Kamis, 31 Agustus 2023

Catatan Akhir Agustus 2023 tentang GEGER NASAB

Dari sekian perdebatan nasab, tulisan yg mencerahkan dan mudah di pahami yaitu tulisan kiai imad ini: https://rminubanten.or.id/bantahan-terhadap-bantahan-habib-riziq-syihab-tentang-terputusnya-nasab-habib-kepada-rasulullah-saw/

Jadi secara ilmiah WAJAR DAN BOLEH mempertanyakan terkait ketersambungan NASAB BA ALAWI. Tidak ada tendensius apa-apa beliau menyatakan itu. BOLEH.

Yang berkembang sebenarnya fenomena sosial tentang dunia PER HABIBAN yang kini VIRAL dan dengan segala macam TINGKAH ANEH dari CERAMAH di panggung, Medsos, majelis ke majelis yang tidak sedikiti menyerang NASAB WALISONGO terputus, menyerang KIAI NU, bertingkah SOMBONG, Membangga-banggakan DIRI sebagai darah suci keturunan NABI, sampai masalah KEDEKATAN dengan kelompok RADIKAL yang orientasi politiknya bertentangan dengan prinsip bernegara kita Indonesia ini, dan lain-lain.

Sehingga tidak heran, KRITIK dan JUGA serangan BALIK diserukan KULTURAL NU para GUS, SANTRI, dan juga para santri yang selama ini diam karena tawadlu' yang mereka sendiri sudah biasa mendengar dari guru2nya bahwa HABAIB itu bukan keturunan Rasul/Nabi Muhammad SAW. Sedangkan KULTURAL itu, saya melihat tidak ada MAKSUD membenci HABAIB-HABAIB yang ada di Indonesia saat iniSEBAB mereka tahu ada rantai ILMU, ada berkah ILMU yang diambil, banyak habib yang SHOLEH dan khasyaf bahkan banyak yg menjadi WALI.

Terlihat sudah tidak ada perbedaan antara HABAIB dan Ulama-Ulama kultural (NU) ttg AMALIAH dan UBUDIAH itu bahkan sama, lalu yang mengkaji soal NASAB HABIB itu kenapa sekarang diserang habis-habisan seolah-olah SUUL ADAB dengan narasi-narasi miring? atau sebaliknya followers Pengkaji NASAB juga juga getol menyerang dengan segala amunisi yang mereka punya. Saya sendiri dimana, saya ditengah saja CINTA NU, CINTA ULAMA, CINTA KIAI, CINTA SAYYID, CINTA SYARIF, CINTA HABAIB, CINTA budaya Indonesia yang mengedepankan ketimuran.

Jika saya membaca tulisan-tulisan, video, dll pun kalo yang mengatakan terputus silahkan, bagi saya cukup menjadi PEMAHAMAN/PENGETAHUAN catatan kaki. Pun jikalau tersambung, maka juga tidak menjadi masalah, toh SAYA ini bukan siapa-siapa hanya HAMBA yang penuh dengan KEKURANGAN sana sini.

Hemat pembacaan saya, ini bukan SUUL ADAB, jika ada yang bilang SUUL ADAB sah-sah saja. Namun sebaiknya sebagai CATATAN KAKI dalam dunia NASAB dan juga menjadi kehati-hatian dikemudian hari. Akhirnya hikmahnya adalah, pentingnya BUKU CATATAN SEJARAH KELUARGA atau Buku Riwayat hidup orang-orang yang kita CINTAI dengan referensi/sumber yang SHOHIH. Sehingga ada ketersambungan Informasi. Kiai imad tidak salah, tulisannya mengungkap dan ditanggapi satu per satu masukan dan kritikan untuk karyanya. Namun yang salah itu mungkin SAYA sendiri, atau kita yang masih AWAM memahaminya hehehe

Sebagai akhir catatan, masih boleh kok belajar dengan mereka para HABAIB, tp bukan juga yang dengan 1 Habib bodoh lebih mulai dari 100 kiai lho...klo tidak salah ada 1 statement habib fulan yang bilang gitu (senyumin saja, tp tidak benci kok). Tetap kita takdzimi, hormati guru-guru kita, SAYYID, SYARIF, HABIB, GUS, NING, dst itu. Kita juga harus menggunakan akal sehat dalam beragama supaya tetap dalam koridor yang benar. Wallahu a'lam bish shawab.

Tabik,

Bengkulu, 31 Agustus 2023

Tidak ada komentar:

Posting Komentar