam setiap waktu.

Sewajarnya, manusia berlomba-lomba dalam kebaikan, sebagaimana tujuan Nahdlatul Ulama (NU) didirikan oleh para waliyullah dan para alim serta ulama yaitu menjaga dan mengembangkan ajaran Islam Ahlussunnah wal Jama'ah (Aswaja) serta memperjuangkan kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. Semangat mencapai tujuan tersebut dimiliki oleh anggota NU hingga kini, baik struktural maupun kultural, dan jamaah (nahdliyyin). Walaupun terkadang dinamika dan godaan dipertengahan jalan sangat tinggi, itulah bunga-bunga kehidupan. Kita kembali meresapi bai'at-bai'at yang telah kita ikrarkan bersama saat menjadi kader NU, baik dalam pengurus maupun di dalam banom-banom yang berada dibawah naungan NU.

Bagi pengurus, baiat Pengurus NU menggunakan kalimat syahadatain dan atau kutipan-kutipan ayat Al-Qur'an berdampak mengikat para pengurus. Dengan berbaiat, berarti pengurus telah berjanji untuk melaksanakan amanah organisasi. Dengan demikian, jika para pengurus yang telah berbaiat ini mangkir atau tidak melaksanakan janjinya, maka berarti ia terkena hukum orang yang ingkar janji. Berat atau ringannya tanggungan bergantung pada tingkat janji yang diingkari. Namun karena baiat NU tidak pernah menggunakan kata-kata sumpah, maka para pengurus yang tidak aktif, tidak sampai terkena hukum ingkar sumpah. Sedangkan hukum ingkar janji dalam Madzhab Syafi'iyah adalah makruh tanzih. Selama tidak berupa pengingkaran hal-hal yang prinsipil, maka tidak sampai terkena hukum haram. (Sumber:https://nu.or.id/warta/hukum-baiat-pengurus-nu-adalah-hukum-janji-CCZGd).

 

Antara Kewajiban dan Panggilan Kader

Dalam tulisan sebelumnya saya mengatakan bahwa 9 perintah kader itu sudah dapat menjadi program terstruktur. Kaderisasi yang matang bukan hanya memperkuat organisasi, namun juga memperkuat tali ukhuwah insaniyah & batiniyah. Kewajiban sebagai organisasi yang harus terus berjalan, siapapun pemainnya harus menjalankan gerbong yang ditumpanginya. Termasuk lailatul ijtima' (LI). Agenda yang dianggap sepele, dipandang sebelah mata namun inilah pertemuan yang diimpikan oleh para kader-kader. Disaat banyak organisasi melakukan konsolidasi diwaktu siang (nahr), maka NU melakukan konsolidasi saat malam hari (lail), bukan berarti konsolidasi di waktu siang adalah kesalahan, namun lebih pada  penekanan di saat malam hari ini sebagai waktu yang tepat untuk mendiskusikan, memecahkan masalah-masalah keummatan melalui organisasi NU.

Masalah-masalah yang sulit dan bersifat umum/terdapat diberbagai tempat, NU memiliki agenda juga yang disebut dengan Bahtsul Masail, namun untuk masalah lokal dapat diselesaikan dengan diselenggarakannya LI. LI sebagai jawaban atas banyak permasalahan umat, maka jika ini menjadi sarana konsolidasi kader akan menjadikan NU lebih diterima oleh masyarakat. Tentu kehadiran NU bukan hanya saat tokoh-tokohnya saja saat berdakwah atau berceramah disana-sini, namun kehadirannya seperti ibu-ibu belanja di pasar/toserba dimana saat menginginkan suatu kebutuhan, mereka bisa mendapatkannya dengan mudah. Dalam hal ini NU konteksnya lebih luas.

Kembali ke dalam sistem kaderisasi NU, bahwa antara kewajiban sebagai pengurus harus menjalankan roda organisasi, dan panggilan kader untuk bergerak dalam orbit yang sama, maka LI dapat dikatakan sebagai sarana untuk kaderisasi para jamaah, entah kaderisasi bersifat formal maupun non formal. Pada kenyataannya, LI banyak diikuti oleh para jamaah yang belum mengikuti pengkaderan, namun mereka memahami gerak dan tugas NU di masyarakat.

Atau dapat dikatakan bahwa LI ini sebagai sarana kader NU untuk men jamiiyyah kan jamaah dan menjamaahkan jamiiyyah . Artinya secara perlahan para jamaah untuk dapat masuk dalam NU secara kaffah, dan juga membumikan NU kepada jamaah yang selama ini belum memahami secara utuh tentan NU. Inilah fungsi-fungsi organisasi. Dengan demikian tugas kader NU tidak sebatas pada menjadi pengurus saja, namun bergerak secara dinamis dengan aturan organisasi untuk NU baik formal maupun non formal.

 

Penguatan Organisasi

NU sebagai sebuah organisasi tidak hanya sebagai penjaga syariat Islam, namun juga menjaga bangsa dan negara Indonesia. Ada yang mengatakan bahwa jika ingin merusak Indonesia, maka rusaklah NU terlebih dahulu. Hal tersebut sudah terdengar barangkali olah para perusuh negeri ini. Sehingga NU menjadi target sasaran bagi para perongrong. Apakah ada? Banyak. Dalam bingkai Islam saja NU sering menjadi tameng bagi ideologi-ideologi trans-nasional. Contoh ideologi ekstrim kiri dan ekstrim kanan. Saat ekstrim kiri berkuasa, NU punya peran dengan lihainya untuk menguatkan pemerintahan agar kembali pada jalan yang lurus, ataupun sebaliknya ekstim kanan yang menarik agama menjadi formalisasi dalam kehidupan bernegara dengan mengabaikan pemeluk lain bahkan pemeluk agama Islam itu sendiri. Hingga kini. Ideologi tersebut "dorman", namun juga hidup sel-selnya merayap dengan berbagai wujud. Hingga terkadang kita sendiri terkecoh.

Penguatan organisasi melalui LI adalah sebuah gerakan tepat, akan tetapi NU harus menjadi organisasi yang dapat bermetamorfosa menjadi organisasi yang modern, maju, kuat secara manajemen dan tidak meninggalkan akidah Aswajanya. Jangan goyah. Terus bumikan Aswaja Annahdliyyah sebagai akidah yang mu'tabar dengan tetap mempertahankan tradisi budaya nusantara tidak terpengaruh dengan tradisi luar. Seperti Ir. Sukarno katakan "jika jadi orang islam jangan menjadi orang Arab", artinya tetaplah menjadi islam yang sejati tanpa harus mengikuti budaya orang Arab walaupun serangan budaya Arab sedang melanda masyarakat Islam kita saat ini hingga tertipu seolah-olah yang berbau Arab adalah ajaran Nabi Muhammad hingga ada klaim sebagai keturunannya yang terkadang disalah gunakan untuk memperbudak masyarakat Islam di Nusantara ini.

NU harus kuat melalui para kader penggeraknya yang dalam kesunyian mereka bergerak tanpa pamrih. Terimakasih para muharik NU, semoga Allah SWT memberikan imbalan dunia dan akhirat yang abadi berkumpul bersama kiyai, alim, ulama para muassis dan penggerak NU yang ikhlas dalam pengabdian.

 

Bogor, 28 Juli 2025

Alfaqir Faridh Almuhayat Uhib H.

Wakil Katib MWCNU Bogor Utara

Rabu, 23 Juli 2025

MACET DIMANA-MANA, APA SOLUSI MU?

Foto: Dokumentasi pribadi

Prolog

"Macet kata orang itu indah. Tapi tidak dengan yang lain, mereka bilang macet itu bikin ruwet" ini kalimat yang sering di dengar sepintas di beberapa obrolan ringan warung kopi, atau gerutu di saat terjebak macet.

Terlepas dari itu semua, macet itu ibarat penyumbatan darah baik ke jantung maupun keluar dr jantung, jika darah tidak lancar maka berakibat fatal bisa stroke, tidak sadarkan diri, mengakibatkan penyakit lain, bahkan sampai bisa meninggal dunia. Kefatalan tersebut akhirnya menjadikan landasan untuk tingkatan tindakan pengobatan yang harus diberikan kepada penderita. 

Sudah menjadi hal umum, bahwa kota/kabupaten di Indonesia semakin hari akan semakin bertambah penduduknya. Sejalan dengan itu, kebutuhan hidup baik kebutuhan primer hingga tersier  juga akan meningkat. Begitu pula aliran produksi dari hulu hingga hilir dalam bentang lanskap wilayah akan terjadi simbiosis yang tidak terpisahkan, seperti kebutuhan lahan, ekstraksi sumber daya alam, hingga situasi sosial politik yang pragmatis akan terhubung. Begitulah siklus kehidupan.

Kemajuan teknologi dan kebutuhan pekerjaan di ibu kota juga membuat magnet dan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk melakukan urban ke ibu kota. Mereka beralih dari desa ke ibu kota, mengadu nasib agar semakin mujur dan saat pulang kampung mendapatkan status sosial tersendiri karena hasil perantauannya menghasilkan kesuksesan secara kasat mata.

Selain sandang, pangan, papan, yang menjadi ukuran keberhasilan juga kendaraan (roda dua maupun roda empat) yang awalnya masih kategori tersier. Era now, kendaraan menjadi kebutuhan primer bagi sebagian kalangan, sebab sangat membantu dalam menghemat waktu dalam bekerja. 

Jika rata-rata di kota kecil terdapat kurang lebih 50 ribu jiwa, kota sedang 100 ribu jiwa, dan kota besar 800 ribu s.d 1 juta jiwa, dan hampir 80 s.d 90% penduduknya tersebut membeli/memiliki kendaraan, maka jumlah kendaraan semakin bertambah dan kebtuhan bahan bakar/sumber energi akan bertambah, termasuk jasa-jasa lain yang ditimbulkan dari pemakaian kendaraan tersebut. Arus lalu lintas-pun semakin padat, semakin ramai, pada akhirnya apabila tidak tertata secara masif maka macet dimana-mana alis "semrawut" seperti benang kusut.

Macet, Apa Solusimu?

Apa yang terjadi jika tata wilayah tidak diperbaharui? tidak bisa dibayangkan, kecepatan pertambahan penduduk berikut kebutuhan-kebutuhannya yang semakin bertambah menjadikan beban terhadap kondisi kota/kabupaten pada akhirnya menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan, sosial, ekonomi, budaya bahkan politik.

Tata wilayah penting, sebab dengan tata wilayah yang tepat maka dapat mewujudkan ruang wilayah yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti sumber daya alam, sosial, ekonomi, dan budaya yang ada di dalamnya. Termasuk macet. Hal ini menyangkut tata wilayah terkait peta penataan transportasi, pembangunan sarana publik, sarpras jalan, dll. 

