Senin, 31 Oktober 2016

Mengaku Beragama

Banyak manusia yang mengaku beragama, akan tetapi sulit memaafkan kesalahan orang lain.

Banyak orang yang mengaku paham agama, tetapi suka mencaci perbedaaan suku/ras/agama yang berbeda dengan yang dianutnya.

Semoga Allah Yang Maha Perkasa menolong bangsa Indonesia dan menjadi bangsa yang baldatun tayyibatun warabbun ghafur.

Sabtu, 29 Oktober 2016

PEMUDA SEBAGAI PENERUS CITA-CITA BANGSA (Refleksi Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober)


Tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu bersatunya para pemuda-pemuda Indonesia untuk bersumpah untuk baik dalam bertanah air, berbangsa dan berbahasa yaitu Indonesia. Dengan tiga sumpahnya yang berbunyi:
1)      Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia
2)      Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3)      Kami putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 28 Oktober tersebutlah diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda yang sampai saat ini dijadikan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi saat ini bangsa Indonesia bukan bangsa yang pemuda-pemudanya seperti dulu, saat ini para pemuda-pemuda sudah hidup dijaman modern, penuh dengan keluasan ilmu pengetahuan dan kecanggihan tehnologi. Ketika saat itu para pemuda berjuang dengan pikiran dan angkat senjata untuk melawan segala bentuk penjajahan dan penindasan serta keterbelakangan, maka apakah saat ini para pemuda harus berjuang seperti jaman dahulu? Secara tidak langsung para pemuda adalah penerus perjuangan bangsa yang akan menggantikan generasi yang tua-tua. Sehingga membutuhkan pemuda yang tangguh, kuat dan berkualitas agar bangsa ini tetap sebagai bangsa yang besar. Seperti pidato Bung Karno berikan saya 10 pemuda, maka akan aku guncang dunia. Hal ini menandakan bahwa pemuda memiliki peranan yang kuat untuk melakukan perubahan-perubahan nyata didalam tatanan kehidupan.
Saat ini bangsa Indonesia telah berumur 66 tahun, selama masa perjaungan tidak lepas dari peran pemuda disegala bidang, mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik sampai bidang pertahanan dan keamanan. Maka semua element berperan dalam memperjuangkan bangsa Indonesia ini khususnya para pemuda. Ketika saat ini di Aceh, di Sulawesi, di Irian Jaya muncul gerakan-gerakan separatisme, maka apa yang harus dilakukan oleh para pemuda?
Bila ditinjau dari makna Sumpah Pemuda maka keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) inilah yang harus dipertahankan oleh pemuda, karena dari sabang sampai merauke semua pemuda sudah bersumpah berbahasa, bertanah air, berbangsa satu yaitu Indonesia. Akan tetapi kenapa banyak para pemuda yang terlibat didalam upaya pemecah belahan NKRI ini. Apakah saat ini para pemuda belum bisa bersatu untuk membangun dan membesarkan NKRI yang kita cintai ini?
Gerakan separatisme sekarang sudah mulai merekrut para kader-kader mudanya, antara lain adalah pemuda. Jika pemuda sudah diracuni dengan ideologi-ideologi yang menyimpang maka bisa diperkirakan 10-20 tahun gerakan separatisme tersebut akan semakin meluas dengan segala daya dan upaya yang dilakukan oleh gerakan tersebut untuk memisahkan diri dari NKRI. Jika dilihat dari segi politik, pemuda saat ini seharusnya cenderung lebih mudah untuk bersatu dan membangun negeri ini. Dengan alasan ilmu pengetahuan sekarang sudah mulai maju, teknologi sudah mulai berkembang pesat. Kedua faktor tersebut yang harus dimanfaatkan para pemuda-pemudi untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan serta untuk membangun NKRI.
Cita-cita bangsa Indonesia sudah dijelaskan didalam pembukaan UUD 1945, maka segala bentuk penjajahan harus dihapuskan khususnya penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang memang harus diperangi. Sudah saatnya para pemuda mulai bangkit dan menerawang masa depan dengan hati yang jernih dan akal sehat serta menuntut ilmu dengan sungguh-sungguh baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Sangat disayangkan jika bangsa Indonesia saat ini telah merosot rasa cinta terhadap tanah air ini, misalnya masih banyak pemimpin yang korupsi, angka kriminalitas yang tinggi, saling menjatuhkan antar penguasa dan pemimpin elit plitik, ego sukuisme yang tingi, rasa solidaritas yang mulai rendah, mulai merebaknya budaya barat (cenderung negative) di Indonesia. Apakah kenyataan yang ada, akan terus turun-temurun dari generasi ke generasi dimulai dari jaman sekarang hingga jaman di masa yang akan datang? Tentu semua itu tidak kita iginkan.
Maka pemuda sekarang harus dituntut untuk bisa menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum, karena ilmu pengetahuan umum jika tidak dibarengi dengan ilmu agama akan buta begitu juga dengan ilmu agama tanpa dibarengi ilmu pengetahuan umum maka akan buta. Mencuplik pesan mabaligh kondang Alm. K.H. Zainudin MZ, dalam berbagai tausiah-tausiahnya yaitu jadilah seorang yang intelek tapi berjiwa kiai dan jadilah kiai yang intelek. Dengan kedua-duanyalah bangsa Indonesia akan berhasil meraih cita-citanya. Sehingga degradasi nasionalisme akan bisa diatasi dan akan menciptakan para pemuda yang siap memimpin bangsa Indonesia dengan penuh rasa cinta serta melahirkan pemimpin-pemimpin negeri yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME serta pemimpin yang adil, jujur, bersih dan bijaksana. Sudah saatnya pemuda-pemudi menjauhi minum-minuman keras dan narkoba serta terus belajar dengan gigih karena hal tersebut merupakan salah satu upaya pemuda dalam meneruskan cita-cita bangsa.  

Pandangan dan Harapan

Gejolak-gejolak yang terjadi di negeri ini tidaklah bisa kita melihat dengan kacamata kuda. Boleh berpandangan beda, karena itu hak setiap manusia. Boleh berteriak sekeras mungkin karena itu ekpresi jiwa. Bukan berarti yang lain tidak ingin mengikuti, akan tetapi kita masih memiliki batas-batas dan analisa yang lebih penting dibandingkan kita harus turun kejalan karena sesuatu hal yang dianggap sangat hina dan menghinakan.

Allah tidak tidur, kita menengadahkan doa berharap agar hidayah Allah merasuk dalam hati orang-orang yang memang berniat merusak agama Islam dari berbagai sisi. Walaupun hukum negara (hukum positif) harus tetap kita tegakkan dan apapun hasilnya kita harus hormati.
Sahabatku, saudaraku sebangsa dan setanah air. Jika itupun masih dirasa mengecewakan, maka siapkan pemuda-pemuda yang lebih handal, mumpuni baik jiwa dan raga untuk menyuarakan kebenaran dan keadilan bukan untuk kemenangan kelompok tertentu tetapi untuk NKRI, dan ini yang saya fikir lebih terhormat.