Selasa, 15 November 2016

 

Negeriku, aku ini hanya penumpang paling belakang
Negeriku, aku ini hanya ekor yang terus akan mengekor
Negeriku, aku percaya kepadamu bahwa engkau mengantarkanku sampai tujuan dalam kondisi apapun
Negeriku, disaat engkau terbang engkaulah navigatorku
Negeriku, aku harap aku bersamamu baik saat take off - terbang, maupun landing nanti
Negeriku, kita jaga dan rawat apa yang ada pada dirimu
Aku terus menjadi makmummu walaupun badai, petir, hujan menghantam.

"Jer Basuki Mawa Bea"

Bogor, 15 November 2016
#FotoDariMeraukeKeMappi
#PesawatPerintis
#LovePapuaLoveIndonesia

Selasa, 08 November 2016

Ki Hajar Dewantara


Ki Hajar Dewantoro Kemudian identik dengan hari pendidikan nasional tepat 2 Mei kita bangsa Indonesia memperingatinya.
Tahukah anda, bahwa beliau memiliki nama lain yaitu Suwardi Suryaningrat. Beliau adalah seorang santri tulen, namun jarang sekali hal ini diajarkan disekolah-sekolah bahwa beliau adalah santri yang mendirikan PERGURUAN NASIONAL TAMAN SISWA pada 3 Juli 1922. Kita tahu dalam perkembangan taman siswa dinilai sebagai keberhasilan pergerakan nasional dalam membuat pemerintah kolonial mundur secara lebih jauh dan menyeluruh.
Beliau adalah santri dibawah bimbingan Kyai Sulaiman Zainuddin tepatnya di Kalasan Yogyakarta.
Subhanallah....ini adalah tauladan, bahwa pondasi ilmu agama adalah penting untuk membentuk karakter berbangsa dan bernegara.
Semoga beliau mendapat tempat yang mulia.
ALFATIHAH

Bandar Lampung, 8 November 2016

Kamis, 03 November 2016

Suluk Kebangsaan


Biarkan aku mengalah, karena mengalah bukan berarti kalah
Biarkan aku mundur, karena mundur bukan berarti tidak berani
Biarkan aku kalah, karena kalah bukan berarti tidak bisa menang
Biarkan aku menjadi abu, karena menjadi abu pun masih berharga
Biarkan aku berdiri asal aku tak melangkah untuk memperkosa hak orang lain
Biarkan aku diam asal aku tak bersuara mencela orang lain
Kesetiaan itu sungguh pedih, kadang pincang, kadang bimbang, kadang keliru, kadang sendu, kadang ini dan kadang itu
Oh.....saudauraku sebangsa dan setanah air bersabarlah
Mari bersamaku melantunkan syair-syair ibu pertiwi
Mari bersamaku memuji Sang Pencipta dengan rayuan yang indah
Mari bersamaku berjalan dengan segala rupa dan bentuk jasad kita
Mari bersamaku mengolah rasa menjadi cinta
Mari bersatu padu dengan senyum yang menduhkan tanah airku
Oh...Indonesiaku
Bogor, 03 November 2016

Selasa, 01 November 2016

Ego

 Kepentingan umum harus kita dahulukan daripada kepentingan individu/kelompok.

Jalin persatuan dan kesatuan

Harga Diri

Apa tanggapan anda Faridh: Jika harga diri kita diinjak-injak, jika keyakinan kita ditindas. Apa yang harus kita perbuat?

Maka saya jawab: Ambillah sifat bumi, bersabar dan bermunajat kepada Sang Pencipta karena Allah akan memberikan jawaban yang terbaik.

#SaveIndonesiaDamai 

Senin, 31 Oktober 2016

Mengaku Beragama

Banyak manusia yang mengaku beragama, akan tetapi sulit memaafkan kesalahan orang lain.

Banyak orang yang mengaku paham agama, tetapi suka mencaci perbedaaan suku/ras/agama yang berbeda dengan yang dianutnya.

Semoga Allah Yang Maha Perkasa menolong bangsa Indonesia dan menjadi bangsa yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur.

