Selasa, 08 Agustus 2023

BKSDA BENGKULU TINGKATKAN KUALITAS DATA PATROLI MELALUI BIMTEK PENGGUNAAN SMART


Bengkulu 4 Agustus 2023-Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Bengkulu melalui dukungan pendanaan Global Environment Facility (GEF) dalam proyek Catalyzing Optinum Management of Natural Heritage for Sustainability of Ecosystem, Resources and Viability of Endangered wildlife Species (CONSERVE), bekerjasama dengan Wildlife Conservation Society-Indonesia Program (WCS-IP) melaksanakan bimbingan teknis (Bimtek) penggunaan Spatial Monitoring and Reporting Tool (SMART).

Kegiatan bimtek dilaksanakan selama empat hari di hotel Cordela Inn Kota Bengkulu tersebut diikuti 30 peserta. Bimtek yang dilakukan dari tanggal 1 sampai 4 Agustus 2023 tersebut tidak hanya diikuti oleh pegawai BKSDA Bengkulu, namun diikuti juga dari Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Bengkulu Utara, KPHP Mukomuko, PT. Sipef Biodiversity Indonesia, Yayasan Genesis Bengkulu, dan Lingkar Insiatif Indonesia.

Pada acara pembukaan hadir secara online Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi (PKK) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (Ditjen KSDAE), Direktur Konservasi Keanekaragaman Hayati dan Sumber Daya Genetik (KKHSG) Ditjen KSDAE merangkap National Project Director (NPD) Conserve, National Project Manager Conserve Wahdi Azmi, dan Kepala BKSDA Bengkulu yang juga merangkap Regional Project Director (RPD) Cosnserve Lanskap Seblat Hifzon Zawahiri yang di dampingi jajaran serta personil Project Implementation Unit Conserve.

Kepala BKSDA Bengkulu-RPD Conserve Lanskap Seblat, Hifzon Zawahiri menyampaikan, SMART merupakan salah satu kebutuhan dalam upaya memperkuat Resort Base Management (RBM) untuk mengelola Kawasan konservasi. Ia juga mengharapkan agar hasil bimtek SMART ini dapat diimplementasikan di setiap resort dan hasilnya dapat dilaporkan secara berkala sebagai pertimbangan dalam pengambilan kebijakan.

Dalam acara pembukaan bimtek, Direktur KKHSG-NPD Conserve Indra Exploitasia mengucapkan terimakasih atas sistem perekaman data lapangan melalui SMART yang telah berlangsung lama dan sangat berguna bagi pengelolaan kawasan konservasi yang dikela Direktorat PKK Ditjen KSDAE.

“Saya mengusulkan adanya pengembangan tambahan menu terkait inventarisasi keanekaragaman hayati tinggi serta menu interaksi negative antara satwa dan manusia untuk mempermudah penanganan. Selain itu harapan saya di SMART dapat juga ditambahkan menu Sistem Sehat Satli (sistem informasi kesehatan satwa liar di Indonesia) yang dikelola oleh KLHK agar lebih banyak informasi yang dibutuhkan dalam pengambilan kebijakan” imbuhnya.

Sebagai pengampu program penggunaan aplikasi SMART KLHK, Direktur PKK Jefry Susyafrianto memberikan arahan khusus dalam bimtek yang dilaksanakan oleh BKSDA Bengkulu. Ia mengucapkan apresiasi kepada BKSDA Bengkulu yang pada akhirnya akan mengaplikasikan SMART dalam kegiatan pengelolaan kawasan konservasi di wilayah kerjanya dengan dukungan dari Conserve dan juga WCS-IP yang terus mengawal praktik-praktik penggunaan SMART.

“Saat ini kita sangat memerlukan data dan informasi yang akurat serta cepat dalam mengambil keputusan. KSDAE memiliki willayah konservasi yang banyak dan terpisah-pisah. Tentunya perlu kecepatan dalam menangani permasalahan di lapangan terutama dalam mengawasi peredaran berbagai satwa. Maka perlu melibatkan lintas instansi seperti KPH yang juga bersinggungan dengan wilayah konservasi bahkan private sector” ujarnya dalam pembukaan bimtek.

Kita juga sedang mendukung program FOLU Net Sink melalui tranformasi tata kelola kawasan konservasi dengan penerapan teknologi secara digital, kolaboratif, adaptif, dan inklusif.  Maka aplikasi SMART menjadi penting dalam pengelolaan ditingkat tapak. Imbuhnya diakhir sesi dalam memberikan arahan dan membuka acara secara resmi.

Mencermati tugas dan fungsi BKSDA Bengkulu yang semakin berat, terutama dalam pelestarian sumber daya alam hayati di wilayah provinsi Bengkulu dan provinsi Lampung maka diperlukan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Sumber daya manusia yang dilatih dalam bimtek SMART diharapkan menjadi campion di masing-masing resort untuk mendukung serangkaian proses dalam sistem SMART.

SMART merupakan alat untuk mencatat dan melaporkan kegiatan patroli dan kegiatan pendukung lainnya (pelaksanaan penyuluhan, penertiban peredaran, dan lain sebagainya) secara spasial sehingga memberikan data yang akurat dan bisa dipertanggung jawabkan. Aplikasi SMART dapat dipergunakan untuk membuat rencana pengelolaan yang lebih baik, mengevaluasi dan mengimplementasikan aksi konservasi serta meningkatkan akuntabilitas.

Aplikasi yang dikembangkan oleh KLHK bersama WCS-IP tersebut terus mengalami penambahan-penambahan menu karena adanya kebutuhan-kebutuhan informasi yang harus dilaporkan ditingkat tapak. Mengingat keanekaragaman hayati yang dimiliki Indonesia sangat tinggi, kebijakan pemerintah seperti dalam Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.106/menlhk/setjen/kum.1/12/2018 Tahun 2018 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.20/menlhk/setjen/kum.1/6/2018 Tentang Jenis Tumbuhan dan Satwa yang Dilindungiterdapat 904 jenis satwa dan tumbuhan yang dilindungi, maka harus terus dikakukan aksi dan juga elaborasi dari berbagai data yang diperoleh dari lapangan maupun dari lembaga resmi seperti The International Union for Conservation of Nature (IUCN) untuk memperkuat status dan kebijakan pengelolaan yang tepat.

Mengutip dari laman https://nationalgeographic.grid.id, IUCN pada tahun 2021 melaporkan adanya beberapa satwa di Indonesia masuk dalam status “terancam punah” setelah sebelumnya berstatus “rentan”. Beberapa satwa dimaksud di antaranya adalah komodo, badak sumatra, orangutan tapanuli, orangutan sumatra, badak jawa, dan rusa bawean[1].

Perlunya pemantauan, pelaporan, dan perlindungan secara terintegrasi melalui penggunaan SMART menjadi suatu kebutuhan agar hutan Indonesia dapat terjaga kelestariannya.(*)

Penulis: Faridh Almuhayat-RTO Conserve Lanskap Seblat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar