Oleh :
Faridh
AL-Muhayat Uhib H, S.Hut*
*Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Komisaraiat Unila
2007-2008 ;
Direktur Eksekutif LSM Garuda Sylva (Garsy) 2010-2012 ;
Koordinator Forum Komunikasi Kader Konservasi Indonesia (FK3I) Lampung
2010-2014
Tanggal 28 Oktober 1928
merupakan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia yaitu bersatunya para
pemuda-pemuda Indonesia untuk bersumpah untuk baik dalam bertanah air, berbangsa
dan berbahasa yaitu Indonesia. Dengan tiga sumpahnya yang berbunyi :
1)
Kami
putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air
Indonesia
2)
Kami
putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
3)
Kami
putra dan putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Kemudian pada tanggal 28
Oktober tersebutlah diperingati sebagai hari Sumpah Pemuda yang sampai saat ini
dijadikan hari bersejarah bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi saat ini bangsa
Indonesia bukan bangsa yang pemuda-pemudanya seperti dulu, saat ini para
pemuda-pemuda sudah hidup dijaman modern, penuh dengan keluasan ilmu
pengetahuan dan kecanggihan tehnologi. Ketika saat itu para pemuda berjuang
dengan pikiran dan angkat senjata untuk melawan segala bentuk penjajahan dan
penindasan serta keterbelakangan, maka apakah saat ini para pemuda harus
berjuang seperti jaman dahulu? Secara tidak langsung para pemuda adalah penerus
perjuangan bangsa yang akan menggantikan generasi yang tua-tua. Sehingga membutuhkan
pemuda yang tangguh, kuat dan berkualitas agar bangsa ini tetap sebagai bangsa
yang besar. Seperti pidato Bung Karno berikan saya 10 pemuda, maka akan aku
guncang dunia. Hal ini menandakan bahwa pemuda memiliki peranan yang kuat untuk
melakukan perubahan-perubahan nyata didalam tatanan kehidupan.
Saat ini bangsa Indonesia
telah berumur 66 tahun, selama masa perjaungan tidak lepas dari peran pemuda
disegala bidang, mulai bidang pendidikan, ekonomi, sosial, budaya, politik
sampai bidang pertahanan dan keamanan. Maka semua element berperan dalam
memperjuangkan bangsa Indonesia ini khususnya para pemuda. Ketika saat ini di
Aceh, di Sulawesi, di Irian Jaya muncul gerakan-gerakan separatisme, maka apa
yang harus dilakukan oleh para pemuda?
Bila ditinjau dari makna
Sumpah Pemuda maka keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia (NKRI) inilah
yang harus dipertahankan oleh pemuda, karena dari sabang sampai merauke semua
pemuda sudah bersumpah berbahasa, bertanah air, berbangsa satu yaitu Indonesia.
Akan tetapi kenapa banyak para pemuda yang terlibat didalam upaya pemecah
belahan NKRI ini. Apakah saat ini para pemuda belum bisa bersatu untuk
membangun dan membesarkan NKRI yang kita cintai ini?
Gerakan separatisme
sekarang sudah mulai merekrut para kader-kader mudanya, antara lain adalah
pemuda. Jika pemuda sudah diracuni dengan ideologi-ideologi yang menyimpang
maka bisa diperkirakan 10-20 tahun gerakan separatisme tersebut akan semakin
meluas dengan segala daya dan upaya yang dilakukan oleh gerakan tersebut untuk
memisahkan diri dari NKRI. Jika dilihat dari segi politik, pemuda saat ini
seharusnya cenderung lebih mudah untuk bersatu dan membangun negeri ini. Dengan
alasan ilmu pengetahuan sekarang sudah mulai maju, teknologi sudah mulai
berkembang pesat. Kedua faktor tersebut yang harus dimanfaatkan para
pemuda-pemudi untuk mempererat tali persatuan dan kesatuan serta untuk
membangun NKRI.
Cita-cita bangsa
Indonesia sudah dijelaskan didalam pembukaan UUD 1945, maka segala bentuk
penjajahan harus dihapuskan khususnya penjajahan terhadap bangsa Indonesia yang
memang harus diperangi. Sudah saatnya para pemuda mulai bangkit dan menerawang
masa depan dengan hati yang jernih dan akal sehat serta menuntut ilmu dengan
sungguh-sungguh baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan umum.
Sangat disayangkan jika
bangsa Indonesia saat ini telah merosot rasa cinta terhadap tanah air ini,
misalnya masih banyak pemimpin yang korupsi, angka kriminalitas yang tinggi,
saling menjatuhkan antar penguasa dan pemimpin elit plitik, ego sukuisme yang
tingi, rasa solidaritas yang mulai rendah, mulai merebaknya budaya barat
(cenderung negative) di Indonesia. Apakah kenyataan yang ada, akan terus
turun-temurun dari generasi ke generasi dimulai dari jaman sekarang hingga
jaman di masa yang akan datang? Tentu semua itu tidak kita iginkan.
Maka pemuda sekarang
harus dituntut untuk bisa menguasai ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum,
karena ilmu pengetahuan umum jika tidak dibarengi dengan ilmu agama akan buta
begitu juga dengan ilmu agama tanpa dibarengi ilmu pengetahuan umum maka akan
buta. Mencuplik pesan mabaligh kondang Alm. K.H. Zainudin MZ, dalam berbagai
tausiah-tausiahnya yaitu jadilah seorang yang intelek tapi berjiwa kiai dan
jadilah kiai yang intelek. Dengan kedua-duanyalah bangsa Indonesia akan
berhasil meraih cita-citanya. Sehingga degradasi nasionalisme akan bisa diatasi
dan akan menciptakan para pemuda yang siap memimpin bangsa Indonesia dengan
penuh rasa cinta serta melahirkan pemimpin-pemimpin negeri yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan YME serta pemimpin yang adil, jujur, bersih dan
bijaksana. Sudah saatnya pemuda-pemudi menjauhi minum-minuman keras dan narkoba
serta terus belajar dengan gigih karena hal tersebut merupakan salah satu upaya
pemuda dalam meneruskan cita-cita bangsa.
Tulisan ini tidak dipublikasikan di media cetak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar