Minggu, 13 September 2020

COVID-19 HARUS KITA HADAPI

Sumber Gambar: www.guguscovid19.go.id

Banyak masyarakat dan negara-negara di dunia dalam situasi wabah seperti ini dilanda kekalutan dan bahkan dilanda krisis. Wajar saja karena dengan adanya virus Covid-19 ini konsentrasi penanganannya harus dilakukan dengan penuh kehatian-hatian dan juga harus cepat, tepat, dan solutif. 

Contoh nyata negara yang dilanda virus ini akan mengalami resesi, bahkan orang yang sakit dan meninggal pun tidak mencukupi tempat perawatan dan pemakamannya karena keterbatasan tempat/lahan. Dana pemerintah semua hampir dialokasikan untuk pencegahan dan penanganan virus ini. Indonesia saja, dari pemerintah anggaran belanja dipotong dan dialokasikan untuk itu. Tetapi sampai juga terdengar bahwa pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan sulit menyalurkan anggaran tersebut sehingga dalam laporannya kepada Presiden RI, Ir. Joko Widodo, penyerapan anggaran penanganan dan pencegahannya masih sedikit. Inilah kegeraman Presiden saat itu. Namun seiring berjalannya waktu, makin membaik. 

Inilah pelajaran berharga, bahwa saat keadaan genting dan bahaya negara harus hadir dengan cepat dan tanggap. Masyarakat tidak mau tahu "pokoknya pemerintah kudu tanggung jawab", kira-kira begitu tanggapan gampangnya. Disisi lain kita juga harus mengerti dan memahami langkah-langkah kebijakan yang diambil baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Jika kita memahami maka apapun tindakan dan kebijakan pemerintah harus kita jalankan, kita jalani dengan sebaik-baiknya.


Curhatan Driver Ojek 

Tukang Ojek (Online&Pangkal): Covid-19 membuat pelanggan khawatir dan takut tertular setelah naik dan bertransaksi. Sehingga harus mengeluarkan cost tambahan untuk membeli hand sanitizer, pelindung antara driver dan penumpang, membeli disinfektan. Sedangkan pendapatan belum sebanding dengan pengeluaran. Dapur dirumah harus "ngepul". 

Inilah pemaksaan keadaan, agar ada inovasi untuk menjembatani masalah menjadi solusi agar mereka semua dapat tetap bekerja. Ketika bekerja mendapatkan keuntungan, tentu keluarga driver Ojek ini tenang, dan bahagia.


Curhatan Pedagang Sayur

Pendapatan turun drastis, barang dagangan harus dikurangi karena volume pembeli tidak sebanyak hari-hari biasanya. Namun para pedagang mulai terbiasa dengan kebiasaan pembeli, seperti ada yang memborong untuk kebutuhan beberapa hari kedepan, ada yang menggunakan kaos tangan agar aman, dan mulai mengekor seperti ular. Kebiasaan berkerumun menjadi kebiasaan antri dengan jarak dan waktu harus berbelanja dengan cepat. 


Curhatan Pemulung

Sampah plastik bertambah banyak, namun mereka harus hati-hati karena mereka mengambil barang bekas yang tidak tahu apakah mengandung virus covid-19 atau tidak. Kasihan. Memang begitu besar resikonya menjadi pemulung yang banyak ditemui juga mereka tidak menggunakan masker dan sarung tangan.

Selain itu ada keberkahan bertambahnya barang yang dipungut, namun tidak seganas ancaman virus yang mengintai mereka setiap detik. Tidak sedikit juga mereka yang sudah kelelahan bersama dengan kelompok mereka duduk dipinggir-pinggir jalan. Ada yang memang istirahat, bahkan ada juga yang meminta belas kasihan. Terkadang barang yang mereka kumpulkan di pengepul juga tersendat alias tidak diterima karena alasan tertentu.


Curhatan Guru dan Dosen

Murid, mahasiswa diliburkan. Dari TK hingga Mahasiswa Doktor sekalipun. Siapa bilang, mereka tidak ingin mengajar. Justeru mereka semua kangen tatap muka, mengenal satu dengan yang lain. Apalagi murid, siswa/mahasiswa yang baru masuk. Sekolah/kuliah daring pun dilakukan. 

Apa daya orang tua yang biasa memasrahkan belajar kepada guru/dosen harus mengajari atau mengawasinya dari rumah. Sama-sama belajar. Unik dan seru. 

Guru/dosen setiap hari harus mengirim tugas, baik dalam bentuk gambar, kalimat perintah, maupun video. Seminggu kemudian tugas tersebut harus dikumpulkan.

Ruang-ruang digital mulai dikenal dan familiar, dari yang dulu dengan Skype sekarang ada Zoom, Google Meet, Google Classroom, dan lain-lain. Tuntutan teknologi menjadi bagian dari proses belajar mengajar. Hingga pada saat ini masih juga ada guru, dosen yang belum dapat mengoperasikan aplikasi-aplikasi tersebut. Bukan soal. Kita lebih menyoal betapa pentingnya ilmu untuk kita pahami yang sumbernya dari para guru/dosen kita.


Curhatan Orang Tua, Terutama Ibu-ibu

Dari pagi hari bangun sudah menyiapkan makanan untuk sarapan. Anak yang masih kecil harus dimandikan dan disuapi. Selai itu harus menyiapkan makanan suami.

Menjelang jam 8 sudah siap untuk menerima tugas dari guru, via sms, wa, atau email. Anak yamg siap belajar dengan baju rapi, 5 menit dalam kondisi aman. 10 menit mulai goyang alias rewel dan banyak tingkah polah. Hingga 30 menit si Ibu harus menjinakkan anaknya agar tetap betah didepan kamera HP atau video yang diputar. Ini biasanya untuk Ibu yang anaknya dikelas TK hingga kelas 3 atau 4 SD. Belum temtang melerai si anak yang berantem dengan si kakak atau adik. Beruntung bagi yang sudah besar dan dewasa, mereka sudah mandiri dan mengerti apa yang harus dilakukan. 


Curhatan Masyarakat Masih Banyak, Lalu?

Situasi ini harus dihadapi. Tiga M harus dijalani, mulai Mencuci Tangan, Memakai Masker, Menjaga Jarak 1-2 meter ketika berbicara dengan orang lain. Kita juga harus meningkatkan imun tubuh agar sesakit apapun badan kita imun kita tetap kuat. Jika kita sakit, dokter di klinik atau rumah sakit sangat menghindari kontak fisik dengan pasien, maka kita juga harus memacu adrenalin agar tertantang untuk berfikir dan berusaha agar badan tetap sehat.

Sampai kapan? Kita tidak ada yang tahu. Wabah berakhir alhamdulillah. Tinggal sisa-sisanya. Jika belum kita juga terus bertawakal. Karena kita tidak tahu apakah kita bagian dari korban atau bagian dari positive maker dalam menjalani situasi yang super istimewa ini.

Pada akhir tulisan ini mengutip fatwa para Ulama yang tergabung dalam Nahdlatul Ulama, bahwa orang yang terkena wabah Covid-19 dan meninggal, maka dinyatakan wafat dalam keadaan syahid. Syahid memang tingkatan yang sangat mulia, namun kita juga perlu ihtiar dalam menjalani proses-proses pencegahan agar covid-19 tidak menyebar dan menular kepada orang lain dengan baik.

Mari memperbanyak usaha pencegahan, berdoa dan selalu berbuat kebaikan antara sesama. Ini soal kemanusiaan, tanpa memandang SARA kita harus bahu membahu dan tolong menolong. TITIK. 

Semoga Tuhan melindungi kita semua. Aamiin.