Sabtu, 29 Oktober 2016

PEMUDA SEBAGAI PENERUS CITA-CITA BANGSA (Refleksi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober)


Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu bersatunya para pemuda-pemuda Indonesia untuk bersumpah untuk baik dalam bertanah air, berbangsa dan berbahasa yaitu Indonesia. Dengan tiga sumpahnya yang berbunyi:
1)      Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
2)      Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3)      Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 28 Oktober tersebutlah diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda yang sampai saat ini dijadikan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi saat ini bangsa Indonesia bukan bangsa yang pemuda-pemudanya seperti dulu, saat ini para pemuda-pemuda sudah hidup dijaman modern, penuh dengan keluasan ilmu pengetahuan dan kecanggihan tehnologi. Ketika saat itu para pemuda berjuang dengan pikiran dan angkat senjata untuk melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan serta keterbelakangan, maka apakah saat ini para pemuda harus berjuang seperti jaman dahulu? Secara tidak langsung para pemuda adalah penerus perjuangan bangsa yang akan menggantikan generasi yang tua-tua. Sehingga membutuhkan pemuda yang tangguh, kuat dan berkualitas agar bangsa ini tetap sebagai bangsa yang besar. Seperti pidato Bung Karno berikan saya 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia. Hal ini menandakan bahwa pemuda memiliki peranan yang kuat untuk melakukan perubahan-perubahan nyata didalam tatanan kehidupan.
Saat ini bangsa Indonesia telah berumur 66 tahun, selama masa perjaungan tidak lepas dari peran pemuda disegala bidang, mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik sampai bidang pertahanan dan keamanan. Maka semua element berperan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia ini khususnya para pemuda. Ketika saat ini di Aceh, di Sulawesi, di Irian Jaya muncul gerakan-gerakan separatisme, maka apa yang harus dilakukan oleh para pemuda?
Bila ditinjau dari makna Sumpah Pemuda maka keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) inilah yang harus dipertahankan oleh pemuda, karena dari sabang sampai merauke semua pemuda sudah bersumpah berbahasa, bertanah air, berbangsa satu yaitu Indonesia. Akan tetapi kenapa banyak para pemuda yang terlibat didalam upaya pemecah belahan NKRI ini. Apakah saat ini para pemuda belum bisa bersatu untuk membangun dan membesarkan NKRI yang kita cintai ini?
Gerakan separatisme sekarang sudah mulai merekrut para kader-kader mudanya, antara lain adalah pemuda. Jika pemuda sudah diracuni dengan ideologi-ideologi yang menyimpang maka bisa diperkirakan 10-20 tahun gerakan separatisme tersebut akan semakin meluas dengan segala daya dan upaya yang dilakukan oleh gerakan tersebut untuk memisahkan diri dari NKRI. Jika dilihat dari segi politik, pemuda saat ini seharusnya cenderung lebih mudah untuk bersatu dan membangun negeri ini. Dengan alasan ilmu pengetahuan sekarang sudah mulai maju, teknologi sudah mulai berkembang pesat. Kedua faktor tersebut yang harus dimanfaatkan para pemuda-pemudi untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan serta untuk membangun NKRI.
Cita-cita bangsa Indonesia sudah dijelaskan didalam pembukaan UUD 1945, maka segala bentuk penjajahan harus dihapuskan khususnya penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang memang harus diperangi. Sudah saatnya para pemuda mulai bangkit dan menerawang masa depan dengan hati yang jernih dan akal sehat serta menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Sangat disayangkan jika bangsa Indonesia saat ini telah merosot rasa cinta terhadap tanah air ini, misalnya masih banyak pemimpin yang korupsi, angka kriminalitas yang tinggi, saling menjatuhkan antar penguasa dan pemimpin elit plitik, ego sukuisme yang tingi, rasa solidaritas yang mulai rendah, mulai merebaknya budaya barat (cenderung negative) di Indonesia. Apakah kenyataan yang ada, akan terus turun-temurun dari generasi ke generasi dimulai dari jaman sekarang hingga jaman di masa yang akan datang? Tentu semua itu tidak kita iginkan.
Maka pemuda sekarang harus dituntut untuk bisa menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, karena ilmu pengetahuan umum jika tidak dibarengi dengan ilmu agama akan buta begitu juga dengan ilmu agama tanpa dibarengi ilmu pengetahuan umum maka akan buta. Mencuplik pesan mabaligh kondang Alm. K.H. Zainudin MZ, dalam berbagai tausiah-tausiahnya yaitu jadilah seorang yang intelek tapi berjiwa kiai dan jadilah kiai yang intelek. Dengan kedua-duanyalah bangsa Indonesia akan berhasil meraih cita-citanya. Sehingga degradasi nasionalisme akan bisa diatasi dan akan menciptakan para pemuda yang siap memimpin bangsa Indonesia dengan penuh rasa cinta serta melahirkan pemimpin-pemimpin negeri yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME serta pemimpin yang adil, jujur, bersih dan bijaksana. Sudah saatnya pemuda-pemudi menjauhi minum-minuman keras dan narkoba serta terus belajar dengan gigih karena hal tersebut merupakan salah satu upaya pemuda dalam meneruskan cita-cita bangsa.  

Pandangan dan Harapan

Gejolak-gejolak yang terjadi di negeri ini tidaklah bisa kita melihat dengan kacamata kuda. Boleh berpandangan beda, karena itu hak setiap manusia. Boleh berteriak sekeras mungkin karena itu ekpresi jiwa. Bukan berarti yang lain tidak ingin mengikuti, akan tetapi kita masih memiliki batas-batas dan analisa yang lebih penting dibandingkan kita harus turun kejalan karena sesuatu hal yang dianggap sangat hina dan menghinakan.

Allah tidak tidur, kita menengadahkan doa berharap agar hidayah Allah merasuk dalam hati orang-orang yang memang berniat merusak agama Islam dari berbagai sisi. Walaupun hukum negara (hukum positif) harus tetap kita tegakkan dan apapun hasilnya kita harus hormati.
Sahabatku, saudaraku sebangsa dan setanah air. Jika itupun masih dirasa mengecewakan, maka siapkan pemuda-pemuda yang lebih handal, mumpuni baik jiwa dan raga untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan bukan untuk kemenangan kelompok tertentu tetapi untuk NKRI, dan ini yang saya fikir lebih terhormat.

Rabu, 15 Juni 2016

EMAS HITAM DARI TIMUR


Surat Cintaku untuk PAPUA-INDONESIA

Gunung, laut, danau yang terbentang bukan lain cipataan Allah Yang Maha Esa kawan

Saat-saat indah manakala matahari telah terbit dari ufuk timur dimana engkau menundukkan kepala seraya berdoa bagi mereka yang berada di bagian barat agar selamat dan sentosa

Saat-saat gelap, matahari terbenam engkau juga berdoa agar terlindungi dari masa-masa yang gelap

Kita satu bangsa, satu bahasa satu bendera dibawah sejarah yang mengukir indah Indonesia

Merekalah para pejuang-pejuang kemerdekaan Indonesia yang didih melawan penjajah

Tahukah bahwa aku cinta Papua, yang takkan kubedakan warna kulit, ras, maupun agama. Karena kita bersodara

Kawan, lihatlah kedepan. Bangsa Indonesia dari Sabang sampai Merauke akan menjadi negara adigdaya dirahmati Allah Yang Maha Kuasa dan disegani negara lain karena kita punya kesalehan sosial

Kawan kita maju bersama-sama, apapun kondisi bangsa kita ini. Bukankah dagelan dimedia-media itu hanyalah sandiwara? Namun sejatinya kita punya rasa sama yaitu manusia Indonesia

Surat ini aku buat sebagai rasa cinta dan sayangku pada Papua yang juga cinta Indonesia dengan cara dan karakternya

Sahabat, bersabarlah. Kita bangsa Indonesia akan mulia dimana-mana selagi kita pegang erat adat dan budaya kita dengan seksama

Sudah tentu menjadi kenangan, jikalau kita bergandengan tangan menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan kita

Disini aku berdisi, memuliakan siapapun yang mengasihi kita semua sebagai satu bangsa, bahasa, negara dan bendera

