Senin, 08 November 2010

Rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW

Rasa cinta kita kepada Nabi Muhammad SAW berserta keluarga, sahabat, dan keturunannya sampai saat ini tidaklah pudar oleh jaman.

Begitulah gambaran orang-orang yang mencintai Allah Azza Wa Jalla.

Cinta kita pada Nabi merupakan bentuk cinta kita pada Allah.

Semoga kita dapat meraih cinta dan kasih sayang selama-lamanya.


Bandar Lampung, 8 November 2010

Rahasia Tuhan


Kita hidup dibawah rahasia Tuhan. 

Seandainya ada yang mengetahui rahasiaNya, itu semua karena bentuk kecintaan Tuhan kepada umat yang diberi kelebihan karena kedekatannya kepada Tuhan.


Bandar Lampung, 8 November 2010

Rabu, 03 November 2010

Buku dan Guru

Jika ingin pintar datangilah toko-toko buku, disana kita jumpai beribu-ribu buku mulai dari buku relegius, pengetahuan umum, anak-anak, rumah tangga, segudang judul kita temua.

Tapi apakah kita temui guru untuk mendapatkan ilmu itu disana?

Buku memang sumber ilmu, tetapi buku dan ilmu tanpa guru adalah kebutaan yang nyata.

Dan itu yang terjadi sekarang pada jaman yang sudah edan.

Selamat menikmati.


3 November 2010

Senin, 01 November 2010

Warna Warni Dunia

Oh..Tuhan...

Sungguh keluasan dan kedalaman ilmu terkadang menjadi abu-abu ketika sampai pada perbedaan warna.

Warna warni dunia membuat manusia seharusnya mengerti, tetapi justeru sebaliknya yang ditemui tidak lain dari saling mencaci, memaki.

Nafsu dunia menjadi raja bagi mereka yang takut akan turunnya derajat manusia disisi sesamanya.

Ujub, riya', dengki, benci, caci, maki, kubur dalam-dalam.


1 November 2010

Minggu, 31 Oktober 2010

Matinya Memokrasi

Negara kita sedang berada dalam era orde yang paling baru yaitu matinya demokrasi.

Apakah kita akan terus membungkam diri?

Selamat Bertawakal

Mungkin Tuhan berkehendak lain dengan apa yang kita inginkan.

Berdoa kunci kita untuk mengetuk pintuNya dan usaha kita untuk menghadapkan keinginan kita didepan pintunya.

Keinginan kita bawa kepintuNya, maka menunggu kapan pintu itu di bukakan.

Selamat bertawakal, agar kita menjadi orang yang meyadari akan rendahnya diri ini. Semoga berhasil. Amiin.

Waktu

Waktu terus mengejar kita.

Sekarang pedang sudah menempel dileher, siap atau tidak kita harus menghadapi dua hal, yaitu antara hidup atau mati.

Bekal apa saja yang sudah kita siapkan jika kita masih ingin hidup, dan berapa banyak bekal yang sudah kita siapkan jika kita akan mati.

Maka bersiap siagalah didalam kalimat Tuhan bersama para pasukanNya

Jumat, 29 Oktober 2010

Kedukaan dan Kesukaan

Dalam kedukaan kita tetap sabar menjalaninya, walaupun seribu tangis mengisi kedukaan kita. Dalam kesukaan kita tetap waspada akan kesukaan kita, karena jarak kusakaan dan kedukaan hanyalah sedekat detak jantung kita berdetak. Duhai sahabat, masukkanlah diri kita dalam kedua-duanya agar kita tetap menjadi orang pilihan dan jangan pernah lari.

Tanda Orang Baik

Hujan ini membuat kita semakin sadar bahwa kita adalah manusia yang butuh kesejukan dalam berperilaku. Sesejuk angin ketika kita kepanasan, sesejuk udara ketika alam kita masih banyak pepohonan. sesejuk air yang turun ketika kita sedang dilanda dahaga. Hujanilah diri kita dengan perilaku yang menyejukkan orang lain. Begitulah tanda orang baik-baik.

Jumat, 15 Januari 2010

ANGAN KAU GADAIKAN NEGARAKU

Wahai perwira, kenapa kau tak kunjung angkat senjata untuk berperang dengan negara yang mempermalukan kita?jangan hanya berlatih perangperang saja kalau kau tak mau dianggap tumpul senjatamu. 

Wahai konglomerat, jangan mentang-mentang kaya lalu kau keruk bumiku dengan mata bor dan kemudian kau jual itu isi perut bumi keluar negeri. 

Apa kau tidak merasakan bahwa bumi itu sedang menangis?. 

Wahai politikus, lidahmu memang berbahaya. 

Dengan kemampuan debatmu membuat orang menjadi terbius akan janji manismu. 

Kemudian kau berikan surat gadai Negaraku ke Negara lain dengan jaminan stumpuk kepentingan. 

Wahai para pemuka agama, aku percaya dengan keliahaianmu memberikan ceramah kepada umat, orang terinveksi radang akut fanatisme. 

Tapi aku harap jangan atas nama agama, kau gadaikan negaraku untuk kau berikan kepada para pemuka agama dipenjuru dunia untuk kepentingan pribadi atas nama agama. 

Walaupun ku berharap-harap cemas. Kepada para wahai, jangan sekali-sekali berani mengingkari keutuhan NKRI dengan menggadaikan negaraku demi kepentingan sesaatmu. 

Faridh Almuhayat Uhib H ; 05.19 wib ; 15 Januari 2010