Selasa, 27 Juni 2023

PETUALANGAN BARU DI BENGKULU



Hampir 5 tahun bekerja di Badan Litbang dan Inovasi (BLI) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sekarang teralah bertransformasi menjadi Badan Standardisasi Instrumen  Lingkungan Hidup dan Kehutanan (BSILHK), terhitung sejak Februari 2018 s.d Juni 2023. Memang waktu begitu cepat, saat masih bergabung di ACIAR Project di Pusat Penelitian dan Pengembangan Sosial ekonomi dan Kebijakan Perubahan Iklim (P3SEKPI) pada tahun 2015 s.d 2018 seolah-olah baru kemarin waktu itu terjadi. Dan saat ini di pertengan tahun 2023 mencoba tantangan baru di dunia konservasi, tepatnya di BKSDA Bengkulu.

Perjalanan ini menjadi petualangan baru, bertemu kolega dan teman kerja baru serta suasana dan pembahasan baru. Tidak mudah. Tugas berat harus dipikul untuk sebuah kerja-kerja konservasi yang saat itu menjadi dambaanku, walaupun memang sulit untuk mencapai itu. Saat ini kesempatan telah Tuhan berikan, apakah akan aku buktikan agar petualangan ini tetap menjadi ukiran sejarah hidupku? Tentu kita hanya bisa menjalani sebaik mungkin berikhtiar agar dapat menjadi bagian "konservasionis" itu.

Dalam proyek Conserve ini, bertindak sebagai Regional Technical Officer (RTO) adalah sebuah kesempatan, dimana di tingkat tapak intervensi penyelamatan satwa kunci harus digelorakan. Lanskap Seblat yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari lanskap yang tersambung dari Bukit Barisan hingga Seblat. Masing-masing terpisahkan oleh administrasi yang memang secara fungsi harus tetap dipertahankan agar keanekaragaman hayati dapat dipertahankan.

Satwa kunci yang menjadi icon dari Seblat yaitu Gajah sumatera (Elephas maximus sumatranus) dan banyak satwa lain yang harus dilindungi seperti Harimau sumatera (Panthera tigris sumatrae). Intervensi program dan kegiatan di lanskap Seblat akan semakin tinggi dengan adanya proyek Conserve ini. Seharusnya perbaikan lanskap juga semakin bagus. Apakah benar? Nanti akan kita lihat intervensinya dalam interval waktu triwulan dan tahunan.

BKSDA Bengkulu sebagai pelaksana yang dipimpin oleh kepala balai, mengusulkan berbagai kegiatan untuk menunjukkan permorfa organisasi BKSDA sebagai representatif kehadiran negara untuk perbaikan kondisi lanskap Seblat. Kegiatan rutinan seperti patroli, pemantauan habitat gajah, pemberdayaan masyarakat dan juga bantuan stimulan kegiatan dalam rangka peningkatan ekonomi masyarakat sekita lanskap, dilakukan untuk mengurai berbagai persoalan-persoalan yang ada.

Tentu tidak sendirian, BKSDA Bengkulu tentu juga menggandeng berbagai stakeholder terkait baik lokal maupun nasional untuk sama-sama melakukan intervensi di lanskap Seblat agar kondisi habitat/ekosistemnya mencapai kondisi yang lebih baik.

Tempat baru dan cara kerja baru di dunia konservasi harus dipelajari, sehingga tidak heran jika konservasi adalah sebuah jalan untuk menuju perbaikan kualitas hutan tanpa mengabaikan masyarakat lokal. Petualangan yang akan dilalui harus dinikmati. Aku berharap Seblat akan semakin membaik.


Semoga....




Tidak ada komentar:

Posting Komentar