Bangkit dengan kesantunan untuk menjadi bagian yang tak terlupakan

INDONESIA dari Emas Hitam Bagian Timur



Jayapura, 15 Juni 2016

Rabu, 06 Januari 2016

PUISI BUAT GARSI


Tepat hari ini lima januari engkau disepakati para pendiri
Tepat dua Februari dua ribu dua engkau resmi tercatat dalam akta negara
Garuda Silva menjadi nama
Empat belas tahun engkau berjalan melewati jalan mendaki dan berduri
Wahai Garsi....engkau menjadi tempat pertama kami berjalan menapaki profesi kami
Maafkan kami yang sering meninggalkanmu tanpa acuhkan jasamu
Rimbawan muda mencoba menegakkanmu agar kembali berdiri
Garsi pusaka kami, menjadi warisan moral yang haus akan tantanganmu
Wahai Garuda
Wahai Silva
Wahai rimbawan muda
Wahai penerus kerja-kerja sosial lainnya
Buatlah sejarah dalam bidangmu
Catatlah dengan penamu
Tunjukkan dirimu
Bahwa dirimu mampu
Garsi engkau sungguh berarti

Bogor, 5 Januari 2016 ; 20.11 WIB

Faridh Almuhayat Uhib Hamdani

GARUDA SILVA DALAM METAMORFOSIS KELEMBAGAAN



Pendahuluan

Garuda Silva (Garsi) merupakan salah satu non government organisation (NGO) yang berdiri tanggal 5 Januari 2002 oleh para alumni manajemen hutan (MHT) Universitas Lampung dan tercatat secara resmi oleh notaris Soekarno nomor 01 tanggal 2 Februari 2002. Pendirian tersebut dilatar belakangi oleh keprihatinan para alumni kehutanan Unila terhadap kondisi kehutanan dan lingkungan hidup pada saat itu, dimana banyak terjadi kerusakan dan penurunan kualitas lingkungan hidup sejak meletusnya reformasi tahun 1998. Dengan berdirinya Garsi maka idealisme sebagai rimbawan akan terus terjaga dan sekaligus sebagai bentuk aktualisasi diri para alumni di bidangnya.
Pada bulan April 2015 Garsi melakukan musyawarah anggota (MA) ke-IV dan merubah status lembaga dari lembaga swadaya masyarakat (LSM) menjadi perkumpulan. Hal tersebut dilandasi dengan semangat membangun pergerakan lembaga yang lebih progresih baik di bidang kehutanan dan lingkungan hidup maupun dibidang usaha lainnya untuk keberlanjutan lembaga. Selama ini Garsi memiliki peran-peran penting dalam pengelolaan lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia khususnya di Propinsi Lampung yang telah lama menjadi brand lembaga yaitu peran dalam bidang kehutanan yang dikemas dengan peran “konservasi (conservation)” dalam arti luas, bidang lingkungan hidup (environment), dan pemberdayaan masyarakat (community development).Oleh karena itu, Garsi dengan brand-nya tersebut harus dapat turut andil dalam ketiga bidang tersebut secara total dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Disisi lain Garsi perlu juga memperhatikan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) yang ada, dimana selama ini masih mengandalkan kekuatan internal yaitu dengan latar belakang kehutanan baik mahasiswa kehutanan maupun sarjana kehutanan. Setidaknya sisi lain tersebut menjadi bagian kecil dari pekerjaan rumah Garsi untuk terus berbenah baik secara internal maupun eksternal agar peran-perannya teroptimalkan.


Catatan Kaki Buat Garsi
Garsi pada tahun 2016 ini telah berumur 14 tahun dengan melewati 3 era kepemimpinan, yaitu Ahmad Hendri Gunawan (2002-2008), Irhandi Juanestvant (2008-2010), Faridh Almuhayat Uhib Hamdani (2010-2015). Beberapa catatan penting secara kelembagaan di masing0masing era tersebut yaitu:

1. Ahmad Hendri Gunawan (2002–2008)

a. Belum terbentuknya organisasi ikatan alumni kehutanan Unila, sehingga Garsi pada saat itu adalah tempat berkumpul dan berhimpunnya para alumni kehutanan Unila
b. Garsi menyatakan berdiri dengan status sebagai LSM Kehutanan dan Lingkungan Hidup di Provinsi Lampungc. Landasan berfikir dan bergerak hasil kristalisasi selama berproses di akademik kampus, lembaga kemahasiswaan (Himasylva dan Sylva Indonesia), dan pengalaman individu di berbagai organisasi.
d. Jaringan terbentuk karena didukung isu kehutanan dan lingkungan hidup yang pada saat itu banyak LSM lokal dan LSM internasional yang masuk dengan berbagai macam proyek.
e. Kontribusi secara kelembagaan, Garsi lebih banyak dalam bidang kehutanan seperti berkontribusi dalam pemberdayaan masyarakat di sekitar TN, studi konservasi satwa di TN, pengembangan jasa lingkungan dan ekowisata di TN (LPJ Garsi, 2008). Hal tersebut tidak lepas dari kuatnya pengaruh pola fikir dan gerak konservasi yang telah dilalui para pengurus dan anggota Garsi di perkuliahan.
f. Kendala yang dihadapi yang coba penulis rangkum bagi internal dan eksternal Garsi menurut LPJ Garsi (2008) yaitu: 1) Kondisi internal antara lain, (a) Kurangnya profesionalisme kerja setiap individu, (b) Minimnya sumberdaya anggota, (c) Kurangnya koordinasi dan komunikasi diantara pengurus, (d) Kurangnya loyalitas anggota terhadap lembaga, (e) Rentan konflik antar anggota dan pengurus. 2) Kondisi ekternal antara lain, (a) Sosialisasi dan ekposes kurang optimal dan berdampak pada kurang dikenalnya Garsi sebagai lembaga yang berjuang untuk lingkungan dan masyarakat, (b) Terbatasnya kemampuan finansial.
g. Dalam sumbangsih pemikiran bagi tatakelola kehutanan dan pengelolaan lingkungan hidup dilihat dari track record belum banyak dilakukan Garsi secara lembaga, disisi lain peran strategis sesuai status sebagai LSM seharusnya dapat dijalankan.
h. Transfer knowladge dan share informasi secara kolektif belum merata dan dirasakan antar anggota.

2. Irhandi Juanestvan (2008–2010)
a. Pengkaderan keanggotan dijalankan secara kontinyu. Hal ini menjadi titik point kekuatan kolektif sebagai LSM.
b. Isu kehutanan di tangkap dengan membuat program-program jangka panjang melalui pengajuan kerjasama, proposal (Dokumen Kesekretariatan Garsi 2008–2010)
c. Penataan organisasi melalui tertib administrasi kelembagaan dilakukan pengurus
d. Meletakkan pondasi pemikiran diinternal Garsi bahwa LSM perlu melakukan pekerjaan sesuai dengan bidang dan perlunya menjalankan usaha untuk sustainable keuangan lembaga. Hal tersebut tercetus dari pengalaman selama beberapa tahun kepengurusan.
e. Transfer knowladge dijalankan melalui sistem pengkaderan. Pengkaderan Garsi dilakukan dengan perekrutan anggota secara resmi dan seleksi serta diumumkan sesuai dengan hasil penilaian dan kriteria yang dibutuhkan lembaga.
f. Garsi mewadahi anggota melalui pembentukan kelompok-kelompok minat. Hal ini dapat menopang keberlanjutan pengkaderan dan jalannya organisasi melalui keaktifan anggota di lembaga Garsi.
g. Kendala yang dihadapi Garsi (Hasil Wawancara, 2010) yaitu: 1) Kondisi internal, (a) Anggota Garsi banyak yang bekerja, (b) SDM belum banyak, (c) Potensi anggota sebenarnya dapat diandalkan, (d) Budaya ilmiah belum banyak berkembang, (e) Kurangnya kepercayaan diri anggota sebagai LSM, (e) Kondisi finansial belum stabil. 2) Kondisi Ekternal, (a) Belum banyak melakukan kerjasama dengan LSM lain, (b) Banyak jaringan individu yang dikenal di luar, bukan secara lembaga Garsi.
h. Organisasi vakum seiring banyak anggota yang banyak yang bekerja dan sekretariat Garsi yang habis masa kontrak.
i. Transisi kepemimpinan belum berjalan sesuai ketentuan lembaga dan terkesan dipaksanakan.


3. Faridh Almuhayat Uhib Hamdani (2010–2015)
a. Garsi mulai bangkit dari kevakuman dengan pengurus yang fresh graduate yang berbekal dari jaringan kampus, lembaga kemahasiswaan, dan ekternal.
b. Kerjasama dan joint program dengan Kementerian Lingkungan Hidup, konsultan, LSM (lokal, nasional, dan lembaga donor), pemberdayaan masyarakat.
c. Tertib administrasi lembaga, publikasi media masa berjalan, serta melegalkan kelembagaan di Kesbangpol Provinsi dijalankan.
d. Pembuatan media informasi melalui website, media sosial, pembuatan rekening lembaga, dan kartu keanggotaan
e. Garsi mewadahi anggota melalui pembentukan kelompok-kelompok minat.
f. Kendala yang dihadapai Garsi dalam LPJ tahun 2015 yaitu: 1) Kondisi internal, (a) Banyak anggota dan pengurus Garsi yang bekerja sehingga Garsi kehilangan sumberdaya manusia, (b) Kurangnya koordinasi dan komunikasi diantara pengurus dan anggota, (c) Budaya ilmiah belum banyak berkembang, (d) Belum berkelanjutannya program-program yang telah dilakukan, (e) Komando pelaksanaan program kegiatan masih bersifat sentralistik dari Direktur, sehingga belum banyak inisiatif pengurus dan anggota untuk menjalankan lembaga, (f) Individu kurang percaya diri sebagai LSM Garsi. 2) Kondisi Eksternal, (a) Belum banyak melakukan komunikasi aktif antar LSM dan organisasi di bidang kehutanan dan lingkungan hidup, (b) Berjalannya lembaga sesuai dengan kondisi idealnya LSM belum dapat dilakukan karena keterbatasan pengalaman dan jaringan yang dimiliki anggota. (c) Garsi belum show up kepublik secara optimal.
g. Kontribusi dalam pemikiran kehutanan dan lingkungan hidup berupa Opini di media masa di Lampung berjalan, namun masih sebatas oleh Direktur Eksekutif belum dilakukan oleh pengurus dan anggota Garsi.
h. Garsi merubah status dari LSM menjadi perkumpulan, perubahan banyak dilakukan oleh anggota Garsi yang telah memiliki pengalaman di LSM lain.

Catatan kaki dari era ke era kepemimpinan Garsi diatas setidaknya menjadi lesson learn untuk Garsi dimasa yang akan datang. Point penting catatan diatas bahwa lembaga Garsi memiliki permasalahan yang berulang-ulang baik internal maupun eksternal. Secara internal masalah penting yaitu SDM yang kurang konsisten tehadap bidang yang digeluti dan masih sebatas melihat orang/lembaga lain bekerja dibidang yang seharusnya Garsi lakukan. Disisi lain wilayah (maping area) untuk melakukan riset dan uji coba/aksi nyata dilapangan belum optimal karena permasalahan kurangnya data dan informasi yang dimiliki. Secara eksternal permasalahan jaringan dan finansial lembaga Garsi belum dioptimalkan karena individu tidak bermain dengan enjoy dengan lembaga lain ditingkat lokal.