Seperti di hutan rimba jika macet itu terjadi. Semua orang ingin cepat sampai tujuan, namun ada saja yang seenaknya berkendara di jalanan, seperti berhenti sembarangan, melanggar rambu-rambu lalu lintas, intinya pasti ada sumber masalahnya. Jika berkaca pada pengalaman, terlihat macet itu disebabkan karena: 1) Jumlah kendaraan di jalan raya melebihi kapasitas jalan, 2) Jalan umum yang tidak bertambah lebar, atau kondisinya rusak (bergelombang, berlubang), atau bencana alam, 3) Terdapat kecelakaan atau razia penertiban atau perbaikan jalan, 4) Tidak taatnya pengendara mematuhi aturan alis ugal-ugalan semaunya sendiri, 5) Pejalan kaki/pesepeda yang sembarangan berjalan/bersepeda di jalanan, 6) Atau ada sebab lain-silahkan ditambah.

Dampaknya sangat banyak, selain boros waktu dan bahan bakar, macet juga berdampak pada psikologis masyarakat seperti kelelahan dan tingkat stres bertambah, macet juga berdampak buruk pada lingkungan karena polusi udara/suara yang meningkat.

Lalu apa solusi kemacetan? belum ada formula khusus mengatasinya. Namun pandangan hemat penulis antara lain: Pertama, bahwa solusi dari macet yaitu perlu ditingkatkan kesadaran masyarakat dalam berkendara baik kendaraan pribadi maupun kendaraan umum. Dengan cara bagaimana? Cara mudah yaitu meningkatkan kesadaran diri di jalanan untuk selamat dan sampai tujuan dengan cepat seperti sadar untuk fokus di jalan, sadar patuhi peraturan, sadar jaga jarak aman, sadar hindari gangguan berkendara. Begitu pula di kendaraan umum, harus tercipta kondusifitas dalam kendaraan umum. Contoh seperti sadar menaati antrian pembelian tiket, sadar keluar masuk dengan tertib, tidak melakukan tindakan asusila/pelecehan/penghinaan, tidak berbicara kencang/berisik, mendahulukan penumpang prioritas, menjaga kebersihan dan ketertiban, dll.

Kedua, menciptakan hukum positif bagi seluruh kalangan. Konkrit yang ditawarkan sebagai solusi untuk mengatasi kemacetan yaitu untuk kendaraan umum seperti bus/angkot, pemerintah perlu membangun fasilitas umum seperti halte sebanyak-banyaknya. Halte yang ada saat ini masih belum memadai selain jarak antar halte sangat jauh juga penumpang yang masih naik/turun diluar titik/halte. Semisal saja pemerintah membangun halte dengan jarak antar halte 200 s,d 500 m. Bus/angkot wajib berhenti di halte yang sudah ditetapkan,  begitu juga  penumpang harus naik/turun di halte tersebut, tidak boleh diluar. Aturan lain yaitu bus/angkot dilarang ngetem/mangkal di halte, harus terus jalan. Implikasinya jika tidak naik/turun atau berhenti tepat pada  halte, maka mendapatkan sanksi baik itu sopir angkot/bus maupun penumpang. 

Apa sih susahnya membuat halte? jangan dibayangkan halte yang mewah, sebab setiap hari kita disuguhkan halte cukup dengan papan informasi pemberhentian bus yang dipasang pemerintah. Itupun murah harga pengadaannya kita bisa tebak dan tanya kepada tukang las. Tidak usah bicara proyek pengadaannya sebab itu hal sepele yang pemerintah terkesan berbelit-belit dan lambat. 

Memang idealnya aturan umum pembuatan halte bus mencakup lokasi strategis, fasilitas yang memadai, dan desain yang aman serta mudah diakses. Halte juga sebaiknya ditempatkan di dekat pusat kegiatan, mudah dijangkau pejalan kaki, dan tidak mengganggu lalu lintas serta terdapat fasilitas seperti tempat duduk, atap pelindung, informasi rute, dan penerangan yang memadai juga penting. Namun jika solusi macet yang cepat tentu itu salah satu formulanya. Kemudian baru perbaiki fasilitas kendaraan umumnya seperti bus/angkotnya.

 Ketiga, pemerintah wajib mengendalikan arus lalulintas melalui kantor dan posko terdekat. Hal ini dilakukan oleh Dinas Perhubungan setempat yang cukup mengontrol dan mengintruksikan di masing-masing posko melalui CCTV yang sudah dipasang ditempat strategis. Sedangkan Walikota/Bupati dan perangkat laiinnya juga dapat memantau. Sebagaimana hal ini juga dapat dilakukan sebenarnya pekerjaan dasar Kelurahan/Desa/Dinas terkait dapat dikontrol dengan CCTV yang sudah dipasang di kantor/balai desa/dinas sehingga terlihat pelayanan yang dilakukan petugas. Sebab Wifi/Internet saat ini cukup memadai/mendukung untuk pemasangan CCTV, tidak perlu CCTV yang mahal, cukup yang murah meriah namun dapat disambungkan dengan wifi untuk melakukan pemantauan sebagai bukti kinerja perangkat-perangkat pemerintah terkait. Berani tidak bapak aing?

Tentu hal tersebut ditakutkan oleh para pelayanan negara baik ASN/Non ASN. Tidak ada ruang privasi ataupun waktu terpantau santai-santai. Pelayanan dilakukan setiap hari merupakan ibadah dan jihad terbesar. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Al An'am Ayat 126 yang artinya "Inilah jalan Tuhanmu yang lurus. Sungguh, Kami telah menjelaskan secara rinci ayat-ayat (Kami) kepada orang-orang yang mengambil pelajaran". Maksud dari ayat tersebut yaitu bahwa orang-orang yang beriman kepada Allah telah diberikan peringatan melalui Al-Qur'an, berupa janji dan ancaman, halal dan haram, pahala dan siksa, dan lain-lainnya terkait perbuatan yang dilakukan dalam konteks ini adalah pekerjaan, maka harus terus berbuat kebaikan melalui pelayanan yang prima.

Satu hal lagi saya heran dan aneh, saat masyarakat/warga negara kita berkunjung ke tempat/negara lain saja patuh dan tertib dengan hukum yang berlaku. Mereka lalu bangga dengan negara orang lain sambil merendahkan negara sendiri, tanpa sadar mereka saat kembali ke Indonesia melakukan hal yang melanggar aturan/hukum. Seharusnya menjadi contoh saat di Indonesia dimulai dari diri sendiri menjadi contoh untuk taat, menjaga kebersihan dan ketertiban, melakukan inovasi dan terobosan dalam pelayanan, tidak serakah dalam menggunakan anggaran negara seperti KKN terutama dalam hal pengadaan alat-alat dan sarana pendukung yang sering di mark up

Apa hubungannya dengan macet? Sepertinya ada yaitu kondisi moral yang dilarbelakangi kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tidak mampu menjaga situasi di jalan hingga tidak mampu menyediakan kebijakan yang tepat untuk masyarakat. Kebijakan tersebut seperti penyediaan sarana dan prasana publik, tata wilayah, sirkulasi transportasi, sistem kontrol, dan perangkat-perangkat lain yang mengatur agar lalu lintas lancar.   

Bapak Aing, Bukan Hanya Kang Dedi Mulyadi

Fenomena seolah-olah kang Dedi Mulyadi-Gubernur Jawa Barat saat ini sebagai malaikat yang mampu memenuhi semua tuntutan/keluh kesah warga. Jangan terkecoh dengan peran-peran yang ditunjukkan di media sosial itu, anggap itu hanya bagian kecil dari tugas-tugas beliau sebagai Gubernur, seharusnya itu bisa diselesaikan oleh tingkat bawah seperti Kepala Desa, Lurah, Camat, Kepala Dinas, Bupati/Walikota dan wakilnya. 

Kenapa seolah-olah semua sektor bermasalah? karena aparat telah terdogma dengan ketersediaan anggaran, enggan terjun ke lapangan/wilayah kerjanya. Bagaimana mereka tahu bahwa di wilayahnya ada kemacetan, ada tindak kejahatan, ada masyarakat kelaparan, ada masyarakat terlilit hutang/pinjol, ada masyarakat yang mengemis/menjadi budak orang lain, ada paham-pahan intoleransi, ada perdagangan manusia, ada pedagang berdagang sembarang dari tempat sampai bahan makanan yang tidak layak konsumsi, ada perusak-perusak tatanan bernegara, dan ada-ada aja lain-lainnya jika dikumpulkan dan jika para pemimpin/pengemban amanah tidak terjun di lapangan. 

Jika pemimpin mencontoh Sahabat Ali Bin Abi Thalib, dimana beliau setiap melam berkeliling mencari penduduk yang belum makan/kelapangan, maka beliau langsung mengantarkan makanan untuk penduduk yang kelaparan tersebut. Maka permasalahan yang selalu ada-ada aja itu dimungkinkan berkurang/dapat diselesaikan tanpa ribet.

Macet ini juga, jika dijadikan pusat penyelesaian masalah, maka akan terlihat sumber masalahnya. Jika sumber masalahnya adalah rendahnya kesadaran manusia yang sering kesurupan setan hingga tak sadarkan diri, maka itu harus diselesaikan pararel dengan pembenahan fasilitas publik lainnya. Dimana akar budaya kita yang ketimuran, terkenal tenggang rasa, saling menghargai, dan juga terkenal religiusnya saat dibenturkan dengan era/tatanan modern ini menjadi hilang tak berbekas dan bahkan menjadi bar-bar.

Maka Bapak Aing dari tingkatan bawah, pada kemana? Kemana kami akan menggerutu/mengadu. Kami berharap gunakan kuasa kalian untuk "speak up" jika salah katakan salah, berikan inovasi solusi, jika benar katakan benar lalu berikan reward. Biasanya kami mengamati, banyak pemimpin itu tersandera kepentingan politik, sehingga malu/enggan dan tidak kuasa menegakkan aturan untuk membela kepentingan rakyatnya. 

Semoga saja macet diselesaikan. Masalah-masalah negara terselesaikan juga jikapun bukan Bapak Aing yang menyelesaikan, kami berharap ada pahlawan kesiangan yang ikhlas membantu terciptanya tatanan bernegara yang lebih baik tanpa pamrih. (*)


Bogor, 23 Juli 2025/27 Muharam 1447 H 02.20 WIB



Jumat, 04 Juli 2025

Muharam Bulan Sakral


Mukadimah

Terkadang kesakralan itu berangkat dari sebuah keyakinan yang dapat berubah menjadi kenyataan. Kenyataan tersebut terkadang masih dalam tataran debatable yang membutuhkan waktu untuk meyakini kebenarannya. Hal ini biasanya tercipta karena dogma-dogma yang dibicarakan secara terus menerus dan berulang. Seperti halnya bulan Muharam ini.

Bulan Muharam ini bukan saja bulan yang istimewa bagi kita pemeluk agama Islam, tetapi juga bagi penganut agama/kepercayaan lain. Kita sebagai pemeluk Islam di Nusantara tentu sudah terbiasa dengan budaya-budaya hal seperti syuronan yang dimeriahkan dengan tradisi lokal atau di jawa sering ada tradisi topo meneng, kirab, mubeng benteng, bubur syuro, tabot, ludg suro, parikan, dll. Bisa saja di wilayah lain dengan nama berbeda. Tetapi pada intinya, bahwa proses islamisasi saat era para wali dilakukan bersamaan dengan budaya yang dilestarikan. Sebab agama dan budaya bukan hal yang bertentangan, melainkan saling menguatkan. Pada intinya, umat islam berpegang pada Qur'an dan Sunnah kanjeng Nabi Muhammad SAW. Muharram ini merupakan salah satu bulan mulia yang disebut dalam Al-Qur'an sebagai Asyhurul Hurum bersama Dzulqa'dah, Dzulhijjah , dan Rajab.


Bagaimana Kita Menyikapi Bulan Muharam?

Mari kita bertafakur, merenung kedalam hati yang paling dalam tentang siapa kita, dari mana asal, dan akan kemana akan kembali. Sebenarnya bukan dibulan ini saja, namun setiap waktu perlu kita merenungi hal tersebut. Istimewanya Kanjeng Nabi memberikan contoh untuk kita agar menahan hawa nafsu dengan berpuasa. Puasa Muharam, bolehkah? Ada yang mengatakan tidak boleh karena bulan-bulan itu sama saja istimewanya di hadapan Allah hanya tinggal bagaimana mengisinya. Ini sebagian pendapat para ustadz yang hemat saya gegabah. Sebagai warga NU, tentu kembali kita mencontoh apa yang telah dilaksanakan para Kyai/Ajengan yang menganjurkan untuk sunnah berpuasa. Apa ada hadistnya? Ada. “ Diriwayatkan dari Abu Hurairah ra, ia berkata: ‘Rasulullah saw bersabda: ‘Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa pada bulan Allah, Muharram, dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Lalu apa keutamaannya? sebuah riwayat menyebutkan yang artinya, “Diriwayatkan dari Abu Qatadah ra: sungguh Rasulullah saw bersabda pernah ditanya tentang keutamaan puasa hari Asyura, lalu beliau menjawab: ‘Puasa Asyura melebur dosa setahun yang telah lewat’.”(HR Muslim). Apakah kita menyangkal keutamaan puasa di bulan Suro ini? Kalau saya tidak. Tinggal bagaimana kita menyikapinya dan melaksanakan apa yang telah dicontohkan Kanjeng Nabi. Karena sifatnya sunnah, maka jika dilaksanakan akan mendapat pahala, jika tidakpun tidak berdosa.

Kembali kita menyoroti sikap para sesepuh kita dahulu. Bagaimana bulan Suro ini dijadikan sebagai sarana lelaku/tirakat untuk sebuah hajat. Mereka memaknai bahwa suro bulan Suro dalam kalender Jawa sering diasosiasikan dengan kesedihan karena terkait dengan Tragedi Karbala, di mana cucu Nabi Muhammad SAW, yaitu Husain bin Ali, terbunuh pada tanggal 10 Muharram. Peristiwa ini terjadi pada 10 Muharram tahun 61 Hijriyah, saat Husain bin Ali dikepung dan akhirnya gugur dalam pertempuran di Karbala.

Kemudian orang dahulu saking takdzim/hormatnya pada bulan mulia ini dengan cara tidak ada hajatan/ceremonial pernikahan, tidak banyak bicara, memperbanyak sedekah dan menyantuni anak yatim.

Terkait menyantuni anak yatim, kanjeng Nabi juga menganjurkan untuk berbagai sebagaimanya sabdanya yang artinya "Orang yang melapangkan keluarganya pada hari Asyura, maka Allah akan melapangkan hidupnya pada tahun tersebut" (HR At-Thabrani dan Al-Baihaqi). Cara lain orang dahulu sering lakukan yaitu memperbanyak puasa, dan amalan baik lainnya serta ada juga yang memperbanyak lek-lekan/begadang berdzikir kepada Allah SWT untuk memohon keridhoanNya sehingga hajat terpenuhi.


Bagaimana Generasi Sekarang Memaknai dan Mengejawantahkan Kemuliaan itu?

Tidak perlu justifikasi antar saudara seiman, atau tidak seiman terkait bulan Suro ini. Jika dibandingkan sekarang dan dahulu, tentu tidak adil juga, sebab kita tidak tau mana yang akan menjadi orang mulia disisiNya kelak. Tetapi pandangan sebelah mata saya, dahulu para sesepuh tentu tidak ada tandingannya.

Mereka kuat dan ikhlas dengan segala kepasrahan yang dimiliki demi hidup "moksa" alias hidup dengan kualitas iman yang lebih baik atas tirakat/lelaku yang dilakukan. Namun generasi sekarang, saya juga meyakini lebih keren dan lebih kuat, kenapa? karena dia hidup para era dimana masyarakat "gila" dengan dunia semakin membludak alias merajalela, maka generasi sekarang beruntung untuk mendapatkan kedamaian, hidup lebih zuhud mereka bisa memaknai dan menjalani bulan Suro dengan penuh tantangan tersebut.

