Selasa, 31 Oktober 2023

Refleksi penghujung Oktober 2023: Demokrasi NO VIRAL NO JUSTICE



Beberapa kenangan tahun 2009 di FB mengingatkan sebuah Quoteku yang gelisah akan situasi bangsa saat itu era Presiden SBY terkesan belum optimal. Maklum tahun 2009 saat mahasiswa sering sekali kritikan pedas untuk pemerintah terlontar baik dengan tulisan maupun aksi-aksi demontrasi. 
Om FB mengingatkan begini "Negara kita sedang berada dalam era orde yang paling baru yaitu matinya demokrasi. Apakah kita akan terus membungkam diri?" Singkat cerita, refleksi itu ingin terungkap kembali dalam sebut Quote yang kebetulan akhir Oktober juga.

Spontan saja kubalas Quote tahun 2009 di FB itu begini "Demokrasi NEGARA kita ini hidup, namun hidupnya sekarang bergantung pada "NO VIRAL NO JUSTICE". Ahli-ahli bahasa bersilat lidah, ahli politik bersilat intrik, ahli hukum bersilat pasal. Lalu demokrasi bak bola pingpong yang terombang ambing sesuai pesanan. Demokrasiku Pancasila. Teguhlah pendirianmu wahai penerus bangsa...."

Momentum ini suatu kebetulan, tahun 2009 juga tahun politik, 2023 juga tahun politik. Semua calon eksekutif dan legislatif berlomba-lomba mendulang suara di basis masing-masing. Capres dan Cawapres dari pasangan AMIN, pasangan GAMA, maupun pasangan PASANG hingga foto ganteng dan cantik DPD, DPR RI, DPRD, sampai-sampai lupa berapa banyak nyawa saudara kita di Palestina melayang. 

Tetapi keyikanku menguat, kemarin Presiden RI Ir. H. Joko Widodo telah melakukan pernyataan bahwa mengutuk keras dan memberikan bantuan kemanusiaan, serta Indonesia tetap berdiri bersama Palestina. 

Saat 2009 demokrasi itu mati, kenapa? sebab terbungkamnya suara kebenaran diatas mulut-mulut kotor yang berlalu lalang di televisi maupun koran dan media daring. Sehingga demokrasi yang mengarah pada penegakan hukum dan keadilan justeru menjadi bulan-bulanan para "pelakor-pelakor" bangsa ini. Bagaimana tidak, isu gurita KKN pun menguat. 

Hampir sama, namanya juga KKN. Kuliah Kerja Nyata. Kuliah nya terkait materi 5W 1 H tentang korupsi-kolusi-nepotisme. Kerja nya mewujudkan kenyataan. Nyatanya hingga hari ini KKN sulit diatasi, bahkan menjadi-jadi. 

Jika bicara dinasti kolusi, bukankah sudah ada praktinya dari jaman dulu? Liat berapa banyak kepala daerah yang keluarga mencalonkan diri menggantikan si suami/si istri di eksekutif. Anak dan saudaranya di legislatif. 

Sekarang, dari elit partai saja, bisa dikatakan dari pembina, pengurus harian, sampai dengan tingkat kecamatan bahkan kelurahan/desa pengurusnya bisa jadi saudara-saudaranya termasuk jajaran pengurus. Padahal partai itu hanya sebagai "jalan" mencapai tujuan berbangsa dan bernegara dengan cara politik bebas aktif.

Demokrasi kita tidak baik-baik saja. Jangankan soal diatas, soal penegakan hukum saja belum menunjukkan perbaikan signifikan, namun kita harus menyesuaikan atau melakukan penyesuaian selang beberapa puluh tahun lagi. Banyak kasus yang viral di media sosial, trending topik bisa dikirim kesiapa saja, dan juga bisa ke aparat pemerintah dan penegak hukum dengan cepat. Baru kasus/masalah/aduan ditindak lanjuti karena telah viral kemana-kemana secara cepat. 

Istilah kerennya, NO VIRAL NO JUSTICE.

Oktober 2023 merupakan momentum yang tidak menguntungkan untuk penegakan hukum, namun tidak bagi para jomblo. Penegak hukum akan menegakkan sesuai hukum dan pasal-pasal yang sesuai, sedangkan jomblo tidak sembarang pasal-pasal dikeluarkan Hehehehe...

Berharap di tahun 2023 akhir ini, demokrasi kita dapat tumbuh lebih baik dan tidak ada kata lemah syahwat atau masuk angin. Aku yakin negeriku ini akan dapat mengelolanya dengan baik. 

Selamat malam sobat, mungkin celotehan ini membuatku makin tidak berguna. Setidaknya mewakili cara meluapkan emosi ditengah-tengah sorotan banyak elemen pemegang keputusan. 

Salam demokrasi pancasila. Penerus bangsa harus tegak lurus berdiri diatas kaki sendiri-INDONESIA BERDAULAT.

Bengkulu, 31 Oktober 2023. 22.22 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar