Jumat, 17 Juni 2022

SELAMAT SEKOLAH NAK: AWAL PERJUANGAN PUTRAKU

Jumat, 17 Juni 2022 adalah hari bersejarah. Putraku kedua "Haddad" diterima kelas 1 di sekolah yang tidak jauh dari kakaknya. Awal mula memang kami sengaja mendaftar dengan sistem online "PPDB" Kota Bogor di bulan yang sama. Ternyata PPDB Online memang tidak menjamin setransparan yang kita bayangkan tentang sistem penerimaan siswa baru. Hingga waktu pembukaan sampai penutupan memang membutuhkan ekstra tenaga untuk memantau perkembangan penerimaannya, sebab tidak ada nama-nama siswa yang diterima lewat jalur umum/zonasi di kanal website PPDB. Namun di laman tersebut tercantum nama siswa yang pindah dan diterima diterima dengan jalur prestasi. Berkali-kali dibuka hingga waktu penutupan tiba jantung berdetak lebih kencang sebab ingin sekali informasi diumumkan lewat webasite.

Akhirnya kembali ke jaman kemarin-kemarin, yaitu pengumuman manual melalui papan informasi di sekolah yang dituju SD Negeri xxxxxxx. Memang situasi Covid-19 masih menghawatirkan saat itu, namun ternyata harus berdesak-desakan untuk melihat informasi tersebut. Putraku sengaja di daftarkan satu sekolah dengan kakaknya, berharap mudah dalam mengantar dan menjemputnya. Ternyata harus segera dipindahkan kesekolah di komplek Brimob.

Luar biasa welcome, dan tanpa basa-basi masih banyak slot untuk siswa baru. Bismillah optimis diterima. Ternyata benar, putraku diterima. Tapi dia sedih. Pengen sekolah ke Sasana Wiyata sebab ada teman mainnya di rumah lama. Kembali berkecamuk si adek, pengen segera pindah. Duh PR lagi bagaimana cara meyakinkan putraku ini supaya betah di sekolah yang sudah menerimanya. hehehe

Akhirnya dengan segala jurus meyakinkan, si adek bersedia. Walaupun dengan berat hati. Ia masih ingin keselolah sama dengan kakaknya, kalo nggak ke sekolah temannya. Kalau tidak begitu nanti pokoknya pindah. Hehehe masih belum move on juga. Tapi no problemo...es krim menantinya. Hehehe 

Akhirnya 18 Juni 2022 proses daftar ulang terjadi. Ia diantar mama dan kakaknya. Wajah polos diamnya membuat terharu tapi melas hehehe. Bertepatan dengan hari pendaftaran aku masih bertugas di luar kota, hanya membayangkan seperti mimpi putraku sudah naik tingkat dari TK ke SD. 


Saat itu memang kota Bogor ketat dengan peraturan Covid-19 dibandingkan dengan Kabupaten Bogor. Sekolah masih dibatasi dan tidak 100% masuk. Sekolah masih beberap jam saja. Namun kita harus ikuti aturan, walaupun tetangga sebelah sudah masuk terus putra dan putrinya disekolahnya. Disinilah harus "semeleh", artinya menerima dengan hati lapang bahwa memang berbeda tempat berbeda aturan yang harus disikapi dengan tenang. 

Doa dan Puji Saja
Tidak ada kata lain selain puji syukur kepada Allah SWT, Ia telah memberikan kesempatan untuk puteraku dalam melanjutkan kejenjang pendidikan dasar. Semoga dasar ikhlas menjadi pondasi ketenangan puteraku dalam bersekolah ditempat barunya. Ia menjadi anak yang sholeh, bersahabat, dan selalu menaruh hormat dan adab yang tinggi kepada guru dan teman-temannya.

Soal pujian, tidak ada kata yang lebih baik selain pujian kepada Allah SWT. NikmatNya tidak terhitung dan tidak tergantikan oleh apapun. Ia melalui orang-orang yang dipilihNya untuk menemani, mengisi semua waktu agar menjalankan skenario itu dengan baik. Kita ini hanyalah pelaku, namun sutradaranya hanyalah Allah SWT. Kusandarkan padaNya seluruh nafasku. Semoga diberikan jalan kemudahan dimasa yang akan datang.

Hari Pertama Sekolah
Hari pertama sekolah memang membuat banyak PR semua orang tua. Dari bangun tidur, mandi, sarapan, seragam, dll. Ini soal biasa. Kadang memang dunia anak-anak itu adalah dunia sesuatu. Ia tidak bisa kita samakan dengan pola anak dewasa. 

Kesabaran harus diuji, namun sebaiknya para orang tua memberikan semangat minimal satu haru sebelum hari pertama masuk sekolah, seperti diberi penjelasan agar besok bangun pagi-pagi, persiapan dilakukan dimalam harinya, dan tentunya diberi semangat dan pujian buat buah hati.

Puteraku selalu ingat, saat bangun tidur walaupun dibangunin selalu diingatkan, "dek hari pertama sekolah lho....harus bangun pagi dan mandi, jangan sampai telat ya....". Seketika kesadarannya diluar dugaan, ia bangun dengan senang hati, minta mandi pagi-pagi dan memakai seragam sekolah barunya.
Pujian pertama di hari pertama sekolah yaitu "Hebat anak ayah, sudah SD dan keren. Semangat ya sekolahnya..." ia tersipu malu dan tentunya semangat.

Ia berbegas dengan segala perelengkapannya, namun masih takut ke sekolah karena lingkungan baru. Dia ternyata minta ditemanin selama 3 hari. Hari pertama masih diam-diam belum punya teman. Hingga satu minggu pasti nanti ada teman baru. Percayalah, bahwa anak-anak itu memiliki naluri dan dunianya yang Tuhan berikan sesuai dengan alamnya. Kita hanya berdoa dan mengawalnya dengan sebaik mungkin.

Sebelum kesekolah selalu ditanamkan: 1) Pakaian bersih dan rapi, 2) Sebelum berangkat berpamitan "salim" cium tangan ayah dan mama, 3) Berdoa keluar rumah, berdoa naik kendaraan, 4) Uang jajan harus diberikan, walaupun hanya Rp. 1.000 s.d Rp. 2.000 rupiah saja, karena mereka  punya dunia dimana mereka dengan uang itu bisa bergaul dengan teman, bisa juga jika terjadi sesuatu dia bisa gunakan untuk keperluannya, misal kehausan/kelaparan (yang kita tidak tahu) karena energi pertama sekolah sangat membutuhkan banyak tenaga. Hehehehe.

Jangan takut sekolah negeri ya ayah dan bunda semua. Negeri tidak kalah dengan swasta, atau sebaliknya. Pendidikan di negeri ini sama saja, tinggal kita sikapi dengan cara seperti apa. Tentu petunjuk dan komitmen pertama yang harus kita tanamkan dalam menyekolahkan anak kita yaitu: 1) Sekolah harus mendidik anak cinta tanah air, 2) Sekolah mendidik agar anak memiliki adab, 3) Sekolah mendidik agar anak menjadi cerdas dan terampil serta memiliki jiwa sosial.

Kita jangan salah menyekolahkan anak. Terkadang ingin anak memiliki kecerdasan yang tinggi, anak ingin menghafal kitab ini dan itu, anak ingin lebih baik dari orang tuanya, dll. Semua baik. Namun jangan salah, banyak sekolah yang menyediakan fasilitas bagus namun didalamnya mendidik anak kita menjadi radikal dalam beragama dan berbangsa. Ia dicetak agar memusuhi negara, diajak tidak cinta tanah air karena tidak ada dalilnya. Ketika kita salah menyekolahkannya, maka kita berinvestasi untuk menghancurkan negeri yang kita cintai ini. Tanpa terasa, mereka tumbuh subur bak jamur dimusim hujan, seperti era saat ini. Yuk tengok lagi ideologi dan pelajaran yang ditanamkan disekolah anak-anak kita.

Semoga generasi penerus bangsa ini menjadi generasi yang sehat, kuat, cerdas, dan tentu generasi yang cinta tanah air INDONESIA.

Selamat sekolah anakku....