Semakin banyak tantangan dan dia tidak tergoda maka dia akan semakin banyak keistimewaan. Ibarat kepompong, ketika kuat menahan diri dalam hidupnya maka akan menjadi kupu-kupu yang cantik nan indah terbang bersama irama denyut nadi kehidupan didunia.


SakralNya Kita Asah

Mengasah kepekaan di bulan Suro bukan hal mudah. Alam dunia dengan waktu utama telah dibentangkan oleh Gusti Allah Azzawajala, namun jika sekedar "omon-omon" saja maka "aji-aji" alias kekuatan diri untuk mendekatkan diri kepada Allah (Tafakur ilallah) juga akan sia-sia. Mengasah kepekaan di bulan utama dengan perilaku "khariqul ad'ah" alias diluar kebiasaan merupakan sesuatu yang perlu dilatih seperti memulai dengan niat karena Allah, melakukan penghambaan dengan mengekang diri dari nafsu dunia, memperbanyak berbagi/bersedekah, serta menjaga diri perbuatan hina adalah salah satu bagian untuk mengasah kepekaan diri.

Bulan penuh rahmat, mari kita gunakan untuk yang terbaik bagi jasmani dan ruhani kita. Sakralnya Suro kita jadikan "pepiling" atau pengingat bahwa kita hanya sebatas berhutang rasa. Rasa malu kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, hutang rasa kepada orang tua, saudara, tetangga dan sahabat-sahabat karib kita. Urip mung sedelo, mampir ngombe, bayar utang, utang rasa nyang liyane (hidup hanya sebentar, seperti hanya mampir minum, dan berhutan rasa kepada orang lain).

Ya Allah-Tuhan Pencipta misteri waktu, jadikan kami orang-orang yang beruntung mendapatkan curahan rahmatMu dan ridhoMu disetiap waktu yang Engkau Sendiri berada dalam denyutnya. Aamiin.


Bogor, Jum'at 4 Juli 2025 / 9 Muharam 1447 H

Alfaqir-Faridh Almuhayat Uhib H. Wakil Katib MWCNU Bogor Utara


Dipublikasikan di media online:

1. https://tvnusantara45.wordpress.com/2025/07/05/wakil-katib-mwcnu-bogor-utara-kota-bogor-muharram-bulan-sakral/ 2. https://ltnnujabar.or.id/sakralnya-muharam-lentera-spiritual-dalam-arus-zaman/

Kamis, 26 Juni 2025

RIMBAWAN-RIMBAWAN PENENTU JALAN PEMBANGUNAN KEHUTANAN


(Sebutir debu dari tanah Pasundan untuk Himpunan Mahasiswa Kehutanan (Himasylva)/PC Sylva Indonesia Universitas Lampung di perayaan hari kelahiran 25 Juni 2025)

Berita kepulangan kehadirat Sang Pencipta, seorang sahabat/rekan/saudara satu angkatan saat menempuh jenjang Sarjana Kehutanan di Universitas Lampung (Yoshy Rizky Amalia, S.Hut-Ochi) hari Rabu tanggal 25 Juni 2025 membuat tercengang. Entah karena seperti baru kemarin melihat statusnya sedang dirawat, tak hentinya mengulurkan doa agar lekas sembuh. Tetiba pagi hari kerja berita sahabatku masuk tahap kritis, pukul 14.40 WIB kabar dari Lampung tiba dengan cepat bahwa Ochi telah tiada. _Innalillahi wainnailahi rajiun_. Kami sungguh kehilangan. Semoga Tuhan YME menerima amal kebaikan dan menghapus segala kesalahannya serta mendapat tempat terbaik disisiNya. Ia sejak mahasiswa berprestari, rajin, cerdas, aktif di organisasi, menjabat sekretaris umum Himasylva, aktif membantu acara dan perjuangan Sylva Indonesia saat selama 2 tahun Pengurus Pusat Sylva Indonesia 2008-2010 berada di Lampung. Selamat jalan kawan.

Disela kesibukan dan ternyata kelengahan itu ada, malam ini adek-adek Himasylva share sebuah link Pelatihan Mahasiswa Kehutanan Indonesia (PMKI) 2025 (https://www.youtube.com/live/ilkbloA_dPM). Ternyata di Bumi Ruwa Jurai hari ini diselenggarakan PMKI yang merupakan ivent besar Sylva Indonesia (Ikatan Mahasiswa Kehutanan Indonesia) dari tahun ke tahun. Sejak dahulu Sylva Indoensia menjadi sebuah primadona bagi mahasiswa kehutanan se-Indonesia, sebab di Sylva Indonesia banyak "candu" yang membuat para "pemikir-pemikir" kehutanan bertahan melek untuk berdialektika saat sebagian besar mahasiswa kehutanan mulai banyak yang "kupu-kupu alias kuliah pulang". Tidak heran perhelatan nasional seperti Konferensi Nasional, Seminar Nasional, Latihan Kepempinan, _Training of Trainer_, Seminar Nasional, dan perhelatan kegiatan nasional oleh Sylva Indonesia akan selalu dihadiri banyak mahasiswa kehutanan dan non kehutanan bahkan alumni serta para pihak yang ingin mengisi dan berkontribusi untuk Sylva Indonesia.

Maka, PMKI kali ini yang digelar di kampus biru Universitas Lampung tanggal 25-28 Juni 2025 oleh Himasylva adalah sebuah "ide dan aksi gila" yang penuh resiko namun rimbawan muda Unila mampu berperan, beraksi unjuk gigi bahwa mereka mampu menjadi tuan rumah PMKI. Tema yang yang diusungpun tidak main-main, yaitu _"Regenerasi Alam: Solusi Berbasis Alam Melalui Mitigasi dan Adaptasi Iklim"_. Kami bangga dengan kalian dan terimakasih rimbawan Himasylva lalu apa gerakanmu selanjutnya?