Garsi dalam Pusaran Isu Kehutanan dan Lingkungan Hidup

Perkembangan agenda global dalam bidang kehutanan dan lingkungan hidup semakin berkembang pesat dan tidak hanya sekedar yang diketahui seperti bagaimana ilmu kehutanan dipelajari dan digunakan, namun berkembang hingga tataran kebijakan. Diskursus penggunaan ilmu kehutanan untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan hidup semakin panjang dan menuai berbagai perdebatan. Hingga tidak jarang bidang kehutanan menjadi korban atas kejahatan lingkungan hidup atas nama bisnis skala besar. Maka dalam tataran ini telah banyak peneliti, LSM/NGO lokal dan nasional bahkan internasional masuk ke ranah sensitif bidang yang kita geluti, dengan kata lain kita sebagai rimbawan yang berhimpun dengan nama “Garsi” belum memanfaatkan idealisme dan ilmu yang dimiliki untuk melakukan kerja-kerja di bidang yang menjadi dasar pembentukan pola fikir dan tindakan. 
Hal yang mengherankan bagi Garsi ketika belum dapat melakukan aksi-aksi di bidang yang digeluti untuk setara dengan LSM lainnya. Aneh bukan?Pusaran isu dibidang yang kita geluti berkembang pada pusaran kebijakan dan konsep yang jika ditelusuri masih diawang-awang karena terbatasnya SDM Garsi untuk mengakses data dan informasi tersebut, sebagai contoh bagaimana program REDD+ yang saat ini di gadang-gadang KLHK sudah mencapai tahap implementasi dengan percobaan carbon trade di Provinsi Kalimantan Timur. Bagaimana proses panjang tersebut dilakukan? Bagaimana penghitungannya? Bagaimana kelembagaan dan operasionalnya? Bagaimana penanganan masalah-masalah di lapangan yang terjadi?. Begitu juga dengan perkembangan hutan kemasyarakatan (social forestry) seperti HKm, HTR, HR, HD, HA dan telah sejauh mana pemerintah pro terhadap masyarakat sekitar dan dalam kawasan hutan khususnya di Lampung? Bagaimana Garsi masuk dalam pusaran isu tersebut? Maka perlunya peningkatan kapasitas SDM Garsi untuk melakukan kerja-kerja dibidang yang digeluti membutuhkan kesabaran dan kekonsistenan, sehingga selama ini sangat wajar jika SDM Garsi banyak yang tidak komitmen terhadap lembaga alias “hanya tempat sementara untuk aktualisasi” karena Garsi dalam hal ini individu-individu belum berusaha untuk mencapai “maqom” dessicion maker di keprofesiannya (rimbawan) melalui lembaga Garsi.
Upgrade potensi SDM Garsi harus segera dilakukan untuk mendapatkan kapasitas lembaga yang profesional. Namun juga tidak harus menghilangkan “jiwa kekeluargaan” ketika profesionalisme itu dicapai. Banyak lembaga yang dibentuk dan dijalankan pada awal perjuangan dengan kebersamaan dan kekeluargaan, namun perjuangan tersebut banyak yang tergadaikan karena proyek-proyek sesaat yang memang secara lembaga akan terkenal/eksis namun secara hubungan kekeluargaan hilang tergantikan dengan sekelompok anggota yang merasakan kenikmatan proyek-proyek tersebut. Garsi jangan sampai terjadi hal yang serupa, setidaknya keseimbangan diantara keduanya yaitu kekeluargaan dan keprofesionalan tetap terjaga sehingga Garsi tidak tergerus dan ditinggalkan oleh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dibidang kehutanan.

Momentum Perubahan Garsi

Setelah berubahnya Garsi dari LSM menjadi Perkumpulan, seharusnya membawa perubahan secara sumberdaya manusia maupun secara lembaga. Perubahan tersebut setidaknya mulai direncakan sejak dilakukannya evolusi status lembaga, sebab tanpa ada perencanaan yang matang mustahil Garsi dapat setara dengan lembaga-lembaga lain. Maka pemikiran bersama, dan aksi bersama harus di jadikan budaya ilmiah di lingkungan Garsi sehingga kemajuan lembaga dapat terlihat secara kolektif. Memang catatan penting perubahan Garsi dari LSM menjadi perkumpulan harus diakui dari beberapa anggota Garsi sebagai pemikirnya, namun kemudian tidak dibarengi dengan transfer knowladge oleh anggota Garsi itu sendiri. Maka dalam pandangan ini saya mencatat bahwa perubahan lembaga membutuhkan sumberdaya yang konsisten dan berani untuk melakukan pergerakan (movement) dalam bidang yang dimiliki serta percaya diri dengan fakta yang harus dibangun oleh lembaga Garsi untuk dijadikan data dan informasi awal agar dapat bersuara mengenai bidang tersebut baik permasalahan maupun solusinya.
Masalah kehutanan dan lingkungan hidup terus berkembang dan terkadang mengulang permasalahan yang telah lalu. Maka Garsi membutuhkan sikap dalam mengkonsistenkan diri untuk mengawal permasalahan tersebut dengan kritis dan terdokumentasikan secara baik dari waktu kewaktu. Menentukan prioritas diantara prioritas yang harus dilakukan setidaknya dapat dikemukakan oleh para pengurus Garsi saat ini kepada publik, sebab masih ada tempat untuk beraktualisasi bagi Garsi dalam upaya pengelolaan kehutanan dan lingkungan hidup di Provinsi Lampung. Selain itu masih banyak hal yang dapat dilakukan selama masa-masa transisi saat ini, terkadang apa yang telah dilakukan dianggap remeh oleh orang lain akan tetapi jika hal tersebut terus dan terus dilakukan oleh Garsi maka orang yang menganggap remeh suatu saat akan kagum dengan apa yang kita lakukan.