Gemuruh Buldoser vs Teriakan Rimbawan yang Tidak Bosan

Ini sebuah poin seolah bombastis. Sejak dahulu kehutanan memang seksi untuk menjadi objek tema, kadang ada juga yang sudah menjadi objek sasaran investasi lain. Era 1960an Sylva Indonesia terus menyuarakan tentang bagaimana pemerataan kualitas sumber daya manusia (SDM) dari tingkat menengah hingga sekolah tinggi atau perguruan tinggi itu dapat mengurus hutan agar tetap berkelanjutan. Di Era 1970an Sylva Indonesia bergerak dengan proses dialogis di dalam forum kongres kehutanan "teriakannya kencang" bahkan tidak jarang kata "hutan untuk kesejahteraan rakyat" selalu menggema, disisi lain hutan sebagai devisa harus dimanfaatkan secara adil. Selanjutnya di Era 1980an Sylva Indonesia berupaya bagaiamana hasil-hasil hutan bukan hanya pada objek kayu, namun juga hasil hutan bukan kayunya yang dapat dikelola maka tidak sedikit pula ijin usaha pemanfaatan hutan beredar begitu masif diberbagai daerah baik BUMNnya maupun Swastanya. Teriakan dan gelombang buldoser vs teriakan aktivis bersautan menggema diberbagai media. Era 1990an pun juga begitu. Namun era ini hutan kembali menjadi "ideologi" bahwa sudah banyak yang diusahakan namun bagitu-begitu saja. Kenapa masyarakat tetap saja belum sejahtera, lalu apakah ada salah kelola? Sylva Indonesia mendobrak sekat kemapanan dimana hutan harus dikembalikan/dipulihkan agar ekosistem berjalan normal. Era ini gelombang bencana alam menjadi pertanda yang cukup untuk kembali memulihkannya "back to forest". Tak lama kemudian gelombang reformasi menjadi titik tolak bahwa masyarakat hutan tidak boleh ditinggalkan dan mereka mulai menyuarakan akan ketimpangan-ketimpangan yang ada. Saat itu kawasan hutan banyak diserbu masyarakat untuk dijadikan ladang penghidupan. Akhirnya Sylva Indonesia memiliki cara berdialektika dengan berbagai kalangan, sehingga banyak aktivis Sylva Indonesia yang masuk dalam berbagai lini seperti kamar praktisi, LSM/NGO, lembaga donor, dll. Akhirnya pada era 2000an hingga kini, tidak sedikit kekuatan "dialog" yang dibangun oleh para aktivis menghasilkan berbagai output dalam rangka menuju visi besar kehutanan Indonesia yaitu "hutan lestari masyarakat sejehtera". Walaupun secara outcome boleh dikatakan sudah ada namun masih belum masuk dalam catatan para pegiat dimasing-masing sektor.

Singkat cerita, bahwa dua pandangan yang saling berseberangan akan tetap ada hingga saat ini, walaupun dalam perjalanannya terdapat titik temu. Misal, bagaimana skema perhutanan sosial yang sejak dahulu sudah digadang-gadang dan digaungkan hingga kini masih terus berjalan, dimana ijin pengelolaan kawasan hutan untuk masyarakat secara luasan terus ditambah dan dipercepat. Contoh tersebut juga membuat kekhawatiran dilain pihak bahwa nanti hutan akan rusak, hancur, dll. Disinilah titik temu dari proses dialog terus dilakukan sehingga pengelolaan hutan dalam dilakukan secara optimal, dan berkeadilan. Atau banyak contoh lain yang sedikit ngeri-ngeri sedap seperti ijin untuk penggunaan lain seperti kebun sawit, ataupun tambang yang secara tidak langsung memang itu ada di bawah/dasar dari hutan itu sendiri. Karena tidak dipungkiri hutan sebagai satu kesatuan ekosistem termasuk dibagian dalam tanahpun terdapat potensi sumber daya alam yang berlimpah. Tentu ini harus diatur dengan regulasi yang tepat dan demokratis.

Sylva Indonesia sebagai _agent of change_ harus mampu belajar dari situasi kesejarahan pengelolaan hutan di Indonesia dari era ke era tersebut. Sebab membaca lembaran sejarah tersebut baik apa yang terjadi, mengapa terjadi, dimana kejadian, siapa yang terlibat dan apa hasilnya, akan menjadikan "napas" para aktivis Sylva Indonesia menjadi lebih panjang dan tidak bosan-bosan. Dia tidak akan digilas oleh jaman. Maka pemikiran yang progresif terkait bagaimana kehutanan di Indonesia ini akan dikelola dan dibawa kemana, setidaknya ada arah dan jalan dalam menapaki era-era selanjutnya.


Dipersimpangan, Jangan Takut Tersesat

Tahun 2025 menjadi sebuah tahun keramat. Para punggawa kehutanan, senior, rimbawan yang menuntun kita bahkan sudah banyak yang berpulang dipanggil Sang Pencipta. Kini masih ada sisa-sisa yang mungkin masih ada api dan semangat juang yang ingin ditularkan. Atau bahkan masih ada kader-kader yang membawa api semangat juang yang saat ini masih sering menyuarakan atau bahkan sering berdiskusi disisi kita seperti kawan, sahabat, yang tanpa sekat hingga para rimbawan muda Sylva Indonesia lupa untuk "menuliskan/menorehkan" pemikiran, gagasan, aksi, praktik dan pengalaman dalam menghadapi situasi kehutanan lintas jaman tadi.

Dipersimpangan jalan jalan inilah, kedewasaan para kader Sylva Indonesia diuji baik mental maupun kecerdasan dalam "menggerakkan akal dan nurani" untuk menentukan arah pembangunan kehutanan dimasa yang akan datang. Tidak akan mungkin kembali kemasa lampu, atau ingin segera lari kemasa depan itu dengan mudah.

Meminjam istilah dalam pergulatan pemikiran pak Wiratno (2011) dalam buku tersesat dijalan yang benar itu, menurutnya yang dikatan oleh Faqih (2003) dibagian akhir benar bahwa desain pembangunan Indonesia itu produk sarjana Indonesia yang mendewakan pertumbuhan ekonomi. Sementara dunia memasuki era neo-kolonialisme, dimana dominasi dan kolonialisasi tidak lagi menggunakan kekerasan fisik tetapi dengan penjajahan teori dan ideologi. Ia melihat bahwa sarjana kehutanan tidak didesain untuk berpikir mandiri dan cenderung menerima begitu saja pandangan dominan mengenai seharusnya hutan harus dikelola bukan hanya yang mengutamakan eksploitasi dan pencapaian produksi kayu besar-besaran.

Lalu bagaimana agar jalan makin lurus. Dalam buku yang dieditori oleh Prof. Hariadi Kartodiharjo (2013) kembali ke jalan lurus, beliau mengatakan bahwa masa depan dan peluang memperbaiki kebijakan kehutanan sangat tergantung pada tumbuhnya generasi kritis yang mampu memperbaharui diskursus diberbagai bidang dan tempat pekerjaan baik dibidang pengembangan SDM, pendidikan, pelatihan, penelitian, khususnya terkait kehutanan. Banyak aspek yang harus diperbaiki bahkan digugat untuk mendapatkan pengetahuan baru terkait bagaimana kehutanan dapat menjadi sebuah subjek pendorong untuk manusia dibumi agar dapat bertahan hidup dengan tetap menjadikan hutan sebagai aspek penting dalam ruang hidup manusia.

Inilah lingkungan hidup sesungguhnya, praktik-praktik kelola ruang yang berdasarkan pada prinsip kesimbangan diutamakan agar seluruh komponen ekosistem hidup secara seimbang. Seperti tema PMKI itu, ada kata-kata _Solusi Berbasis Alam_ dimana hutan adalah bagian dari sumber daya alam. Kekuatan besar yang mampu menjaga denyut nadi kehidupan dibumi, namun juga tidak lepas dari sumber lain.

Ketersesatan itu akan terjadi jika kesombongan akan pengetahuan yang dimiliki. Seharusnya meminjam istilah yang sering dinasehatkan kepada kita sejak kecil "malu bertanya sesat di jalan". Ini mengibaratkan kita bahwa menjadi manusia itu harus jujur, apabilah memang tidak tahu, tidak paham maka bertanya kepada ahlinya. Dipersimpangan jalan kita akan menemui aktor-aktor yang telah mengetahui arah jalan selanjutnya, tidak heran jika banyak dimasa-masa transisi kepemimpinan di Indoensia akan selalu ada tinjauan terhadap rencana pembangunan, dan rancangan pembangunan. Bahkan juga telah ada jalan/peta jalan yang telah disusun oleh era/rejim sebelumnya. Ini sebagai bentuk untuk meletakkan fondasi dan arah jalan pembangunan kedepan.

Akan tetapi, kehutanan dalam hal ini harus dapat membaca arah dan tujuan dari pengelolaan sumber daya alam khususnya hutan akan dibawa kemana. Sebab cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan Indonesia Emas di tahun 2045 tidak akan tercapai jika meninggalkan jejak lingkungan yang kotor, alam rusak, udara polusi, laut tercemar, walaupun sejuti bangunan megah dan korporasi berdiri megah di negeri ini.


Selamat Harlah Himasylva, Bravo Sylva Indonesia

Sylva Indonesia tentukan jalanmu dimasa yang akan datang akan kemana, dan apa gerakanmu dalam setiap nafasmu. Sebab tidak akan ada kader-kader yang tangguh tanpa melewati pergulatan pemikiran, dinamika organisasi, inovasi dari keadaan yang dihadapi saat ini untuk lebih berarti bagi kemaslahatan kader Sylva yang lebih banyak. Di Himasylva dahulu kami ditempa, oleh dosen, senior, oleh sahabat, teman, dan masa kekeliruan berfikir, bertindak itu akan selalu ditemui. Disitulah kami dimarahi dan juga diluruskan oleh keadaan.

Rimbawan Unila sebagai pelopor pegolakan pemikiran dan gerakan di Sylva Indonesia harus mampu membuka cakrawala di era baru ini. Era yang berbada dengan masa lampau. Bukan soal teknologi saja, namun soal bagaimana menghubungkan pengetahuan lintas jaman yang telah dilalui sejak 1997-2025 (28 tahun) ini menjadi sebuah petunjuk dan arah agar kader Sylva Unila menjadi rimbawan penentu jalan pembangunan kehutanan Indonesia. Selamat harlah Himasylva ke-28.

Salam Rimbawan....!!!

Bogor, 26 Juni 2025; 00.46 WIB

Faridh Almuhayat Uhib H.